Selain itu, COVID-19 menimbulkan risiko kesehatan yang lebih besar bagi orang tua, itulah sebabnya di banyak negara mereka menerima subsidi lebih banyak daripada kelompok umur lainnya.
Dalam penipuan ini, penerima diminta mengisi formulir dengan mengklik tautan. Jika pengguna cukup tertarik untuk mengklik tautan, mereka memang melihat formulir yang menanyakan nama depan dan belakang mereka, serta nomor jaminan sosial (SSN) dan alamat saat ini. Anehnya, formulir ini tampaknya ditujukan untuk penduduk AS (negara lain tidak menggunakan SSN), tetapi tombol pengiriman ("Отправить") menggunakan bahasa Rusia.
Mengeklik tombol akan meneruskan informasi yang dimasukkan dalam formulir menuju scammers, yang mendapatkan basis data terbaru dari orang berusia lanjut dengan alamat asli dan informasi penting lainnya.
Setelah mengirimkan formulir, pengguna dibawa ke halaman resmi Dana Respons Solidaritas COVID-19 asli yang didukung WHO, dan diundang untuk memberikan sumbangan. Ini adalah upaya oleh para pelaku kejahatan siber untuk menambah kredibilitas ke skema mereka, serta mengalihkan perhatian korban dari pesan aslinya. Lagi pula, tidak ada kompensasi dari pemerintah akan tiba.
Kompensasi dari WHO dan Cina
Anda mungkin juga menerima tawaran bantuan dari organisasi internasional dan bahkan negara lain.
Para dermawan asing itu nampak sangat royal. Misalnya, seseorang dengan nama Kristalina Georgieva dari International Monetary Fund (IMF) tampaknya membagikan hampir satu juta Euro. Program untuk memberikan kompensasi kepada mereka yang harus berada di rumah selama pandemi yang diklaim merupakan inisiatif bersama dengan pemerintah Cina.
Untuk menerima uang, pengguna harus menghubungi pihak kantor menggunakan alamat e-mailGmail. Mereka yang merespons kemungkinan akan diminta untuk membayar semacam biaya pemrosesan. Tanpa dana tersebut, transfer dianggap tidak dapat dilanjutkan.
Dalam e-mail lain, tampaknya dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), file terlampir dikatakan berisi semua detail yang diperlukan untuk menerima kompensasi.
Dokumen tersebut terlihat cukup resmi, dengan cap, tanda tangan, dan lambang WHO, meskipun penulis jelas-jelas melebihkan tanda seru pada bagian header.
Para scammer menjanjikan uang sebesar $ 150.000. Para pelaku kejahatan siber tidak secara eksplisit mengatakan bagaimana cara memperoleh uang tersebut, tetapi menyebutkan bahwa mereka membutuhkan informasi tertentu dan menyarankan penerima untuk tidak memberi tahu siapa pun tentang email "karena alasan keamanan."
Agar tidak terjerumus dalam skema kompensasi palsu, Kaspersky memberikan tips sebagai berikut
- Untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dari pemerintah, daftarkan diri hanya di situs web resmi. Jangan ikuti tautan dalam surel, dan jangan membuka lampiran.
- Periksa dengan baik informasi dalam e-mail: Jika Anda melakukan pencarian dan organisasi yang menjanjikan pembayaran tidak muncul, kemungkinan besar itu bersifat palsu.
- Perhatikan alamat pengirim: Jika itu tampak seperti penipuan atau domain milik layanan webmail gratis, kemungkinan besar itu bukan berasal dari badan pemerintah.
- Perhatikan bagaimana pesan ditulis dan bagaimana situs web terlihat. Para pegawai negeri biasanya tidak mengirim pesan yang penuh dengan kesalahan ketik dan deretan poin menggunakan tanda seru. Juga berhati-hatilah jika e-mail menyebutkan garis panjang pelamar atau tenggat waktu yang ketat.
- Permintaan membayar biaya di muka untuk memulai proses (atau untuk alasan lain) adalah tanda pasti penipuan. Institusi pemerintahan dan bank yang terpercaya tidak memerlukan ini. Jika memang terdapat komisi yang harus dibayar, organisasi resmi hanya akan memotongnya dari jumlah yang harus Anda bayar.
- Gunakan solusi keamanan yang andal yang dapat mengenali dan memblokir e-mail berbahaya dan halaman phishing.