Find Us On Social Media :

AI Bantu Perusahaan Cerdas Rencanakan Kebutuhan Tenaga Kerja

By Liana Threestayanti, Selasa, 7 Januari 2020 | 14:15 WIB

AI, machine learning, dan teknologi pintar lainnya berperan vital dalam membantu menyelesaikan persoalan di dunia kerja.

Rekrutmen

Dengan automasi, tahap awal proses rekrutmen dapat ditangani oleh mesin, misalnya, ketika menelaah surat lamaran dan ringkasan pengalaman kerja. AI juga dapat memindai dokumen-dokumen tersebut dan membuat assessment awal terhadap kandidat, berdasarkan pengalaman kerja, keahlian, dan sebagainya. Setelah pemeriksaan awal ini, karyawan personalia dapat mengambil alih, dan lebih memfokuskan pada evaluasi perilaku, temperamen, ketertarikan, dan faktor-faktor lain yang dapat berkontribusi terhadap kesuksesan karyawan.

Meski ada kekhawatiran bahwa posisi seorang eksektuif di bagian personalia akan hilang, atau setidaknya, sangat dibatasi, dengan mengintegrasikan teknologi, hal sebaliknya justru terjadi. Ketika tugas-tugas yang bersifat manual ditangani oleh teknologi, para manajer dan divisi Personalia memiliki lebih banyak waktu untuk memusatkan perhatian pada aspek-aspek bernilai tambah, seperti:

Perkenalan/Onboarding

Proses onboarding tidak hanya mencakup banyak hal, tetapi juga sebenarnya sangat individual. Para pemimpin divisi Personalia dapat mengembangkan pendekatan yang lebih ringkas dan personal untuk melakukan onboarding karyawan baru. Pendekatan ini merangkum, antara lain, pengalaman kerja dan skillset, karakter, dan proses belajar karyawan baru tersebut. Dengan proses onboarding yang menyeluruh ini, karyawan akan lebih cepat terbiasa dengan posisi dan tanggung jawabnya yang baru.

Memberi (dan mendengarkan) umpan balik

Meskipun AI dapat mengotomatisasi respons untuk mempercepat proses, AI tidak dapat menggantikan sentuhan manusia saat kita berbicara tentang isu-isu yang lebih besar dan kompleks. Saat tugas-tugas yang membosankan dan memakan waktu telah diambil alih oleh mesin, para pemimpin dan eksekutif Personalia memiliki waktu one-on-one dengan para karyawan, memastikan permintaan dan umpan balik dari mereka dibicarakan dan didengar, baik untuk maupun oleh karyawan.

Penyelesaian masalah

Problem dan isu di tempat kerja bisa berupa sesuatu yang krits, tapi sulit diselesaikan. Keadaan seperti ini melibatkan tidak hanya cara penyelesaian yang kompleks bagi manusia, tetapi seringkali melibatkan hal sensitif yang sulit atau bahkan tidak mungkin disamai oleh mesin. Dengan menambah jumlah waktu para pemimpin Personalia untuk memerhatikan isu-isu yang lebih kompleks ini, semua pihak diharapkan dapat menemukan solusi terbaik.

Baru-baru ini, pemerintah Indonesia mengumumkan rencana untuk membekali tenaga kerja dengan keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan AI memiliki potensi untuk berkontribusi terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia di masa depan.  

Berbicara tentang rekrutmen dan pelatihan karyawan, AI akan membantu dalam merencanakan tenaga kerja di semua sektor. Kebanyakan narasi media tentang integrasi AI dan teknologi cerdas lainnya di tempat kerja menggambarkan situasi yang menakutkan. Yang terjadi adalah sebaliknya.

Indonesia memiliki perhatian besar terhadap sumber daya manusia dan merupakan pasar untuk berkembangnya AI. Dasar bagi AI dan analitik adalah ketersediaan data dan Indonesia mempunyai volume dan skala yang tepat untuk justifikasi investasi AI. Ketika digunakan dengan benar, mesin dapat membantu mendukung dan meningkatkan tenaga kerja melampaui apa yang mereka capai saat ini, dan pada akhirnya akan memaksimalkan potensi manusia.