Selain mogok kerja, beberapa pegawai Facebook bahkan memuji langkah Twitter yang menyembunyikan cuitan Trump terkait kerusuhan atas kematian warga kulit hitam, George Floyd.
"Menghormati integritas tim Twitter yang terpanggil menegakan hukum," tulis David Gillis, yang diidentifikasi sebagai direktur desain produk Facebook.
Ia menjelaskan bahwa dia memahami logika keputusan Facebook. Akan tetapi, "saya pikir itu tepat bagi kita untuk membuat 'semangat kebijakan' pengecualian yang mempertimbangkan lebih banyak konteks,” katanya.
Manajer Facebook lainnya Andrew Crow menilai, kebijakan membiarkan cuitan yang menghasut kekerasan dan menyebarkan disinformasi tak bisa diterima. “Terlepas dari siapa Anda atau apakah itu layak diberitakan,” ujar dia.
Baca Juga: Realme X3 SuperZoom Bakal Meluncur di Indonesia Pertengahan Juni Ini