Find Us On Social Media :

Butuh Dua Bulan, FBI Berhasil Bobol Keamanan Terenkripsi iPhone 11

By Adam Rizal, Senin, 27 Januari 2020 | 15:30 WIB

FBI

"Kami selalu mempertahankan tidak ada yang namanya backdoor untuk orang-orang baik. Backdoor bisa dieksploitasi oleh mereka yang mengancam keamanan negara dan keamanan data dari pengguna kami," demikian keterangan resmi Apple.

 Diserang Trump

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyerang Apple lewat cuitannya di akun Twitter.

Ia mengecam perusahaan yang didirikan Steve Jobs itu lantaran menolak membantu FBI membuka dua iPhone yang digunakan pria bersenjata di Pangkalan Angkatan Laut AS di Pensacola, Florida pada Desember 2019.

"Saya selalu membantu Apple soal perdagangan dan banyak isu lainnya. Tapi kok mereka menolak membantu pemerintah untuk membuka iPhone yang digunakan pembunuh, pengedar narkoba, dan pelaku kriminal lainnya," ungkap Trump, seperti dikutip dari Business Insider.

Ia kembali menegaskan bahwa Apple seharusnya berpartisipasi dan membantu negara dalam memerangi kejahatan. Berbagai permasalahan yang disebut Trump, salah satunya adalah soal perdagangan. Gedung Putih juga telah membuat pengecualian untuk iPhone berkenaan dengan tarif barang-barang impor dari China.

 Komentar Trump di Twitter ini muncul setelah Jaksa Agung AS William Barr mengatakan jika Apple tidak akan membantu selama penyelidikan berlangsung. Tapi, tuduhan Trump ini tidak sepenuhnya benar. Pada Senin, 13 Januari kemarin, Apple menolak tuduhan Departemen Kehakiman yang menyebut mereka tidak membantu investigasi.

Perusahaan yang bermarkas di Cupertino, AS ini mengatakan mereka telah memberikan informasi dari iPhone yang dimaksud kepada FBI, termasuk informasi akun, backup iCloud dan data transaksi dari beberapa akun yang terkait dengan perangkat tersebut.

Walau Apple telah memberikan data-data tersebut untuk keperluan investigasi, mereka tetap menolak untuk menciptakan backdoor enkripsi karena khawatir disalahgunakan.