Apple sepertinya akan mencoba kembali peruntungan mereka di segmen menengah. Menurut Fast Company, Apple akan segera merilis iPhone terbaru di kisaran harga mulai US$399. Info tersebut diperoleh Fast Company dari supplier Apple yang sedang membuat komponen untuk iPhone “murah” tersebut.
Informasi seputar iPhone murah ini sejalan dengan bocoran Ming-Chi Kuo, analis pasar yang sering mendapat informasi eksklusif seputar produk Apple. Kuo menyebut, Apple ingin kembali menghadirkan iPhone kelas menengah yang praktis ditinggalkan sejak kemunculan iPhone SE. Sekadar mengingatkan, iPhone SE dirilis pada tahun 2016 bersamaan dengan iPhone 6S.
iPhone SE ini memiliki desain seperti iPhone 5S namun dengan spesifikasi yang lebih bagus. Hal inilah yang membuat iPhone SE bisa dibandrol di harga uS$399.
Strategi yang sama juga akan dilakukan Apple untuk iPhone SE generasi kedua ini. Desainnya akan sama seperti iPhone 8, dengan sedikit perbedaan pada bezel atas dan bawah yang sedikit lebih besar. Namun prosesor iPhone SE 2 ini akan jauh lebih cepat karena menggunakan chip A13 yang digunakan iPhone 11 dan 11 Pro dan memori 4GB. Untuk penyimpanan internal, iPhone 11 SE ini akan tersedia dalam kapasitas 64 dan 128GB.
Untuk menjaga harganya supaya tetap terjangkau, iPhone SE 2 ini hanya memiliki satu kamera.
Kapan iPhone SE 2 Dirilis?
Jika menilik kebiasaan Apple, mereka biasanya menyelenggarakan acara pada bulan Maret tiap tahunnya. Jika disandingkan dengan informasi seputar produksi komponen yang sudah berjalan, iPhone SE 2 ini kemungkinan besar akan dirilis pada Maret 2020 ini.
iPhone SE 2 ini kabarnya akan memiliki desain seperti iPhone 8
Akan tetapi, rencana ini bisa jadi berubah akibat wabah virus Corona. Saat ini, supplier Apple di China masih belum beroperasi akibat wabah tersebut. Jika memang harus dijadwal ulang, kemungkinan iPhone SE 2 ini akan dirilis pada acara rutin WWDC (Worldwide Developer Conference) di bulan Juni 2020.
Satu faktor yang juga belum jelas adalah soal penamaan. Rumor menyebut Apple akan menamakan iPhone SE 2, namun ada juga yang menyebut nama iPhone 9.
Memperbesar Segmen
Keputusan Apple merambah segmen menengah ini terbilang menarik sekaligus beresiko. Di satu sisi, iPhone dengan harga lebih terjangkau akan meningkatkan peluang Apple di pasar potensial namun sensitif dengan harga, seperti China, India, dan Indonesia. Apalagi saat ini, ketika harga iPhone premium seperti iPhone 11 Pro Max terus melambung harganya.
Namun di sisi lain, Apple dan iPhone selama ini identik dengan pasar yang eksklusif. Berkat harga yang tinggi, iPhone hanya dimiliki segelintir orang yang rela mengeluarkan uang belasan juta untuk sebuah smartphone. Ketika eksklusifitas tersebut berkurang akibat munculnya iPhone murah, Apple beresiko kehilangan penggemar fanatiknya.
Namun jika ditilik lebih dalam, Apple sepertinya tidak lagi bisa mengandalkan iPhone untuk pertumbuhan ke depan. Dari laporan keuangan terbaru Apple tersirat, saat ini bisnis yang lebih menjanjikan bagi Apple adalah layanan (services).
Layanan seperti iCloud, Apple Music, dan apps menyumbang US$12,7 miliar (atau sekitar Rp.177 triliun) pada kuartal pertama 2020 ini. Angka ini naik 17% dibanding kuartal yang sama tahun lalu.
Apple menyadari, bisnis layanan akan terus tumbuh jika basis pengguna iPhone juga terus bertambah. Jadi iPhone murah ini memiliki dua misi besar: meningkatkan angka penjualan iPhone sekaligus memperbesar basis pengguna agar bisa dimonetisasi lebih lanjut.