Find Us On Social Media :

Mencermati Proses Manufaktur dan Jenis Pekerjaan Baru di Industry 5.0

By Liana Threestayanti, Rabu, 29 Juli 2020 | 14:00 WIB

Ilustrasi Industry 5.0

Penulis: Darrell Adams, Head of Southeast Asia & Oceania, Universal Robots

Industry 4.0 belum sepenuhnya diadopsi, tapi diskusi tentang Industry 5.0 telah dimulai. Kabar baiknya adalah era baru industri ini akan banyak membutuhkan sentuhan manusia dalam proses manufaktur produk. Seperti apa pabrik Industry 5.0 dan jenis pekerjaan apa yang akan dilakukan di sana?

Pabrik di tahun 2035 akan sangat jauh berbeda dengan pabrik yang kita kenal saat ini. Sejak revolusi industri pertama, yaitu ketika mekanisasi, air, dan tenaga uap mulai mengotomatisasi pekerjaan yang sebelumnya dilakukan secara manual, mesin melakukan lebih banyak pekerjaan bagi manusia.

Tiap kemajuan teknologi yang terjadi—mulai dari komputer dan robotika hingga internet—telah menyebabkan mendorong proses otomatisasi yang lebih lanjut. Kemajuan teknologi akan tetap signifikan tetapi tren “human touch” atau sentuhan manusia juga akan menjadi kebutuhan di Pabrik 2035.

Manusia, Mesin, dan Sebuah Kekhawatiran

Dewasa ini, “Industry 4.0” yang berbasis internet—mencakup robot sebagai bagian yang tumbuh pesat dalam teknologi terkoneksi di Industry 4.0—telah memicu kekhawatiran baru bahwa teknologi akan menggantikan manusia. Sebagai “wajah” Industry 4.0, robot menjadi persoalan yang menonjol dalam mitos “teknologi menggantikan manusia”. Ada salah pengertian bahwa teknologi otomasi dan robot mengancam mata pencaharian orang. Padahal, otomasi tidak menggantikan, tetapi justru menciptakan pekerjaan-pekerjaan baru.

Sebuah artikel tentang tugas-tugas terotomatisasi yang diterbitkan oleh Harvard Business Review baru-baru ini menyebutkan bahwa  20% dan 80% dari pekerjaan dapat melibatkan pekerjaan-pekerjaan yang bisa diotomatisasi, tapi tidak ada pekerjaan yang 100% dapat diotomatisasi. Artinya, dengan semua kemajuan teknologi yang ada pun, robot tidak akan bisa sepenuhnya menggantikan peran manusia. Faktanya adalah robot membantu meningkatkan produktivitas dan perusahaan berada dalam posisi di mana mereka dapat mempekerjakan lebih banyak orang. Oleh karena itu, robot akan menciptakan pekerjaan, bukannya malah mengeliminasi pekerjaan.

Pabrik Jenis Baru

Janji dari revolusi industri terbaru, Industry 4.0, bukan hanya otomasi pabrik yang komplit. Perusahaan manufaktur kini beralih ke arah “lights-out factory” di mana mereka dapat memproduksi barang yang dibutuhkan orang dengan cepat, dengan kualitas tinggi yang konsisten, dengan biaya yang lebih rendah, dan dengan sedikit intervensi manusia. Istilah “lights-out factory” ini mengacu pada pabrik-pabrik yang terotomatisasi sepenuhnya dan tidak membutuhkan kehadiran manusia. Dan pabrik-pabrik ini dapat bekerja dengan kondisi tanpa cahaya (lights out).  

Namun, ketika “lights-out factory” mulai dilirik perusahaan manufaktur, ada tren konsumen global yang baru dan berbeda, yaitu kembalinya “human touch” atau sentuhan manusia di Industry 5.0. Permintaan untuk sentuhan manusia ini, atau seringkali dideskripsikan sebagai “mass personalisastion”, tidak akan pernah bisa dipenuhi oleh proses manufaktur “lights out” tadi maupun oleh produsen-produsen yang bekerja secara tradisional di toko-toko kecil.

Dewasa ini, orang ingin menikmati pengalaman “human touch” pada barang-barang yang diproduksi massal. Jenis pabrik yang dibutuhkan untuk memproduksi barang-barang seperti itu dalam skala tertentu dan dengan biaya yang membuat produksi secara ekonomi feasible akan bergantung pada teknologi. Dan ini bukan teknologi yang bekerja tanpa keterlibatan manusia di pabrik-pabrik berjenis “lights-out” tadi. Yang dibutuhkan adalah teknoogi yang dapat berkolaborasi dengan pekerja dan, di mana sentuhan manusia terlibat, akan menjadi tool yang memungkinkan pekerja mengkontribusikan nilai pada produk tersebut.

Pekerja Jenis Baru

Para pekerja yang akan dibutuhkan di pabrik jenis baru ini adalah mereka yang memiliki nilai yang bisa ditambahkan pada produk. Mereka harus memiliki keahlian di satu area yang dibutuhkan untuk memberikan sentuhan manusia di tingkatan tertentu pada produk sesuai permintaan pasar. Para pekerja ini mungkin mempraktikkan keterampilan atau menggunakan pengelihatannya yang tajam atau indera lainnya untuk menilai pekerjaan dan membuat penyesuaian. Mereka memiliki pemahaman khusus tentang material dan proses manufaktur. Para pekerja ini juga ahli dalam hal kreativitas. Yang tidak akan dibutuhkan adalah pekerja yang menghabiskan waktunya untuk melakukan tugas-tugas yang bersifat repetitif dan berulang, atau tugas-tugas yang berbahaya. Robot dan peralatan mesin lainnya dapat dan akan mengerjakan tugas-tugas itu dengan lebih baik. Hari-hari seorang pekerja tradisional akan segera berlalu.

Pekerjaan Manufaktur di Tahun 2035

Pada tahun 2035, Industry 4.0 dan pabrik-pabrik yang berkategori lights-out akan menjadi bagian vital dalam manufaktur produk. Pasar dunia membutuhkan jutaan produk yang tidak memerlukan sentuhan manusia agar menjadi bernilai.  Namun akan ada lebih banyak pabrik bertipe Industry 5.0 di tahun 2035 dan pabrik-pabrik ini akan mempekerjakan orang yang memiliki keterampilan unik. Membutuhkan talenta unik seperti kreativitas, keterampilan seni, pemahaman material dan proses, selera yang tinggi, pemahaman berbagai kebiasaan, dan mampu membuat penilaian yang kompleks, pekerjaan-pekerjaan di era Industry 5.0 tidak akan seperti pekerjaan pabrik yang kita pahami saat ini. Pekerjaan-pekerjaan ini akan membantah definisi pekerjaan sebagai “melakukan hal yang tidak saya sukai”. Orang justru akan mencintai pekerjaannya. Pekerjaan-pekerjaan dan tren ini akan membantu memanusiakan pekerjaan dan membuat dunia menjadi tempat bekerja yang lebih baik.

Di era global saat ini, Industry 4.0 adalah sebuah “perkawinan” antara teknologi informasi (TI) dan teknologi operations manufaktur. Dan kita sudah melihat kian matangnya teknologi digital di ranah industri manufaktur. Pabrik pintar atau smart factory di tahun 2035 akan mengakomodasi model kolaboratif baru. Kolaborasi antara mesin dan manusia, di mana robot akan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang berat dan repetitif. Sedangkan manusia akan bertindak sebagai “arsitek kreatif”. Kreativitas manusia dan teknologi cerdas akan menjadi satu kekuatan penentu di tahun 2035.