Find Us On Social Media :

Usai PHK Karyawan, Ini Strategi Gojek Bertahan Saat Pandemi Covid-19

By Adam Rizal, Rabu, 24 Juni 2020 | 16:45 WIB

co-CEO Gojek Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo

Gojek mengumumkan strategi perusahaan untuk memprioritaskan bisnis inti sebagai bagian dari rencana jangka panjang menghadapi pandemi COVID-19, dengan fokus pada layanan uang elektronik, transportasi serta pengiriman makanan dan minuman untuk memastikan keberlanjutan bisnis.

Hal itu diumumkan secara langsung oleh Co-CEO Gojek, Kevin Aluwi dan Andre Soelistyo, melalui enam belas town hall meeting yang digelar dan dihadiri seluruh karyawan Gojek.

Kedua Co-CEO memilih untuk menyampaikan kabar ini secara dekat kepada setiap divisi perusahaan untuk memberikan karyawan kesempatan untuk bertanya dan memahami keputusan ini secara penuh.

"Fokus kami pada bisnis inti adalah untuk memastikan pertumbuhan Gojek secara berkesinambungan dan mampu bertahan di tengah pandemi ini yang kita tidak tahu kapan berakhir. Gojek berupaya menjaga ekosistem secara keseluruhan agar tetap mampu memberikan dampak sosial secara luas kepada sekitar 2 juta mitra dan 500.000 UMKM," ujar Kevin dan Andre, dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.

Kedua Co-CEO mengungkapkan layanan bisnis inti yaitu transportasi online (GoRide dan GoCar), lalu pesan-antar makanan dan kebutuhan pokok (GoFood), serta dompet digital (GoPay) sangat dibutuhkan oleh masyarakat di tengah pandemi.

Menyusul strategi yang diumumkan ini, Gojek akan mengkonsentrasikan sebagian besar sumber daya untuk mendukung bisnis inti. Di samping bisnis inti tersebut, bisnis lain yang tumbuh di tengah pandemi adalah layanan logistik GoSend dengan peningkatan permintaan mencapai 80 persen sejak diberlakukannya PSBB di sejumlah daerah.

Begitu juga dengan transaksi belanja kebutuhan sehari-hari di GoFood yang naik dua kali lipat.

"Sejumlah layanan lainnya juga masih memiliki peluang untuk lebih berkembang misalnya layanan di bidang kesehatan yang bekerja sama dengan Halodoc," kata Kevin Aluwi dan Andre Sulistyo.

Adapun pandemi global COVID-19 ini juga mengubah perilaku masyarakat yang kini lebih mengedepankan jaga jarak (physical distancing). Sejalan dengan hal tersebut, ada layanan Gojek yang terpaksa harus dihentikan.

Sejalan dengan itu, layanan yang sulit dilakukan dengan mengedepankan physical distancing seperti layanan pijat profesional di rumah yakni GoMassage dan layanan jasa kebersihan rumah yakni GoClean, terpaksa dihentikan di tengah pandemi ini.

Layanan lain yang dihentikan adalah GoFood Festivals yang ada di sejumlah lokasi di Indonesia karena sifatnya yang dapat mengundang keramaian.

Dampak dari keputusan ini sebanyak 430 karyawan atau sekitar 9 persen dari total karyawan Gojek, di mana sebagian besar bekerja merupakan staf GoLife dan GoFood Festival, akan meninggalkan Gojek sebagai bagian dari evaluasi terhadap struktur perusahaan.