Find Us On Social Media :

Selain Drone Pembunuh Jenderal Iran, Inilah Deretan Drone Mematikan

By Rafki Fachrizal, Kamis, 9 Januari 2020 | 17:45 WIB

Predator B (MQ-9 Reaper)

Awal tahun ini, dunia diramaikan dengan aksi Amerika Serikat (AS) yang sukses menjalankan aksi serangannya terhadap Iran yang mengakibatkan tewasnya komandan pasukan elit militer Iran (IRGC) yakni Jenderal Qasem Soleimani.

Dari kejadian tersebut, konflik antara AS dan Iran pun semakin memanas hingga muncul isu yang ramai di jagat maya mengenai potensi akan terjadinya perang dunia ketiga.

Nah, berbicara mengenai aksi serangan ini, diketahui AS melancarkan skenario tersebut dengan bantuan drone atau pesawat tanpa awak bernama Predator B (MQ-9 Reaper)

Fakta menariknya terkait drone, selain drone milik AS yang mengerikan tersebut, nyatanya ada pula drone lain yang dimiliki angkatan udara beberapa negara di dunia yang memiliki kemampuan tidak kalah hebatnya dengan drone Predator B.

Apa saja drone tersebut? Berikut ini daftarnya:

1. Predator C (General Atomics Avenger)

Predator C (General Atomics Avenger)

Dikembangkan oleh General Atomics Aeronautical Systems Inc. (GA-ASI), Predator merupakan drone tempur bertenaga jet milik pasukan Angkatan Udara AS (USAF) dan pasukan sekutunya.

Melakukan penerbangan perdana pada April 2009, drone ini memiliki berat take-off (lepas landas) maksimum 8.255kg dan kapasitas muatan hingga 2.948kg.

Soal senjata, pesawat ini dipersenjatai rudal Hellfire, bom tipe GBU -12/49, GBU-31, GBU-32, GBU-38, GBU-39, GBU-16/48, dan amunisi serangan langsung gabungan (JDMA).

Pesawat ini juga menawarkan kecepatan operasional dan transit yang lebih besar daripada pesawat seri sebelumnya (Predator B).

Didukung mesin turbofan Pratt dan Whitney PW545B, Predator C Avenger mampu mencapai ketinggian hingga 50.000 kaki, kecepatan maksimum hingga 400k (knot), dan waktu terbang selama 20 jam tanpa henti.

2. MQ-9B SkyGuardian

MQ-9B SkyGuardian

Drone ini merupakan varian terbaru dari seri MQ-9 RPAS yang saat ini digunakan oleh pasukan militer Amerika Serikat (AS), Inggris, Italia, Prancis, dan juga segera digunakan oleh Spanyol, Belanda, dan Belgia.

Dikembangkan oleh GA-ASI, drone ini memiliki berat take-off maksimum 5.670kg dan memiliki sembilan titik di sayapnya untuk menaruh muatan senjata yang dapat menampung beban hingga 1.814kg.

Kesembilan titik itu dapat membawa muatan senjata seperti 500lb GBU-12 Paveway II, bom terkendali dengan laser, dan rudal Hellfire AGM114 .

Oh ya, MQ-9B SkyGuardian mampu terbang pada ketinggian di atas 40.000 kaki dengan kecepatan maksimum 210k dan mengudara selama lebih dari 40 jam.

3. CH-5

CH-5

CH-5 atau yang juga dikenal sebagai Rainbow, merupakan drone yang dirancang dan dikembangkan oleh China Aerospace Science and Technology Corporation (CASC). 

Drone ini diperkenalkan pertama kali pada November 2016 dan boleh dibilang bentuknya menyerupai pesawat MQ-9 Reaper buatan AS.

Memiliki kapabilitas tempur yang tidak kalah hebatnya dengan drone buatan AS, drone ini dapat digunakan untuk melakukan pengintaian, pengawasan, patroli, hingga misi tempur untuk menyerang target yang dituju penggunanya.

Drone ini sendiri memiliki berat take-off maksimum 3.300kg dan kapasitas muatan 1.200kg. 

Sama seperti drone tempur pada umumnya, beberapa titik di sayap drone ini juga dapat disematkan rudal anti-armor terkendali tipe SAL-AR-2 dan dua paket rudal -masing-masing dua rudal- tipe AR-1 SAL.

