Pada tahun 2017 tercatat ada lebih dari 62 juta usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia, di mana sebanyak 98,7% merupakan usaha mikro, 1,2% usaha kecil, 0,11% usaha menengah, dan 0,01% usaha besar.
Selain jumlahnya yang banyak, nyatanya UMKM juga tersebar di berbagai wilayah Indonesia.
Keadaan ini menjadikan UMKM Indonesia memiliki perananan penting dalam aspek ekonomi bahkan sosial.
Jika berdasarkan data, persentase jumlah usaha mikro yang palinglah tinggi, Namun begitu, apakah seluruh pelaku usaha mikro sudah memperoleh akses kredit yang layak?
Per September 2019, penyaluran kredit perbankan ke segmen UMKM mencapai IDR1.039 triliun.
Selain perbankan yang memberikan akses kredit kepada UMKM, kini industri teknologi finansial (tekfin) peer-to-peer (p2p) lending juga berkembang cukup pesat.
Berdasarkan data OJK hingga Oktober 2019, total penyaluran pinjaman dari fintech lending mencapai Rp68 triliun.
Sedangkan per 22 Januari 2020, tercatat sebanyak 164 perusahaan tekfin p2p lending yang telah terdaftar di Indonesia.
Dari sekian banyaknya perusahaan p2p lending, tidak semua perusahaan tersebut merupakan p2p lending yang memberikan akses pinjaman produktif bagi UMKM.
Sebagai upaya untuk mendukung perkembangan p2p lending di segmen pinjaman produktif, baru-baru ini Bank Mandiri mengumumkan kerja samanya dengan salah satu perusahaan p2p lending di Tanah Air yakni Modal Rakyat.
“Hadirnya industri fintech peer-to-peer lending di Indonesia jelas menjadi salah satu terobosan baru untuk mewujudkan inklusi keuangan, tetapi kita tidak bisa berjalan sendiri. Kami sangat mengapresiasi karena Bank Mandiri sebagai salah satu BUMN terbesar mau berkolaborasi bersama Modal Rakyat,” ungkap Hendoko Kwik selaku Co-Founder dan CEO Modal Rakyat.
Menanggapi soal kerja sama ini, Royke Tumilaar selaku Direktur Utama Bank Mandiri, dalam acara ‘Seremonial Kerja Sama Strategis Penyaluran Pinjaman kepada UMKM Berbasis Platform,’ mengatakan “Kami yakin kerja sama ini merupakan basis yang strategis. Penyaluran pinjaman berbasis platform menjadi terobosan bagi Mandiri untuk bisa mengakselerasi sekaligus mendukung pemerintah dalam meningkatkan perekonomian Indonesia.”
Baca Juga: Modal Rakyat: Majukan UMKM dengan Mempermudah Akses Pembiayaan
Siap Majukan Bisnis Agen PPOB di Tanah Air
Modal Rakyat sendiri merupakan startup fintech p2p lending yang telah terdaftar di OJK sejak 2018.
Beroperasi hampir dua tahun, Modal Rakyat telah menyalurkan pendanaan lebih dari IDR170 miliar untuk ribuan UMKM.
“Kami melihat bahwa akses permodalan bagi pelaku usaha mikro sangat penting, oleh karena itu tahun ini Modal Rakyat menargetkan penyaluran IDR50 miliar untuk 10.000 agen PPOB di 34 provinsi di Indonesia. Kami berharap bersama Mandiri target ini bisa terealisasi,” ujar Stanislaus Tandelilin selaku Co-Founder dan President Modal Rakyat.
PPOB (Payment Point Online Bank) merupakan suatu loket layaknya bank yang dapat digunakan untuk membayar berbagai tagihan dalam satu tempat, dimana saat ini tersebar jutaan agen PPOB di Indonesia.
Diketahui, mayoritas agen PPOB yang tersebar di Indonesia biasanya berupa warung/toko kelontong.
Sejak April 2018 Modal Rakyat telah berhasil menyalurkan lebih dari 9000 aplikasi pinjaman kepada usaha mikro, khususnya agen PPOB yang tersebar di semua 34 provinsi.
“Sebanyak 64,12% peminjam laki-laki dan 35.88% peminjam perempuan,” kata Stanis.
Apabila dilihat berdasarkan jenjang pendidikan, sebanyak 59.04% peminjam mikro di Modal Rakyat merupakan lulusan SMA, 17.94% Sarjana, 10.17% SMP, 9.50% Diploma, dan 2.88% SD.
“Sedangkan berdasarkan rentan usia, sebanyak 53.41% peminjam mikro berusia 26-35 tahun,” ucap Stanis.
Baca Juga: Memitigasi Risiko Fintech P2P Lending dengan Tanda Tangan Elektronik