Aksi peretasan akun Twitter kembali terjadi, kali ini menimpa miliuner Elon Musk, Jeff Bezos, dan Bill Gates termasuk mantan Presiden AS Barrack Obama serta Kanye West. Kelompok hacker itu meminta transfer dalam bentuk mata uang kripto.
Pelaku berupaya untuk mempromosikan Bitcoin yang merupakan sebuah aksi penipuan menyasar pengguna atau follower yang masih awam terhadap metode tersebut. Setelah diretas, akun tersebut men-tweet tulisan yang menjanjikan akan menggandakan uang siapa pun yang mengirim dana melalui Bitcoin dalam 30 menit.
"Semua orang meminta saya untuk memberi, dan kini saatnya. Anda mengirim $1.000, saya kirim Anda $2.000," bunyi salah satu cuitan dari akun resmi Bill Gates.
Cuitan-cuitan itu dihapus beberapa menit setelah diunggah. Twitter mengambil langkah darurat untuk menghentikan akun-akun yang ditandai dengan centang biru telah berhenti mengunggah cuitan secara bersamaan.
Dmitri Alperovitch, yang turut mendirikan perusahaan keamanan siber CrowdStrike, mengatakan kepada kantor berita Reuters: "Sampai saat ini, kelihatannya [insiden] itu merupakan peretasan terburuk dalam sebuah platform media sosial besar."
Twitter mengatakan tengah menyelidiki insiden ini dan akan segera merilis pernyataan.
Pada akun resmi Elon Musk, pendiri Tesla dan SpaceX itu tampak menawarkan untuk menggandakan setiap pembayaran Bitcoin yang dikirim ke dompet digitalnya "selama sejam ke depan".
"Saya sedang merasa dermawan karena Covid-19," sebut cuitan dari akun resmi Musk, disertai dengan tautan Bitcoin.
Salah satu cuitan dari akun Musk dihapus, namun ada cuitan berikutnya, disusul cuitan ketiga. Selain Kanye West; mantan presiden AS, Barack Obama; dan kandidat presiden AS dari Partai Demokrat, Joe Biden; perusahaan-perusahaan besar seperti Uber dan Apple juga menjadi sasaran.
Akun Kim Kardashian tak luput dari serangan peretas. Tim kampanye Biden mengatakan pihak Twitter telah "mengunci akun beberapa menit setelah peretasan dan menghapus cuitan terkait".
Seorang juru bicara Bill Gates mengatakan kepada kantor berita AP: "Tampaknya ini merupakan bagian dari masalah lebih besar yang dihadapi Twitter."
Cameron Winklevoss—bersama saudara kandungnya, Tyler—yang dinyatakan sebagai miliuner Bitcoin pertama pada 2017, mengunggah cuitan berisi peringatan kepada khalayak agar tidak terjebak "penipuan".
Hanya dalam waktu singkat, tautan online yang muncul di akun-akun Twitter tersebut menerima aliran dana yang berjumlah US$100.000. Jika digabungkan, akun-akun Twitter itu memiliki jutaan pengikut.
Saat insiden berlangsung, akun Twitter yang diretas mulai membagikan beberapa alamat dompet bitcoin dengan mengklik link yang akan mengarahkan korban ke sebuah website.
Beberapa akun yang diretas pun dengan cepat kembali di bawah kendali oleh pemiliknya masing-masing. Sementara itu, akun yang di tweet dengan cepat langsung dihapus.