Untuk mesinnya, drone ini didukung oleh mesin tunggal 330HP, dan pesawat dapat mencapai kecepatan 118k serta menawarkan daya tahan mengudara sampai 60 jam.

4. Heron TP

Heron TP

Lebih dikenal dengan nama Eitan, Heron TP adalah drone adalah drone tempur yang dirancang dan dikembangkan oleh Israel Aerospace Industries (IAI), perusahaan penerbangan yang beroperasi di Israel.

Tidak diproduksi untuk mendukung militer banyak negara di dunia, drone Eitan hanya diproduksi untuk menjadi salah satu garda terdepan Angkatan Pertahanan Israel (IDF).

Drone ini mampu membawa muatan hingga 2.700kg, dengan berat take-off maksimum adalah 5,670kg.

Muatan utama yang dibawa oleh drone ini di antaranya sistem untuk mendukung misi tempur seperti Synthetic Aperture Radar (SAR), Global System for Mobile communications (GSM), sensor intelijen komunikasi, dan muatan senjata seperti rudal atau bom.

Heron TP didukung oleh mesin 1.200 bhp Pratt dan Whitney PT-6A, dapat terbang 30 jam tanpa henti dengan kecepatan maksimum 220k. 

5. Yabhon United 40

Yabhon United 40

Memiliki nama sebutan Smart Eye 2, drone Yabhon dirancang dan dikembangkan oleh perusahaan dirgantara bernama ADCOM Systems yang berbasis di UAE. 

Saat ini, drone Yabhon telah digunakan Aljazair dan secara lokal dinamai Aljazair 54 untuk mendukung angkatan militernya.

Dari segi kemampuan, Yabhon mampu membawa muatan maksimum 1.000kg, yang muatan tersebut mencakup sensor dan sistem pengawasan seperti kamera, Synthetic Aperture Radar (SAR), dan sonar. 

Yabhon memiliki empat buah titik penyimpanan di bawah sayapnya yang dapat membawa amunisi seberat 400kg untuk ditargetkan ke musuh. 

Menariknya lagi, drone ini memungkinkan penggunanya untuk menambahkan muatan eksternal (seperti senjata) di sekitar bagian tengah badannya.

Dengan begitu, senjata yang dapat digunakan untuk melumpuhkan musuh dapat maksimal tersedia untuk digunakan oleh pengguna drone ini.

Berbicara soal mesin, Yabhon didukung oleh sistem propulsi turbin-listrik hybrid, yang di mana dengan mesin itu Yabhon dapat mencapai kecepatan maksimum 118k dan dapat mengudara selama 120 jam. 

6. MQ-1C Gray Eagle

MQ-1C Gray Eagle

Dirancang oleh GA-ASI, drone ini digunakan untuk pengintaian, pengawasan, dan melumpuhkan target.

Drone ini mampu membawa muatan total 488kg dengan rincian kapasitas bahan bakar sebesar 261kg dan muatan eksternal sebesar 227kg. 

Sama seperti drone buatan AS lainnya, drone ini dipersenjatai dengan rudal Hellfire dengan jumlah empat buah. 

Selain senjata, muatan eksternal lain yang dibawa MQ-1C termasuk sensor EO/IR, Synthetic Aperture Radar (SAR), dan communication relay sensors.

Di sektor mesin, drone ini ditenagai Thielert 165 HP dan memiliki berat take-off maksimum 1.633kg. 

Ketinggian maksimum yang diizinkan 29.000 kaki dan kecepatan maksimum adalah 167k.

Sedangkan kemampuan terbangnya, drone ini memiliki daya tahan mengudara selama 25 hingga 40 jam.

7. CAIG Wing Loong II

CAIG Wing Loong II

Wing Loong II dirancang dan dikembangkan oleh Aviation Industry Corporation of China (AVIC), yang di mana merupakan drone versi lanjutan dari Wing Loong I. 

Untuk diketahui, pesawat ini dihadirkan untuk melayani Angkatan Udara Tentara Pembebasan Rakyat (PLAAF).

Dalam beroperasinya, drone ini digunakan untuk pengawasan, pengintaian, dan serangan tertarget.

