Find Us On Social Media :

Begini Tren Perilaku & Minat Konsumen Pasca Krisis Menurut Survei Gfk

By Liana Threestayanti, Kamis, 28 Mei 2020 | 12:30 WIB

Survei Gfk menemukan bahwa penjualan ritel barang-barang elektronik sangat terdampak oleh situasi COVID-19 dan mengalami penurunan lebih dari 60 persen.

Dengan angka kasus baru penularan COVID-19 yang terus meningkat, 97 persen masyarakat Indonesia sangat mengkhawatirkan wabah penyakit ini – serta memikirkan akibat dari pandemi ini bila terus memburuk ke depannya. Lebih dari separuh responden (60%), terutama masyarakat yang tinggal di kota-kota besar, mempercayai bahwa mereka (atau orang yang mereka kenal) memiliki kemungkinan terpapar COVID-19.

Lebih jauh lagi, 94% masyarakat juga mencemaskan krisis ekonomi yang timbul akibat wabah COVID-19 ini. Hal ini diperkuat oleh hasil riset dari 47 persen responden yang menyatakan bahwa kondisi keuangan pribadi mereka telah mengalami penurunan dibandingkan tahun lalu.

Meskipun masih mencemaskan krisis ekonomi dan tren pemutusan hubungan kerja (PHK) yang sedang terjadi, sebagian besar masyarakat Indonesia (44%) optimis bahwa situasi akan membaik dalam 12 bulan ke depan. Misalnya, mayoritas penduduk Kota Denpasar (77%), yang sebagian besar kehidupannya bergantung pada sektor tourism dan hospitality, menaruh kepercayaan yang cukup besar bahwa kondisi ekonomi akan segera pulih.

“Aturan PSBB di Indonesia mendorong perubahan yang signifikan terhadap kebiasaan dan gaya hidup konsumen, termasuk penundaan pembelian beberapa barang yang memiliki nilai atau harga yang tinggi. Namun demikian, masyarakat Indonesia percaya bahwa ekonomi akan pulih pasca krisis. Optimisme ini akan mendorong pembelian produk-produk yang sebelumnya mengalami penundaan. Bangkitnya permintaan konsumen diharapkan terjadi beberapa bulan setelah situasi krisis COVID-19 ini terkendali dan aturan pembatasan sosial dicabut,” ujar Karthik.

Karthik menyimpulkan, “Saat ini kita hidup di era yang sangat dinamis, dimana sikap, perilaku dan kebiasaan konsumen terus mengalami perubahan untuk beradaptasi dengan ‘the new normal’. Fakta-fakta dan data statistik yang didapat dari hasil riset kami tentunya dapat membantu pelaku bisnis dan pemilik merek untuk dapat mengambil keputusan dan bangkit lebih cepat, serta lebih yakin dalam menjalankan berbagai strategi marketing yang tepat.”