Find Us On Social Media :

WFH Diprediksi Berkembang Jadi Work From Everywhere, Risiko Cyber Threat Semakin Besar

By Fathia Yasmine, Kamis, 23 Juli 2020 | 20:11 WIB

Ilustrasi serangan siber

Sejak Maret lalu banyak perusahaan menerapkan skema work from home (WFH) demi mengantisipasi penularan Covid-19 yang lebih rentan terjadi melalui interaksi fisik.

Beruntung, saat ini infrastruktur digital di Indonesia sudah cukup baik, terutama di kota besar. Selain itu, pemanfaatan aplikasi meeting dan koordinasi kerja daring pun sudah jamak di banyak perusahaan. Meski tidak bertemu langsung, pekerjaan tetap terselesaikan dengan baik.

Mempertimbangkan efektivitas WFH dan kenyataan bahwa pandemi belum selesai, diprediksi skema kerja ini akan terus diterapkan.

Beberapa perusahaan di dunia, misalnya Twitter, Facebook, dan sebagian besar perusahaan di Silicon Valley sudah mendeklarasikan untuk mempermanenkan penerapan skema WFH.

Baca Juga: Dengan 3Agent, 3 Indonesia Bantu Pelanggan dapat Pemasukan Tambahan

Sebuah studi yang dipublikasikan Harvard Business Review bahkan memprediksi bahwa tren WFH di dunia akan berkembang menjadi work from everywhere (WFE). Banyak karyawan akan memilih bekerja dari mana saja, asalkan tempat tersebut memiliki koneksi internet memadai.

Skema ini akan diminati karyawan mengingat mereka dapat menekan pengeluaran berupa sewa tempat tinggal di dekat kantor, biaya transportasi, dan memiliki waktu lebih fleksibel untuk bekerja. Bukan tidak mungkin perusahaan-perusahaan di Indonesia menerapkan skema tersebut.

Namun, berkembangnya WFE ini bukan tanpa risiko. Tantangan berupa serangan siber di segi keamanan infrastruktur data menanti perusahaan dan karyawan di era WFE.

Pasalnya, karyawan tidak lagi menggunakan jaringan privat dalam kantor untuk mengakses data sensitif. Mereka akan lebih banyak menggunakan jaringan bersama, misalnya melalui wifi publik atau laptop bersama.

Baca Juga: LINE Hadirkan OA Call yang Mudahkan Terkoneksi dengan Konsumen

Selain itu, infrastruktur teknologi informasi (TI) yang dikustomisasi agar mampu diakses jarak jauh, secara tidak langsung menjadi sasaran empuk bagi para hacker.

Risiko peretasan akan lebih besar jika sistem kemanan data siber (cyber security) yang dimiliki perusahaan masih bersifat sederhana dan belum memiliki sistem proteksi serta pencegahan yang mumpuni.

Kalaupun ada, proteksi ini terkadang masih memiliki celah (bug) yang kerapkali dimanfaatkan oleh para hacker untuk melakukan serangan siber (cyber threat). Mengingat cyber threat hanya memerlukan koneksi internet untuk menembus sistem infrastruktur perusahaan.

Hal ini terbukti dengan adanya catatan serangan siber yang terjadi  di Indonesia sejak beberapa bulan terakhir.

Baca Juga: Kini Koleksi Aksesori ASUS ROG Makin Lengkap, Ada Kibor Nirkabel

Dikutip Badan Operasi Keamanan Siber Nasional (Pusopskamsinas) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) terdapat 88.414.296 serangan siber yang terjadi selama 1 Januari-12 April 2020.  

Ketika memasuki fase WFH, serangan siber mulai beralih dengan pola baru lewat banyaknya trojan activity sebesar 56 persen, disusul oleh information gathering (pengumpulan informasi) serta web application attack dengan proporsi masing-masing 43 persen dan 1 persen.

Serangan siber yang mengakibatkan bocornya jutaan data pengguna serta informasi sensitif juga  sempat dialami oleh salah satu platform e-commerce besar. Kejadian tersebut berpengaruh besar pada tingkat kepercayaan konsumen.

Lalu, hal apa saja yang perlu diperhatikan perusahaan dalam menjaga cyber security-nya? Perlukah perusahaan melakukan strategi cadangan untuk mengantisipasi perubahan pola cyber attack?

Baca Juga: Masyarakat Indonesia Lebih Percaya Berita Televisi daripada Internet

Di samping itu, perlukah perusahaan melakukan edukasi bagi karyawan terkait dengan keamanan data pribadi dan perusahaan, terutama dengan adanya WFE dan WFH?

Temukan jawabannya melalui Webinar “Leap Ahead: Secure Your Data In Work From Home Era”. Menghadirkan pembicara ahli cyber security Gildas Deorat dan diinisiasi oleh Metrodata Electronics sebagai bisnis partner dari IBM.  Webinar ini akan membahas tentang segala hal yang perlu perusahaan siapkan dalam segi keamanan digital.

Acara diadakan secara gratis dengan kuota terbatas pada 29 Juli 2020 mendatang, jangan lewatkan kesempatan untuk mendapat informasi terkini dan relevan bagi bisnis Anda di masa depan.

Informasi dan registrasi zoom dapat dilakukan melalui tautan berikut ini. Sedangkan, bagi Anda yang tertarik dengan IBM Security solution, informasi lebih lanjut mengenai produk dapat dilihat melalui laman resmi Metrodata Electronics di sini.