Mampu membawa muatan eksternal hingga maksimal 480kg, Wing Long II dapat dipersenjatai hingga 12 bom dan rudal (seperti bom FT-9/50, bom GB3, dan rudal TL-10).

Untuk jangkauan ketinggian, drone ini dapat mengudara di ketinggian menengah (sekitar 32.480 kaki) dengan kecepatan maksimum 199k dan dapat bertahan selama 32 jam di udara.

Sebagai tambahan informasi, drone ini memiliki berat take-off maksimal 4.200kg.

8. MQ-5B Hunter

MQ-5B Hunter

Dirancang dan dikembangkan oleh Northrop Grumman, drone MQ-5B Hunter telah sering dioperasikan oleh Angkatan Bersenjata AS (US Armed Forces) selama dua dekade terakhir.

Hal itu dilakukan demi memenuhi standar militer yang ditetapkan oleh Departemen Pertahanan AS (US Department of Defense).

Hunter mampu membawa muatan dengann total higga 226,8kg. Muatan utama dari drone ini yaitu sensor-sensor seperti electro-optical (EO)/infrared (IR) dan sistem komunikasi, serta senjata eksternal seperti Northrop Grumman Viper Strike.

Didukung oleh mesin yang tangguh, Hunter memiliki berat take-off maksimum 884,50 kg dan maksimum ketinggian penerbangan sebesar 18.000 kaki. 

Soal kecepatan yang mampu dicapai, drone ini dapat mencapai kecepatan maksimum 120k dan melakukan penerbangan selama 21 jam tanpa henti. 

9. TAI Anka

Drone ini talah dioperasikan oleh Angkatan Udara Turki dan pertama kali mereka gunakan pada tahun 2017.

TAI Anka

Dikembangkan oleh Turkish Aerospace Industries (TAI), drone ini dirancang untuk melakukan pengintaian, pengawasan, dan mendeteksi target atau musuh dari Angkatan Bersenjata Turki.

Total daya angkut dari TAI Anka sendiri sebesar 200kg, yang di mana muatan utamanya meliputi sistem Identification Friend or Foe (IFF), laser designator, laser finder, dan muatan senjata seperti  Rokestan smart micro munition (MAM-L), misil udara , dan roket CIRIT 2.75in.

Drone tempur ini ditenagai oleh mesin PD170 turboprop 150hp yang dikembangkan oleh Turkish Engine Industries (TEI). 

TAI Anka memiliki berat take-off maksimum 1.600kg, ketinggian terbang maksimum 30.000 kaki, dan daya tahan mengudara lebih dari 24 jam.

10. Predator B (MQ-9 Reaper)

Predator B (MQ-9 Reaper)

Nah, drone yang satu ini merupakan drone yang kini tengah ramai dipublik karena aksinya yang berhasil menghabisi nyawa Jenderal Iran Qosem Soleimani dengan seketika.

Untuk diketahui, saat ini Predator B digunakan oleh Angkatan Udara AS, NASA, Angkatan Udara Kerajaan Inggris, Angkatan Udara Italia, Prancis, dan Spanyol untuk mendukung pasukan militer mereka.

Dikembangkan oleh GA-ASI, drone ini dirancang untuk memenuhi standar NATO STANAG 4671.

Drone tempur Predator B dua kali lebih cepat dari Predator pendahulunya (Predator A) dan dapat membawa muatan 500% lebih banyak. 

Predator B mampu mencapai ketinggian maksimum hingga 50.000 kaki dan memiliki kecepatan maksimum 240k dan daya tahan mengudara hingga 27 jam.

Didukung oleh mesin turboprop Honeywell TPE331-10, drone ini dapat menampung muatan maksimum 1.746kg, termasuk muatan eksternal sebesar 1,361kg. 

Untuk senjata yang diangkutnya, drone ini sebenarnya bisa mengangkut berbagai jenis senjata udara.

Beberapa senjata yang biasa disematkan di drone ini seperti rudal AGM-114 Hellfire, bom GBU-12 Paveway II, dan GBU-JDAM.

Sekadar informasi, jenderal Iran tewas lantaran empat rudal AGM-114 Hellfire yang diluncurkan dari drone ini. Mengerikan bukan?