Saat ini Pintaria sudah bekerjasama dengan 25 perguruan tinggi dengan akreditasi A atau B, seperti Universitas Al-Azhar Indonesia, Institut Teknologi Harapan Bangsa, atau Universitas Pembangunan Jaya. Untuk kuliah S1, ada 30 program studi yang tersedia, yang terfokus pada enam jurusan (Akuntansi, Hukum, Komunikasi, Manajemen, Sistem Informasi, dan Teknik Informatika).
Dibanding kuliah biasa, pendekatan blended learning ini menawarkan beberapa kelebihan. Yang pertama adalah fleksibilitas, karena mahasiswa bisa mengkonsumsi materi kuliah kapan dan di mana saja, asalkan sesuai dengan periode pembelajaran.
"Pintaria adalah bentuk nyata dari visi Harukaedu sebagai lifelong learning and career platform,” ungkap Novistiar Rustandi (pendiri dan CEO Pintaria)
Secara biaya, kuliah online juga lebih hemat. “Penghematannya bisa mencapai sepertiganya,” ungkap Novis. Contohnya program studi S1 Manajemen PPM School of Management yang hanya membutuhkan Rp.55 juta jika menggunakan Pintaria. Padahal jika kuliah biasa, biayanya bisa mencapai Rp.165 juta sampai lulus.
Selain kuliah, Pintaria juga menyediakan pembelajaran berbasis kursus. Saat ini ada lebih dari 50 program kursus yang bisa diambil, seperti Digital Marketing, Data Science, Customer Service, sampai Language and Tourism. Berbeda dengan kuliah, kursus sifatnya self-paced, alias siswa bisa mengkonsumsi konten sesuai kemampuannya. Nantinya peserta kursus akan mendapatkan Certificate of Completion sebagai tanda telah menyelesaikan kursus di Pintaria.
Untuk seluruh kelas online ini, Pintaria menyediakan seluruh infrastruktur yang dibutuhkan. Contohnya studio untuk merekam video pengajaran atau infrastruktur TI untuk mengalirkan materi pembelajaran. Pihak kampus maupun lembaga kursus tidak perlu investasi untuk bergabung ke platform Pintaria ini.
Demi menjaga kualitas pengajaran, Pintaria juga berkomitmen untuk terus memperbarui materi kuliah dan kursus. “Standar kami dua tahun [untuk memperbarui konten], namun untuk materi seputar teknologi bisa diperbarui tiap tahun karena perubahannya yang cepat,” tambah Novis. Pintaria juga terus menangkap dinamika kebutuhan skills di dunia kerja, yang kemudian disesuaikan dengan materi pembelajaran.