Namun, cloud gaming tentunya juga memiliki kekurangan dibandingkan bermain gim secara konvensional. Setidaknya ada empat pula kekurangan dari cloud gaming seperti di bawah ini.
1. Butuh Koneksi Internet dengan Throughput Tinggi dan Stabil
Karena aneka sumber daya penting tersedia di cloud dan bukannya di komputer lokal, hasil pengolahan seperti gambar gim yang di-render perlu dihantarkan dari cloud melalui internet untuk ditampilkan di komputer lokal.
Oleh karena itu cloud gaming membutuhkan koneksi internet yang memiliki throughput tinggi dan stabil.
Jika, throughput rendah, dibutuhkan waktu lebih agar hasil pengolahan seperti gambar gim yang di-render tadi sampai ke komputer lokal untuk ditampilkan. Permainan pun akan menjadi tersendat.
Begitu pula bila koneksi internetnya memiliki throughput yang tidak stabil alias naik-turun.
2. Butuh Koneksi Internet dengan Latensi Rendah
Selain throughput tinggi dan stabil, cloud gaming juga membutuhkan koneksi internet dengan latensi yang rendah. Pasalnya, komputer lokal sebagai pencatat input dari pengguna perlu mengirimkan input tersebut ke cloud untuk direspons dengan sesuai. Memang informasi mengenai input yang perlu dikirimkan itu umumnya tidak besar, tetapi bila latensinya tinggi, pengguna akan merasakan delay atau penundaan yang menggangu permainan, seperti halnya sistem yang kurang responsif.
3. Kualitas Gambar Belum Tentu Sebaik Lokal
Untuk menghemat bandwidth, gambar gim yang di-render untuk dikirimkan dari cloud ke komputer lokal bisa saja dikompresi.
Bila hal ini dilakukan, tak jarang membuat kualitas gambar yang ditampilkan ke pengguna menjadi tak sebaik bila memainkan gim tersebut secara lokal.
4. Kompatibilitas Save Game
Ketika pengguna berpindah dari layanan cloud gaming yang satu ke yang lain, belum tentu save game yang disimpan di layanan cloud gaming yang lama bisa dibuka dan dijalankan di layanan cloud gaming yang baru.
Jika save game tersebut tidak kompatibel, pengguna harus bermain gim dari awal kembali.