Universitas Pelita Harapan (UPH) baru-baru ini telah mengumumkan rencana baru untuk mentransformasi institusi mereka secara digital.
Universitas ini akan menyiapkan Moodle Sistem Manajemen Pembelajaran (Learning Management System – LMS) yang bersifat open source untuk melacak kursus dan tugas para mahasiswa/i.
Sistem yang baru ini juga akan menawarkan aplikasi produktivitas profesional bagi mahasiswa dan fakultas mereka serta menyediakan fitur keamanan yang ditingkatkan untuk jaringan universitas.
Pihak UPH turut mengungkapkan bahwa pandemi COVID-19 yang melanda Indonesia, mendorong banyak institusi pendidikan seperti UPH untuk menerapkan belajar dari rumah. Sehingga, mempercepat kehadiran sistem ini juga menjadi hal penting untuk dilakukan.
“Kami tiba-tiba memiliki roadmap satu tahun yang harus dipersingkat menjadi satu bulan dan harus siap dalam seminggu,” kata Firman Rusli, Chief Technology Officer, Universitas Pelita Harapan.
“Kami membutuhkan solusi stop gap cepat sebelum kami bisa menaikan layanan utama online guna mendukung semua pemangku kepentingan serta membantu mengoptimalkan biaya,” tambahnya.
Memiliki lokasi di berbagai kota dengan puluhan ribu mahasiswa, dosen, dan petugas administrasi, UPH harus mempercepat ekspansi teknologinya dengan solusi terpusat yang menawarkan one-stop service yang juga mengutamakan keamanan.
Sistem baru juga harus diintegrasikan ke email dan platform produktivitas yang ada serta menawarkan otentikasi pengguna dan jaringan.
Karena sudah menggunakan Microsoft Office 365 untuk produktivitas dan layanan email, UPH memilih untuk menambahkan solusi dari Microsoft ke infrastrukturnya.
Solusi tersebut seperti Microsoft Teams untuk kelas online lewat layanan konferensi video, OneDrive untuk penyimpanan cloud, Sharepoint untuk ruang kerja digital, serta Azure Active Direktori untuk otentikasi pengguna.
Selain itu, UPH juga menggunakan Azure Infrastructure meng-hosting solusi LMS universitas yang harus mampu menerima ribuan koneksi bersamaan.
Dengan Azure, universitas dapat dengan mudah mengelola kapasitas server sesuai permintaan, memperluas kapasitas server selama saat ramai, dan mematikan sebagian selama periode penggunaan yang lebih rendah.
"Sistem baru diimplementasikan dalam jangka waktu yang sangat pendek dan siap digunakan tanpa mengkhawatirkan potensi masalah kompatibilitas,"cetus Firman.