Find Us On Social Media :

Ingin Chat Super Aman? Jangan Gunakan Whatsapp atau Telegram!

By Wisnu Nugroho, Rabu, 11 Maret 2020 | 14:55 WIB

Ilustrasi Whatsapp dan Telegram

Aplikasi berkirim pesan atau chat sudah menjadi bagian penting kehidupan modern. Kita saat ini menggunakan aplikasi chat untuk berkomunikasi dengan keluarga, teman kerja, sampai teman lama. Disadari atau tidak, beberapa pembicaraan bersifat sangat rahasia sehingga tidak boleh diketahui pihak lain. 

Tak heran jika saat ini, mayoritas aplikasi chat mengedepankan keamanan data pengguna. Termasuk dua aplikasi chat populer saat ini, Whatsapp dan Telegram. Namun jika Anda menginginkan aplikasi chat super aman, sebenarnya baik Whatsapp dan Telegram bukan pilihan terbaik. 

Jangan salah. Fitur keamanan di Whatsapp dan Telegram sebenarnya sudah memadai untuk kebanyakan pengguna. Namun keduanya memiliki titik lemah di sisi security yang bisa dieksploitasi.

Berikut adalah gambaran kelemahan dari keduanya.

Whatsapp

Kelebihan Ketika jumlah pengguna melejit, Whatsapp kian serius membenahi keamanan dengan menambahkan end-to-end encryption pada setiap chat. Fyi, end-to-end encryption maksudnya isi chat dienkripsi (atau diacak) sejak dikirim sampai diterima. Kunci untuk membuka enkripsi hanya dimiliki oleh pengirim dan penerima. 

Artinya tidak ada satu pihak pun, termasuk Whatsapp, yang bisa membaca isi chat. Jadi jika ada orang niat jahat mencegat isi chat dicegat di tengah jalan, ia tetap tidak akan bisa membaca isi chat. Bahkan Whatsapp sebagai pemilik aplikasi tidak bisa membaca isi chat tersebut.

Kelebihan Whatsapp lain adalah mereka menggunakan standar Signal Protocol yang dikembangkan oleh Open Whisper Project. Signal Protocol adalah salah satu standar enkripsi paling tangguh saat ini karena melakukan teknik enkripsi berlapis. 

Kelemahan Anda mungkin sudah tahu jika isi chat Anda secara otomatis di-backup di akun Google Drive. Tujuan file backup ini memang baik, yaitu memudahkan pengguna mengembalikan isi chat ketika berganti atau reset smartphone. 

Akan tetapi, file backup di Google Drive ini ternyata tidak dienkripsi. Hal ini membuka kemungkinan oknum jahat untuk mencuri file backup tersebut dan membaca isi chat Anda. 

Kelemahan Whatsapp lainnya adalah tidak memiliki fitur keamanan seperti perlindungan password saat membuka Whatsapp, pesan yang bisa hilang dalam durasi tertentu, atau alert ketika lawan chat melakukan screenshot.

Kepopuleran Whatsapp sebenarnya juga bisa dianggap kelemahan. Pasalnya hacker lebih “semangat” mencari kelemahan Whatsapp karena iming-imingnya juga besar. Hacker di sini juga bukan sekadar orang iseng, namun juga institusi khusus (atau bahkan negara) yang memiliki sumber daya besar untuk mencari setiap titik kelemahan Whatsapp. 

Telegram

Kelebihan: Telegram memiliki citra sebagai aplikasi chat yang aman, dan memang ada alasannya. Telegram sejak awal mengadopsi end-to-end encryption, bahkan lebih dulu dibanding Whatsapp. Selain itu, Telegram dilengkapi fitur keamanan seperti password saat membuka aplikasi atau pesan yang bisa hilang otomatis (self destructing messages) dalam durasi tertentu. 

Berbeda dengan Whatsapp, Telegram tidak melakukan backup untuk Secret Chat. Isi pembicaraan Secret Chat hanya tersimpan di perangkat dalam keadaan terenkripsi. Jadi jika Anda berganti smartphone atau melakukan reset, file Secret Chat otomatis akan hilang.

