Find Us On Social Media :

Berapa Investasi Besar Telkom untuk Genjot Bisnis Data Tahun ini?

By Adam Rizal, Jumat, 28 Februari 2020 | 10:30 WIB

Ririek Ardiansyah Resmi Jadi Presiden Direktur Telkom

PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk akan mengucurkan investasi yang cukup besar untuk pengembangan bisnis pada tahun ini, atau mencapai sekitar 25 persen dari pendapatan.

Direktur Utama Telkom Ririek Adriansyah mengatakan bahwa perseroan bersiap membelanjakan investasi cukup besar untuk pengembangan lini bisnis pusat data , big data, dan cloud computing.

Dia memaparkan bahwa dana investasi yang dibutuhkan akan mencapai 25 persen dari pendapatan 2019. Namun, dia belum dapat merinci berapa nominal pasti alokasi investasi tahun ini. Dia hanya mengatakan bahwa investasi ini akan mengandalkan dana internal.

“Saya tidak hafal angkanya tapi pasti kita akan kembangkan ke arah situ, tapi angkanya berapa belum tahu. Sudah ada dananya, cuma jumlahnya yang saya gak hafal, [sumber dananya] Internal,” katanya di Jakarta.

Dia mengatakan bahwa dalam waktu dekat perseroan akan meluncurkan beberapa produk baru tersebut. Namun, dia meyakini bahwa produk ini akan menghadapi tantangan yang cukup besar untuk dipasarkan kepada konsumen.

Pasalnya, produk ini berbeda dengan produk lain milik Telkom yang kebanyakan merupakan produk solution base. Artinya, perlu waktu dan strategi yang tepat untuk memasarkan produk tersebut kepada masyarakat.

“Akan butuh effort agar masyarakat khususnya di B2B untuk memahami itu, dan kemudian bisa menggunakannya agar bisa lebih efisien. Secara tidak langsung hal itu juga akan berkontribusi pada negara karena dengan digitaslisasi akan ada berbagai value yang dicptakan dari berbagai sektor,” jelasnya.

Secara umum dia memprediksi tahun ini akan tetap menjadi yang menantang untuk perusahaan telekomunikasi. Pertumbuhan bisnis data diperkirakan akan tetap tumbuh belasan persen, tetapi bisnis legacy akan semakin menyusut.

Rencana pengembangan bisnis ini sejalan dengan arahan Menteri BUMN Erick Thohir yang kerap menyentil perseroan di muka publik. Bisnis data dinilai sebagai ‘The New Oil’ yang akan menjadi sumber cuan di masa mendatang.

Sebelumnya Erick Thohir menyebut Telkom harus berinovasi dan tidak hanya bisa mengandalkan Telkomsel sebagai pendulang laba.

“Enak jadi Telkom, Telkomsel dividen, revenue Telkomsel digabung ke Telkom hampir 70 persen. Lebih baik tidak ada Telkom. Langsung aja Telkomsel dimiliki oleh Kementerian BUMN, dividennya jelas,” katanya di Jakarta.

Dia mengatakan Telkom semestinya dapat beradaptasi dengan perubahan dan era disrupsi. Menurutnya, Peluang pengembangan bisnis big data semestinya diambil oleh Telkom, bukan oleh pelaku usaha usaha dari luar negeri.