Seiring dengan perkembangan teknologi kehidupan manusia pun berubah. Setiap aktivitas manusia kini dibantu oleh teknologi digital. Mulai dari bangun tidur hingga menutup hari.
Membaca berita, memesan transportasi, belanja, bekerja dan menyimpan data-data pekerjaan, hingga transaksi perbankan dilakukan dengan bantuan teknologi digital.
Transformasi digital akan semakin masif ke depannya. Pasalnya, pengembangan ekonomi berbasis digital pun sudah masuk roadmap pemerintah. Terlebih, di masa pandemi di mana kontak fisik semakin minim, aktivitas secara daring akan lebih banyak dilakukan.
Mulai dari layanan publik, proses bisnis di perusahaan, hingga usaha rumahan akan lebih banyak dijalankan secara daring.
Baca Juga: Beberapa Klub Bola Ternama Sapa Fans Melalui Platform TikTok
Masifnya digitalisasi akan membuat setiap perusahaan hingga instansi dari berbagai lini memerlukan penyimpanan data yang mumpuni.
Fasilitas data center hingga sistem cloud computing menjadi andalan. Namun, seperti dua sisi mata uang, data center memerlukan daya listrik yang besar dan diam-diam menyumbang emisi karbon yang berdampak pada kelestarian lingkungan.
Mengutip dari laman Nature.com, data center menyumbang 0,3 persen emisi karbon ke udara sekaligus mengakibatkan pemborosan listrik.
Menurut studi yang dipublikasikan pada laman tersebut ditemukan bahwa 40 persen dari total energi listrik, dihabiskan oleh data center untuk melalukan pendinginan pada server yang ada di dalamnya.
Mengingat layanan penyimpanan data akan semakin masif digunakan, ada baiknya data center ramah lingkungan menjadi pertimbangan.
Baca Juga: Begini Cara Mudah Perpanjang STNK Pakai Aplikasi Gojek GoService
Keunggulan data center ramah lingkungan