Find Us On Social Media :

Ini Alasan Microsoft dkk Mau Bangun Data Center di Indonesia

By Adam Rizal, Sabtu, 29 Februari 2020 | 11:30 WIB

Ilustrasi Data Center

Presiden Joko Widodo mengklaim banyak perusahaan teknologi multinasional yang tertarik berinvestasi di data center atau pusat data di Indonesia.

"Saya melihat banyak pemain global seperti Microsoft, Amazon, Alibaba, Google tertarik masuk dan sudah memulai mengembangkan data center-nya di Indonesia," ujar Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang 'Pembangunan Data Center' di Kantor Presiden, Jakarta, Jumat (28/2).

Ketertarikan perusahaan raksasa teknologi itu tak lepas dari ekosistem start up atau perusahaan rintisan yang berkembang pesat di Indonesia. Tercatat ada sekitar 2.193 start up yang saat ini aktif.

"Negara kita memiliki daya tarik dan potensi yang besar. Kita memiliki ekosistem start up yang paling aktif di Asia Tenggara dengan market digital yang terbesar," katanya.

Karena itu, Jokowi bakal mengatur kemudahan investasi pusat data bagi perusahaan-perusahaan asing itu dalam sebuah regulasi baru. Regulasi ini dinilai penting untuk memastikan investasi pusat data dapat memberikan nilai tambah mulai dari pengembangan pusat riset, pelatihan digital talent, hingga kerja sama dengan perusahaan dalam negeri.

"Kita juga ingin mulai mendorong munculnya pemain-pemain nasional dalam pengembangan data center mulai dari BUMN, telekomunikasi, sampai swasta yang mulai bergerak di bisnis data center," terang Jokowi.

Regulasi Selesai Seminggu

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) menyatakan siap untuk merampungkan Peraturan Pemerintah terkait data center dalam satu minggu. Hal ini dilontarkan terkait dengan pernyataan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan aturan pusat data di Indonesia dalam waktu satu minggu.

Percepatan aturan ini berkaitan dengan janji Jokowi kepada Microsoft yang berencana untuk membangun data center di Indonesia usai acara Microsoft Digital Economy Summit 2020 di Hotel Ritz Carlton Jakarta, Kamis (27/2).

"Dalam seminggu itu ya harus selesai, karena sebetulnya sudah mau selesai. Nanti permen harus dilaksanakan melalui proses sosialisasi. Dalam satu minggu mudah-mudahan draf final sudah selesai," kata Menkominfo Johnny G. Plate di kantor Kemenkominfo, Jakarta, Jumat (28/2).

Lebih lanjut, Johnny menyebut pada Peraturan Pemerintah Pasal 71 sebetulnya sudah mengatur semua aturan soal data center. Namun, dalam PP 71 itu ada beberapa hal teknis lain yang masih butuh pembahasan.

"Hal-hal teknis itu akan diatur dalam keputusan atau peraturan menteri yang sifatnya lebih teknis dan detail," lanjutnya.

Lebih lanjut kata Johnny, aturan soal investasi data center sebetulnya sudah dibahas mulai akhir bulan Januari namun belum mencapai kesepakatan.

Saat itu, Jokowi juga menyebut penyederhanaan regulasi terkait data center atau pusat data sembari ini akan dilakukan sembari menunggu pembahasan RUU Perlindungan Data Pribadi (PDP) rampung di DPR.

RUU PDP diketahui masuk dalam Prolegnas Prioritas DPR RI 2020 dengan status RUU usulan pemerintah. Beleid itu mengatur sistem pusat data pribadi yang terintegrasi untuk menjamin keamanan data nasional. Kemudian diatur pula data center privat yang akan diatur lebih lanjut terkait pengolahan dan pemrosesan data pribadi.

Selain RUU PDP, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) juga punya aturan data center yang baru saja disahkan. Aturan tersebut tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71/2019 tentang Penyelenggaraan Sistem dan Transaksi Elektronik (PP PSTE). Aturan ini merupakan revisi dari Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2012.