5. Sentuh yang Menyeluruh
Menggunakan sentuhan untuk mengendalikan smartphone sekarang adalah hal yang umum. Namun, 63% responden mengekspektasi smartphone dengan layar yang bisa meneruskan bentuk dan tekstur dari ikon dan tombol digital yang mereka sentuh dan tekan. Begitu pula ketika mereka menekan ikon dan tombol tersebut, mereka mengekspektasi bisa merasakan ikon dan tombol bersangkutan bergerak ke dalam. Bahkan, 60% responden memprediksikan wristband yang bisa menyimulasikan saraf sehingga Anda bisa merasakan sentuhan tatkala berinteraksi dengan objek digital apa saja.
6. Realitas yang Bergabung
Realitas yang bergabung merujuk pada dunia virtual dan fisik yang bergabung dari kedua arah. Misalnya, 70% responden memperkirakan bahwa dengan kacamata AR, suatu benda virtual berkualitas tinggi bisa “diletakkan” di dunia nyata dan sulit dibedakan dengan benda fisiknya. Namun, realitas yang bergabung awalnya dipercaya akan hadir pada gim. Sebanyak 70% responden memprediksikan dunia gim VR akan sulit dibedakan secara penglihatan dan pendengaran dari dunia fisik alias nyata.
7. Terverifikasi sebagai Kebenaran
Menurut sekitar 50% dari responden, layanan berita seperti situs berita yang menyajikan pemeriksaan kebenaran secara ekstensif akan menjadi populer. Dengan kata lain, sekitar 50% responden menilai bahwa berita palsu atau bohong akan berkurang drastis. Terverifikasi sebagai kebenaran itu pun diperkirakan akan berlaku pada berbagai kegiatan daring lain, seperti panggilan video, media sosial, dan layanan untuk mencari jodoh.
8. Konsumen Post-privacy
Sekitar 50% responden mengharapkan bahwa urusan privasi bukan lagi menjadi masalah. Mereka mengharapkan berbagai hukum digital yang ada akan mengatur secara jelas mana yang merupakan data publik dan mana yang merupakan data pribadi. Namun, mereka juga menilai bahwa teknologi seperti pengenalan wajah akan hadir di mana-mana. Alhasil privasi dalam hal bersangkutan tidak akan ada lagi.
9. Keterhubungan yang Berkelanjutan
Sebanyak 60% responden menilai bahwa layanan berbasiskan internet of senses akan membuat penduduk dunia menjadi lebih ramah lingkungan alias membuat lingkungan atau alam lebih berkelanjutan. Salah satu pendekatan yang dipercaya bisa membuat hal tersebut adalah beraktivitas secara jarak jauh, seperti bekerja dari jarak jauh. Pasalnya, beraktivitas secara jarak jauh bisa mengurangi jumlah perjalanan yang perlu dilakukan — sesuatu yang sering kali masih memanfaatkan bahan bakar yang tidak ramah lingkungan.
10. Layanan yang Luar Biasa
Menurut studi yang dilakukan Ericsson, 45% responden menginginkan pusat perbelanjaan digital yang memungkinkan mereka untuk bisa mengindra aneka produk yang ditawarkan. Mereka misalnya ingin bisa merasakan tekstur dari baju yang ditawarkan, menyium bau dari sayur yang dijual, dan mencoba rasa dari makanan yang dijajakan. Kemampuan serupa juga diinginkan pada aktivitas lain seperti halnya bekerja; tidak hanya kolega yang terlihat dan terdengar seperti benar-benar hadir, melainkan juga interaksi dengan berbagai benda seperti halny lembar laporan.
Secara keseluruhan, studi Ericsson menemukan bahwa 68% responden mau untuk menggunakan setidaknya 1 dari 6 (pikiran, penciuman, penglihatan, pengecapan, sentuhan, pendengaran) konsep aplikasi internet of senses. Sementara, 81% terbuka akan ide internet of senses itu.
Internet of senses sendiri tentunya membutuhkan banyak data untuk ditransfer. Ericsson pun meyakini jaringan seluler 5G membolehkan hal tersebut. Dengan kata lain, Ericsson yang merupakan salah satu penyedia infrastruktur jaringan seluler 5G meyakini 5G akan memungkinkan berbagai aplikasi dari internet of senses pada tahun 2030 yang akan datang.