Kekurangan: Telegram memang melakukan end-to-end encryption, namun hanya saat pengguna memilih Secure Chat. Secara default alias pada chat normal, Telegram tidak melakukan enkripsi. 

Hal ini bisa dibilang kelemahan tersendiri karena pengguna harus melakukan langkah tambahan jika ingin mendapatkan end-to-end encryption. Jika dibandingkan Whatsapp yang secare default melakukan enkripsi di setiap chat, pendekatan Telegram ini terbilang kalah praktis.

Di Telegram, Anda harus mengklik tombol menu tiga garis>New Secret Chat>pilih Contact untuk mengaktifkan end-to-end encrytion

Telegram juga memiliki kelemahan pada algoritma enkripsinya. Telegram menggunakan enkripsi buatan mereka sendiri yang disebut MTProto. Publik tidak memiliki akses sistem enkripsi MTProto ini karena tidak open source dan hanya diketahui oleh tim Telegram. Selain itu, chat yang bersliweran di Telegram, termasuk Secret Chat, tersimpan di server mereka. 

Telegram mengklaim enkripsi buatan mereka aman dan tidak pernah digunakan untuk membuka isi chat yang tersimpan di server mereka. Sejauh ini, klaim mereka memang terbukti. Belum ada kejadian ketika sistem keamanan Telegram pernah dibobol pihak lain.

Namun tetap saja, selalu ada resiko ketika Telegram gagal mempertahankan klaim tersebut dan berujung pada bobolnya isi chat pengguna.

Lalu, apa chat yang super aman?

Saat ini aplikasi chat yang sedang naik daun dan dianggap paling aman adalah Signal Private Messenger. Signal inilah yang digunakan Edward Snowden, aktivis perlindungan data sekaligus buronan Pemerintah AS. 

Sejak awal, Signal dirancang dengan mengedepankan security tanpa memikirkan sisi finansial. Hal ini memang membuat mereka sempat memiliki masalah keuangan, namun kini tidak lagi. Signal sekarang mendapat dukungan dana dari Brian Acton, sosok pendiri Whatsapp. Setelah keluar dari Facebook dan mendapat “pesangon” jutaan dollar, Acton berkomitmen memberi sokongan finansial bagi Signal.

Dengan begitu, Signal bisa fokus membuat aplikasi chat yang aman tanpa harus memikirkan faktor finansial.

Kelebihan Signal secara default melakukan end-to-end encryption untuk semua pembicaraan. Sama seperti Whatsapp, Signal juga menggunakan enkripsi Signal Protocol. Jika nama keduanya sama, itu bukan kebetulan. Signal dibuat Open Whispers Project yang awalnya membuat Signal Protocol.

Meski aplikasi Signal dan enskripsi Signal Protocol dibuat oleh pihak yang sama, keamanan sistem Signal tetap dianggap aman. Pasalnya Signal Protocol bersifat open source, tidak tertutup seperti Telegram. Publik bisa melihat algoritma enkripsi yang dilakukan, sehingga tidak ada rahasia tersembunyi dari sistem enkripsi tersebut.

Sejak awal, Signal Private Messenger dirancang dengan mengedepankan faktor security dan privasi

Selain pesan, Signal juga mengacak metadata dari tiap pesan yang terkirim. Efeknya, sebuah pesan tidak bisa dikaitkan siapa pengirim dan penerimanya. Jadi kalau hacker bisa mencegat pesan yang terkirim, ia tidak dapat melihat siapa pengirim, siapa penerima, apalagi pesan yang dikirim. Sebagai perbandingan, baik Whatsapp dan Telegram tetap menyimpan metadata dari chat yang terjadi.

Signal juga memiliki fitur security lainnya seperti password untuk membuka aplikasi, self destructing message, sampai Safety Number (untuk memastikan lawan chat benar-benar orang yang Anda maksud).

Kelemahan Dari sisi security, Signal praktis tidak memiliki kelemahan berarti. Namun karena terbilang baru, basis pengguna Signal memang masih sedikit. Padahal seperti kita tahu, aplikasi chat akan terasa gunanya jika digunakan oleh orang yang kita tuju. 

Namun jika semakin banyak orang mengutamakan chat yang super aman, Signal bisa jadi akan semakin populer. Nah, apakah Anda tertarik?