Find Us On Social Media :

lingkaran: Platform Pendidikan untuk Wirausahawan dan Profesional Muda

By Rafki Fachrizal, Kamis, 12 November 2020 | 21:45 WIB

(kiri bawah) Wendy Pratama, CEO dan Founder lingkaran, dan tim lingkaran

Pandemi COVID-19 telah merubah tatanan hidup masyarakat di berbagai negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia.

Mulai dari aktivitas untuk membeli kebutuhan sehari-hari, bekerja, hingga belajar kini lebih banyak dilakukan dari rumah dengan memanfaatkan platform digital. 

Karena itu, tak heran bila banyak platform digital yang mengalami peningkatan bisnis secara drastis selama pandemi berlangsung.

Platform digital di bidang pendidikan misalnya. Salah satu platform di bidang ini yang mengalami hal tersebut adalah lingkaran (lingkaran.co).

Selama tahun 2020 berjalan, lingkaran telah berhasil berkembang secara organik sebesar 5 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.

Dalam capaian angka, selama tahun ini pula lingkaran berhasil mendapatkan 50% revenue growth, 450% margin growth, 500% user growth, dan 300% retention growth.

Lantas, layanan pendidikan apa yang sebenarnya ditawarkan platform lingkaran?

Secara singkat, lingkaran adalah sebuah platform pendidikan non-formal yang ditujukan bagi para wirausahawan dan profesional muda yang ingin mengembangkan diri, karir, dan bisnis melalui berbagai pelatihan in-demand skills oleh para praktisi dan ahli di bidangnya masing-masing.

Bersifat online (daring), pelatihan yang diadakan pun beragam, meliputi pelatihan kewirausahaan, pemasaran digital, manajemen keuangan dasar, pembangunan karakter, dan lain sebagainya.

Baca Juga: Fabelio: Penuhi Kebutuhan Furnitur Para Pemilik Hunian dengan Bantuan Teknologi

Awal Mula Berdiri

lingkaran sendiri didirikan oleh Wendy Pratama (CEO dan Founder lingkaran), yang di mana ide untuk mendirikan platform digital ini berangkat dari rasa kegelisahannya setelah lulus dari salah satu perguruan tinggi negeri di Kota Bandung.

“Setelah lulus dari jurusan Arsitektur di ITB (Institut Teknologi Bandung), saya diminta untuk merenovasi rumah saya sendiri. Nyatanya, teori semasa kuliah tidak mudah diaplikasikan. Saat itu saya tidak memahami bagaimana cara mengeksekusi dan mewujudkan desainnya; bagaimana cara menghitung biaya, mencari kontraktor, dan hal-hal teknis lainnya. Setelah banyak berdiskusi dengan orang sekitar, ternyata faktanya terdapat missing gap antara apa yang dipelajari di institusi pendidikan formal dengan apa yang sebenarnya dibutuhkan di industri atau dunia profesional,” papar Wendy.