Wartawan senior dan pengusaha Ilham Bintang mengakui rekening bank miliknya kebobolan ketika ia sedang berada di Australia. Dia baru mengetahui peristiwa pembobolan, Senin (6/1/2020).
Kejadian ini bermula saat pendiri media Cek dan Ricek itu mendapati kartu seluler Indosat miliknya menunjukkan kata ‘SOS’ dan tidak ada jaringan. Padahal, Ilham sudah membeli paket roaming untuk digunakan di Australia saat tiba di Sydney sejak (30/12/2020) pagi.
Ternyata, subscriber identity module (SIM) atau kartu seluler miliknya dicuri oleh orang tak dikenal. Si pelaku melakukan penipuan dengan modus pertukaran SIM (SIM Swapping). Artinya, SIM yang dipegang oleh korban berganti kepemilikan kepada orang lain. Akibatnya, uang berjumlah ratusan juta di rekening bank miliknya dikuras.
“Akibat yang timbul sejak penukaran kartu itu, luar biasa besar. Rekening saya di Commonwealth Bank dibobol, sampai untuk menarik uang bilangan kecil saja pun tidak bisa lagi. Di Kartu Kredit BNI saya ada transaksi yang tidak saya lakukan kurun 4,5,dan 6 Januari,” kata Ilham Bintang seperti diunggah di akun Facebook pribadinya.
Pihak Commonwealth Bank mengonfirmasi pembobolan itu pada Ilham Bintang pada Senin (6/1/2020) siang waktu Melbourne. Ilham dikirimi data sejak Sabtu sampai Ahad terkait transaksi yang terjadi di rekeningnya.
“Pencuri menguras saldo saya dengan cara mentransfer ke hampir seratus rekening. Tidak masuk akal sama sekali. Menunjukkan betapa lemahnya pengawasan bank asing ini. Hasil curian leluasa dilayani transfernya seperti membayar cara pay roll gaji karyawan,” kata Ilham.
Setelah protes ke pihak Bank Commonwealth, Ilham lalu menelusuri ke pihak Indosat soal mengapa kartu simnya tidak berfungsi. Ilham mengaku sempat bicara dengan petugas Indosat bahwa sim-card miliknya rusak. Dan untuk penggantiannya, pemilik sim-card harus datang sendiri.
Setelah dijelaskan kronologisnya kepada Shavira, VIP Customer Care Indosat, beberapa jam kemudian, pihak Indosat mengirimi Ilham surat resmi.
“Jumat (3/1) pukul 21.02 WIB seseorang datang ke gerai Indosat di Bintaro Jaya XChange. Orang tak dikenal itu mengaku sebagai Ilham Bintang, meminta ganti sim-card, nomer: 081680xxxx,” ujar Ilham.
Anehnya, permintaan itu dipenuhi langsung oleh Gerai Indosat.
Beberapa hari kemudian, Ilham pun mendapatkan rangkaian gambar sosok orang yang meminta sim-card nomor ponsel miliknya dari CCTV di gerai Indosat Bintaro Jaya Xchange, Jumat (3/1) pukul 21.02 WIB. Menurut Ilham, dalam CCTV, proses mendapatkan kartu itu hanya sekitar 7 menit.
“Dimulai 20.54 sekian detik. Kelar 21.02 WIB. Tidak tampak ada proses verifikasi sebagaimana lazimnya. Malah, menurut pihak Indosat, petugasnya pun lupa memfotocopy KTP oknum itu. Akibat dari kejadian itu luar biasa,” kata Ilham Bintang.
Ilham pun menyayangkan, tidak dijelaskannya seperti apa mekanisme verifikasi dan validasi penggantian sim-card di Indosat. Sehingga, nomor kartu Ilham Bintang yang telah dipakai sejak 1994 bisa dicuri langsung melalui sebuah gerai Indosat.
Yang menimbulkan kecurigaan bagi Ilham adalah si karyawan customer service (CS) mengikuti keinginan si penipu. Tanpa ada sedikitpun kecurigaan dan verifikasi yang ketat.
Belum Lapor Polisi
Siber Mabes Polri mengaku belum mendapatkan laporan. Menurutnya, apabila korban membuat laporan maka penyidik akan segera menindaklanjuti untuk segera menemukan terduga pelaku yang mencuri simcard tersebut.
“Kami bekerja berdasarkan Laporan Polisi, sampai saat ini belum ada LP dari korban (Ilham Bintang),” kata Kasubdit I Direktorat Tindak Pidana Siber Bareskrim Polri, Kombes Reinhard Hutagaol saat dikonfirmasi, Jumat (17/1) malam.
