Find Us On Social Media :

Mengenal Pintaria, Salah Satu Penyedia Kursus untuk Kartu Prakerja

By Wisnu Nugroho, Selasa, 14 April 2020 | 15:57 WIB

Mengenal Pintaria, salah satu penyedia kursus untuk pemegang Kartu Prakerja

Tahun 2030 nanti, Indonesia akan memasuki era bonus demografi, ketika penduduk usia produktif akan lebih besar dibanding penduduk usia non-produktif. Secara teori, struktur demografi seperti ini dapat mempercepat peningkatan kemakmuran masyarakat Indonesia.

Namun peluang itu baru bisa terwujud jika dibarengi peningkatan sumber daya manusianya. Hanya dengan SDM berkualitas, bangsa ini dapat menjawab kebutuhan lapangan pekerjaan di masa depan. 

Hal itulah yang coba dijawab Pintaria, sebuah platform kuliah dan kursus online. Pintaria sendiri adalah bagian dari Harukaedu, sebuah startup yang fokus pada area pendidikan sejak didirikan pada tahun 2013. “Jadi Pintaria adalah bentuk nyata dari visi Harukaedu sebagai lifelong learning and career platform,” ungkap Novistiar Rustandi (pendiri dan CEO Pintaria). 

Menurut Gerald Ariff (pendiri dan Chief Partnership Officer Pintaria), Pintaria lahir dari keinginan para pendirinya menghasilkan talenta berkualitas untuk masa depan Indonesia. Apalagi saat ini, 

dunia pendidikan di Indonesia belum sepenuhnya menjawab kebutuhan tersebut. “Di Indonesia saat ini ada sekitar 4800 perguruan tinggi, namun yang telah terakreditasi kurang dari seperempatnya,” ungkap Gerald. Belum lagi materi pembelajaran yang seringkali tidak sesuai dengan kebutuhan pasar.

Melalui Pintaria, diharapkan terbuka kanal baru bagi talenta Indonesia dalam menimba ilmu.

Seperti Kuliah Biasa

Sebagai platform belajar online, segmen utama Pintaria adalah orang dewasa, seperti siswa yang baru lulus SMA atau mereka yang sudah bekerja. Ada dua tipe pendidikan yang ditawarkan, yaitu kuliah (S1 maupun S2) serta kursus.

Untuk kuliah, pendekatan yang dilakukan Pintaria adalah blended learning alias gabungan belajar online dan tatap muka. “Jadi 51% tatap muka di kampus, 49% belajar secara online,” cerita Gerald. Biasanya mahasiswa belajar sendiri secara online selama Senin-Jumat, untuk kemudian kuliah tatap muka di hari Sabtu. “Seluruh kurikulum, silabus, sampai ujiannya sama seperti kuliah biasa,” tambah Novis. Jika berhasil menjalani seluruh proses kuliah, mahasiswa akan mendapatkan ijazah setara dengan kuliah biasa.