Find Us On Social Media :

Ini Alasan Pemblokiran IMEI Lebih Menguntungkan Pemerintah

By Adam Rizal, Sabtu, 1 Februari 2020 | 11:30 WIB

Begini Cara Cek IMEI Ponsel Anda di Situs Kemenperin

Disahkannya aturan pemblokiran IMEI ponsel black market (BM), membuat operator seluler akan menjadi ujung tombak dari regulasi ini. Jika peraturan ini sudah diimplementasikan, operator seluler-lah yang nantinya akan memblokir akses jaringan seluler ponsel black market.

Untuk dapat mendeteksi apakah IMEI sebuah ponsel itu legal atau tidak, operator butuh investasi mesin pendeteksi Equipment Identity Register (EIR) yang konon akan memakan biaya besar.

Namun jika regulasi IMEI ini berjalan, apakah akan menguntungkan operator?

Menurut Djoko Tata Ibrahim, Deputy CEO Smartfren, regulasi ini akan lebih menguntungkan peredaran handphone itu sendiri. Menurutnya, pemerintah adalah pihak yang pasti akan diuntungkan dengan adanya sumber pendapatan dari pajak impor smartphone.

"Mungkin lebih (menguntungkan) pada peredaran handphone itu sendiri. Lebih kepada pendapatan pemerintah dalam hal impor handphone," kata Djoko ketika ditemui dalam acara peluncuran Smartpoin 2.0 di kawasan Jakarta Selatan.

Ia melanjutkan bagi operator, keuntungan dari regulasi ini adalah membantu operator seluler untuk bisa melakukan promosi tertentu pada satu IMEI yang tetap. Menurut Djoko, dari sisi operator, blokir IMEI membantunya supaya operator seluler bisa melakukan promosi dengan satu IMEI yang tetap. Tidak berganti ganti nomornya.

"Jadi nanti ada promosi dengan nomor ini, ini, ini, akan mendapat bonus khusus misalnya. Jadi yang dilihat itu bukan nomornya kadang-kadang. Nomornya dia ganti tapi imeinya itu tetap. Kendati demikian, ia berharap regulasi ini tetap tidak merugikan operator dan konsumen. Ia mengatakan tetap mendukung apa yang ditetapkan pemerintah. "Kita sih dukung aja karena itu kan masalahnya ranah import, pengawasan Bea dan Cukai, dan juga masalah merek distribusi," pungkas Djoko.

Keuntungan Distributor

Aturan International Mobile Equipment Identity (IMEI) pada ponsel di Indonesia yang berlaku mulai April 2020 mendapat sambutan baik dari Director of Marketing and Communications PT Erajaya Swasembada, Djatmiko Wardoyo karena konsumen dapat kejelasan layanan purna jual atau servis.

Menurut Djatmiko salah satu contoh saat pembelian iPhone 11 yang statusnya legal di jaringan ritel milik Erajaya, iBox. Konsumen diyakini garansi resmi.

"Rencana pemerintah untuk menerapkan IMEI, meski baru diterapkan 18 April. Efek dari penerapan ini ternyata sudah berdampak ke konsumen untuk mulai berpikir kalau beli baiknya yang bergaransi resmi," kata pria karib disapa Koko usai penjualan perdana seri iPhone 11 di Mal Central Park, Jakarta Barat.

Dijelaskan Koko aturan IMEI akan menyadarkan masyarakat agar membeli ponsel secara resmi di Indonesia. Koko menuturkan aturan IMEI akan menekan angka peredaran ponsel BM di Indonesia.

Aturan IMEI dianggap akan memastikan potensi pendapatan pemerintah dari Pajak PPN sebesar 10 persen per unit smartphone.

"Pasti berdampak signifikan pengurangan BM (black market) di Indonesia. Kita sangat optimistik dan menyambut baik inisiatif ini," kata Koko.

Koko ketika ditanya kontribusi penjualan iPhone bagi bisnis Erajaya mengatakan, Apple memiliki pasar dengan nilai jual tinggi. Ia mengatakan Apple tidak bisa disamakan dengan ponsel-ponsel dengan nilai jual yang lebih rendah yang dijual di Erafone.

"Apple adalah produk yang high value. Tentu saja tidak bisa dibandingkan dengan merek-merek lain yang secara value lebih rendah. Kita mengelola iBox sebagai monobrand store khusus Apple, Erafone sebagai multibrand," ujar Koko.

Tanggapan konsumen soal IMEI

Penyanyi Andien Aisyah salah satu artis yang mengantre di depan gerai iBox. Andien kedapatan membeli iPhone 11 Pro Max 512 GB warna Midnight Green dengan harga Rp27,5 juta.

Andien mengaku kehadirannya di sana guna mendukung langkah pemerintah yang akan menerapkan regulasi IMEI.

"Ada kejadian di beberapa teman katanya kalau belinya di luar negeri itu tiba-tiba di non-aktifkan. Jadi kalau buat saya lebih aman belinya di Indonesia," ujar Andien.

Selain Andien, pengantre lainnya, Vincent mengatakan dirinya lebih memilih untuk membeli secara resmi di Indonesia karena mengincar layanan purna jual. iPhone teranyar telah terlebih dahulu dijual di Singapura pada 20 September lalu.

"Karena ada aturan IMEI juga jadi saya putuskan beli di Indonesia. Layanan purna jual juga lebih oke," tutup Vincent.