Menurutnya, apabila korban membuat laporan polisi maka kasus tersebut akan segera ditangani. Serta terduga pelaku yang terekam CCTV akan dapat ditangkap.
“Insya Allah (dapat ditangkap),” ujarnya.
Menimpa Maia Estianty
Kejadian buruk kembali menimpa konsumen aplikasi on-demand Gojek. Kali ini, korbannya adalah seorang penyanyi sekaligus selebritas, Maia Estianty, yang kena tipu oknum mitra pengemudi ojek online, Gojek.
Kalau kemarin-kemarin mitra pengemudi menipu dengan cara meminta kode OTP (One-time Password) kepada pelanggan untuk meretas akun Gojek konsumen, kini penipu beranjak ke level yang lebih tinggi. Maia diminta untuk melakukan SMS terusan alias SMS Forwarding ke nomor pengemudi.
Menanggapi kejadian ini, pihak Gojek mengatakan tengah mengusut kasus penipuan Maia Estianty. Perusahaan juga terus mengimbau para konsumennya untuk tidak memberikan kode OTP atau data sensitif, yang diminta oleh oknum mitra driver.
Call Forwarding atau SMS Forwarding sendiri adalah aktivitas pengalihan komunikasi dari suatu nomor ponsel ke nomor ponsel lainnya. Ketika seseorang melakukan Call Forwarding dengan cara menekan *21* (dilanjutkan dengan nomor ponsel tujuan forward)#, semua SMS dan panggilan akan masuk ke nomor tujuan tersebut.
“Dia minta gw klik *21* 0821 78912261# ... tau apa yg terjadi? ternyata itu code kita sedang me FORWARD Data telpon kita ke dia... Trus dia sok log in akun gw, gw dapet sms Code OTP dong, rupanya dia juga dapet data sms yg gw terima,” tulis Maia dalam caption di Instagram.
Modus Call Forwarding ini bukan pertama kalinya dilakukan penipu untuk menyiasati korbannya. Namun, masih banyak konsumen di era digital yang masih belum memahami modus Call Forwarding atau SMS Forwarding, beserta bahayanya.
Maia mengatakan bahwa Call Forwarding ini mengizinkan oknum mitra pengemudi Gojek mengambil alih akun media sosial hingga mengakses kartu kredit milikinya.
“Yang bikin gue kesel, dia bisa meretas aplikasi gue yang lain-lain. Kayak Tokped (Tokopedia), plus Whatsapp gue di-delete dia. Alhasil gue ga bisa lagi pake WA,” keluh Maia.
Penipuan di Sorong Papua
Seorang pengguna Gojek di kota Sorong yang diketahui bernama Prameswara, kehilangan uang sebanyak Rp 28 juta dari tabungannya karena mengakses dan mengikuti petunjuk dari pelaku penipuan lewat aplikasi Gojek.
Korban yang bekerja sebagai penyiar Radio Republik Indonesia (RRI) Sorong melaporkan peristiwa yang dialaminya ke pihak kepolisian karena merasa telah ditipu.
Prameswara saat dihubungi di Sorong, Selasa, mengatakan peristiwa itu terjadi pada 6 Januari 2020 ketika ia memesan makanan lewat Go Food dengan metode pembayaran Gopay.
Setelah mengakses aplikasi, kata dia, kemudian yang bersangkutan ditelepon seorang yang mengaku driver yang mengatakan Gopay-nya sedang bermasalah. Kemudian korban diarahkan menggunakan e-banking atau ATM. Tanpa banyak tanya atau curiga, yang bersangkutan mengikuti arahan dari orang tersebut.
Prameswara menyampaikan bahwa dirinya baru menyadari telah ditipu ketika menerima pesan atau SMS banking ada transaksi yang tidak wajar.
"Saya sudah ke bank dan meminta rekening koran ternyata saya kehilangan uang Rp 28 juta dan saya sudah melaporkan kepada pihak kepolisian serta pihak Gojek Sorong," ujarnya.
Graig selaku perwakilan Gojek Sorong saat dikonfirmasi mengakui telah menerima laporan dari pihak korban atas kejadian tersebut. Menurutnya, akun Gojek yang menghubungi korban hingga korban ditipu telah dibajak atau dihack pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
"Korban juga sudah lapor kepada pihak Kepolisian dan kami akan melakukan pendampingan terhadap korban dalam proses ke depannya," tambah dia