Find Us On Social Media :

Adopsi Teknologi Cloud Merupakan Sebuah Keniscayaan bagi Perusahaan

By Rafki Fachrizal, Kamis, 16 Juli 2020 | 19:00 WIB

Ilustrasi Teknologi Cloud

CEO PT Sigma Cipta Caraka (Telkomsigma) Sihmirmo Adi mengungkapkan bahwa adopsi teknologi cloud merupakan sebuah keniscayaan bagi perusahaan/organisasi di era transformasi digital.

“Saat ini sudah mulai terlihat dan rasanya makin ke depan tren menuju maraknya teknologi cloud digunakan sebagai infrastruktur dasar dari seluruh industri itu akan menjadi kenyataan,” kata Sihmirmo dalam acara webinar InfoKomputer TechGathering bertajuk “Mengelola Infrastruktur Digital di Era New Normal” yang digelar Kamis (16/7).

Ia menyebut, adopsi cloud sedini mungkin akan lebih baik karena dengan demikian perusahaan dapat mempunyai ketahanan dan keunggulan yang kemudian membawa sustainability (keberlanjutan) dan actuality (aktualitas) dalam menjalankan bisnisnya.

“Dengan cloud, kita bisa fokus ke bisnis inti tanpa perlu pusing dengan yang namanya IT operations. Istilahnya, serahkan pada ahli yang bisa melakukannya dengan baik dan menjaganya (data) untuk kita. Jadi kita fokus ke bisnis saja,” tutur Sihmirmo.

Dalam pemaparannya, ia juga menyebutkan bahwa sebenarnya ada dua hal yang perlu diperhatikan perusahaan ketika memilih cloud provider, yaitu faktor biaya dan security (keamanan).

Pertama, faktor biaya. Sihmirmo menegaskan bahwa jangan mudah terpancing dengan biaya yang ditawarkan cloud provider.

“Kalau perusahaan kita menggunakan cloud itu untuk hal-hal terkait transaksi, maka kita perlu melihat juga bahwa itu nanti secara transaksional akan membebani atau tidak. Karena harus diingat bahwa cloud provider yang dari luar negeri itu networknya mau tidak mau - karena mereka di sini (Indonesia) adalah tamu atau menumpang - ikut dari network-network provider lokal, dan otomatis itu membuat biaya mereka tidaklah murah,” ujar Sihmirmo.

Menurutnya, cloud provider dari luar negeri biasanya akan mengenakan biaya murah di depan ketika posisi perusahaan masih berbentuk startup. Namun, begitu perusahan sudah masuk ke transaksional maka harganya akan multiply (berlipat ganda).

“Nah, kita harus memilih perusahaan yang didukung oleh network provider yang cukup kuat dan kemudian yang terpenting dari dalam negeri. Karena, biayanya akan jauh lebih murah daripada provider-provider cloud yang tidak didukung oleh network provider yang kompeten,” jelas Sihmirmo.

Sedangkan faktor kedua adalah security. Perusahaan disarankan memilih cloud provider yang sudah dilengkapi dengan standar security yang cukup.

"Misalkan ada orang lain yang coba menjebol lewat celah dari pintu samping, belakang atau manapun itu tetap aman karena sudah ada penjaganya. Rasanya, rata-rata cloud provider kebanyakan saat ini sudah cukup dilengkapi prosedur security yang mumpuni,” terangnya kembali.

Baca Juga: Strategi Perusahaan IT Bertahan dan Raup 'Cuan' di Tengah Pandemi

Sertifikasi yang saat ini sudah dikantongi Telkomsigma

Untuk diketahui, Telkomsigma merupakan anak perusahaan dari Telkom Indonesia yang menawarkan layanan di bidang IT seperti data center dan cloud solution. Untuk data center sendiri, saat ini Telkomsigma sudah memiliki tiga lokasi data center yang terletak di Serpong, Sentul dan Surabaya.

Layanan data center Telkomsigma juga sudah memiliki sertifikasi Uptime Institute Tier III dan Tier IV dan telah bekerja sama dengan lebih dari lima belas penyedia jaringan lokal dan internasional.

Sampai saat ini, layanan data center Telkomsigma telah memiliki lebih dari 70 klien dari berbagai institusi seperti perbankan, pemerintahan, pendidikan dan manufaktur. Untuk perbankan sendiri, salah satu kliennya adalah Bank BTN.

Sekadar informasi, Sihmirmo juga mengatakan bahwa bulan depan Telkomsigma akan meluncurkan cloud solution baru yang di mana seratus persen buatan Indonesia.

“Data center-nya juga ada di Indonesia di Telkomsigma. Dengan begitu, perusahaan tidak perlu khawatir akan security karena data mereka tidak akan kemana-mana karena ada di sini (Indonesia),” cetus Sihmirmo.

Di penghujung webinar, Sihmirmo kembali mengungkapkan bahwa pada akhirnya dengan adopsi teknologi cloud perusahaan bisa mengharapkan efisensi bisnis dan juga competitiveness (daya saing), khususnya dalam bersaing di situasi new normal akibat dari pandemi COVID-19 yang di mana perusahaan dituntut untuk terus menghadirkan inovasi baru.

“Jadi jangan ragu, mulailah sekarang (implementasi cloud). Dan janganlah ragu dengan kemampuan mitra-mitra atau partner-partner pengembang atau konsultan dalam negeri. Siapapun itu (cloud provider), tidak hanya Telkomsigma. Pilihlah yang sesuai dan Anda (perusahaan) dapat chemistry (kecocokan) yang bagus, tetapi intinya dapat membantu bisnis di perusahaan,” pungkas Sihmirmo.

Baca Juga: Investasi Keamanan Siber Naik, Perusahaan Belum Pede, Mengapa?