Find Us On Social Media :

AWS Bantu Organisasi di Indonesia Menghadapi Pandemi COVID-19

By Cakrawala, Selasa, 8 September 2020 | 19:00 WIB

AWS (Amazon Web Services) menawarkan berbagai inisiatif untuk membantu organisasi menghadapi pandemi COVID-19 di dunia, termasuk di Indonesia.

Pandemi COVID-19 di dunia memengaruhi banyak organisasi di dunia. Begitu pula di Indonesia. Tak sedikit perusahaan di tanah air yang harus menyesuaikan bisnisnya agar bertahan maupun berkembang selama pandemi COVID-19 ini. AWS (Amazon Web Services) yang merupakan penyedia layanan public cloud terdepan untuk IaaS (infrastructure as a service) pun menawarkan berbagai inisiatif untuk membantu organisasi dalam menghadapi pandemi COVID-19 di dunia, termasuk di Indonesia. Inisiatif yang ditawarkan tak sekadar jangka pendek atau semasa pandemi COVID-19 melainkan juga untuk jangka panjang. Hal tersebut disampaikan AWS Indonesia belum lama ini.

“Banyak impact yang lebih long term sifatnya, ini gak cuma kredit; kredit itu biasanya cuma untuk short term; karena kan at the end of day setelah kreditnya habis, tetap harus survive. Apa yang kami melihat lebih potensi untuk lebih ke long term-nya adalah menggunakan capability technical kami untuk men-support teman-teman melihat review secara asritek dan kemudain architecture-nya dilihat dan bagaimana membantu customer untuk bisa berinovasi dengan biaya yang relatif lebih rendah dan jangan, jangan linier gitu pertumbuhan kebutuhannya dibandingkan, dibandingkan dengan cost-nya,” ujar Gunawan Susanto (Country Manager, AWS Indonesia).

Beberapa inisiatif yang ditawarkan AWS sehubungan dengan pandemi COVID-19 adalah menggerakkan tim AWS Disaster Response, mendukung konsumen dengan kredit, mendukung cara-cara baru dalam bekerja, dan AWS Diagnostic Development Initiative. Tidak semua inisiatif AWS tersebut ditujukan untuk bisnis, sebagian untuk membantu melawan pandemi COVID-19 itu sendiri seperti untuk penelitian solusi diagnosis COVID-19.

Menggerakkan tim AWS Disaster Response merujuk pada kerja sama tim AWS Disaster Response dengan berbagai organisasi kesehatan, pemerintah, dan juga konsumen perihal COVID-19. Tim AWS Disaster Response sendiri adalah tim yang dibentuk AWS pada tahun 2018 lalu untuk membantu organisasi dalam merespons dan memulihkan diri dari bencana alam besar di berbagai belahan dunia, tentunya dengan memanfaatkan public cloud AWS.

Mendukung konsumen dengan kredit maksudnya AWS memberikan dana dalam bentuk kredit kepada para konsumennya. Kredit tersebut bisa digunakan untuk membantu membayar berbagai layanan AWS yang digunakan oleh aneka konsumen bersangkutan. Alhasil, membantu meringankan beban biaya dari para organisasi pengguna AWS pada masa pandemi COVID-19.

Mendukung cara-cara baru dalam bekerja merujuk pada bantuan yang diberikan AWS untuk mendukung perubahan cara bekerja banyak organisasi yang dari di kantor menjadi dari rumah akibat pandemi COVID-19. AWS tidak memungut biaya alias mengratiskan penggunaan aneka perkakas produktivitasnya, yakni Amazon Chime, Amazon WorkSpaces, dan Amazon WorkDocs sampai Juni lalu.

Sementara, AWS Diagnostic Development Initiative ditujukan untuk lembaga penelitian maupun entitas lainnya yang sesuai dalam meneliti solusi diagnosis COVID-19. Dengan kata lain, inisiatif ini lebih untuk membantu melawan pandemi COVID-19 itu sendiri dan bukan untuk bisnis.

Salah satu contoh organisasi di Indonesia yang terbantu oleh AWS sehubungan pandemi COVID-19 adalah Simak Online. Simak Online mendefiniskan dirinya sebagai sistem informasi manajemen sekolah yang menawarkan solusi untuk manajemen sekolah, mulai dari administrasi, persiapan, pelaksanaan, sampai hasil akhir pembelajaran murid-murid di sekolah. Simak Online anatara lain menyediakan sarana pembelajaran digital untuk murid, membantu menghemat waktu guru dengan mengurangi pemeriksaan terhadap jawaban ujian, dan memungkinkan orang tua untuk memonitor anaknya saat di sekolah. Di Jakarta Simak Online ini dikenal dengan SiPintar yang dirilis oleh Dinas Pendidikan DKI Jakarta.

Sebelum pandemi COVID-19, Simak Online menggunakan infrastruktur on-premises. Kala itu, Simak Online mengklaim sudah mengalami kendala apabila trafik tinggi, misalnya ketika ujian yang berbarengan pada banyak sekolah seperti ujian akhir semester atau PAS (penilaian akhir semester). Perpindahan ke public cloud AWS pun sebenarnya sudah dijajaki. Namun, ketika wacana belajar dari rumah hadir untuk menekan penyebaran COVID-19, Simak Online segera melakukan perpindahan ke AWS tersebut. Pasalnya, trafik pada Simak Online akan makin tinggi dengan kegiatan belajar mengajar daring alias belajar dari rumah.                            

Dengan berpindah ke AWS, dibantu oleh tim AWS Solutions Architect, Simak Online menyebutkan sudah sangat siap secara arsitektur menghadapai kenaikan trafik seperti akibat pandemi COVID-19. Begitu juga dengan pengelolaan yang lebih mudah karena sebagian sudah secara otomatis. Selain itu, Simak Online juga merasakan manfaat dari dukungan AWS terhadap konsumennya dengan kredit. Dengan inisiatif AWS itu, Simak Online bisa merasakan keringanan perihal biaya.

Satu contoh lain adalah HappyFresh. Melalui HappyFresh, konsumen bisa berbelanja secara daring produk-produk dari supermarket maupun toko yang telah bekerja sama dengannya, untuk kemudian dikirimkan ke rumah. Berbeda dengan Simak Online, HappyFresh sudah menggunakan public cloud AWS sejak awal berdirinya di Indonesia.

Pandemi COVID-19 yang membuat pergerakan masyarakat terbatas berakibat pada melonjaknya trafik HappyFresh. Masyarakat yang sebelumnya tidak terbiasa berbelanja grocery secara daring pun “terpaksa” melakukannya. HappyFresh mengklaim trafiknya meningkat menjadi sepuluh kali dari biasa akibat pandemi COVID-19. Namun, antara lain berkat menggunakan AWS, HappyFresh mengklaim bisa menangani hal tersebut dengan baik, termasuk dari sisi pengalaman pengguna.

Tak sekadar itu, HappyFresh dibantu oleh tim AWS Solutions Architect pun berhasil menekan biaya yang diperlukan dalam menangani meningkatnya trafik tersebut. HappyFresh menggunakan Amazon EC2 Spot Instances untuk compute-nya. Sebenarnya, HappyFresh mulai menggunakan Amazon EC2 Spot Instances sejak akhir tahun lalu. Namun, meski harganya naik akibat pandemi COVID-19, Amazon EC2 Spot Instances tetap mampu menekan biaya HappyFresh dibandingkan menggunakan Amazon EC2 seperti sebelumnya.