Sempat beredar, peluncuran Huawei Mate 40 ditunda hingga 2021. Kini beredar bocoran tanggal peluncuran yang diprediksi akan jatuh pada 22 Oktober 2020 dan pre-order akan dimulai di China di hari yang sama.
Seri yang akan diluncurkan meliputi Mate 40, Mate 40 Pro, dan Mate 40 Pro Plus di China pada 30 Oktober.
Hingga saat ini, rencana peluncuran global masih belum jelas. Tapi dari bocoran sebelumnya, handset hanya akan mencapai pasar internasional tahun depan dan itu juga dalam jumlah terbatas.
Hal ini terkait dengan larangan Amerika Serikat (AS) terhadap Huawei, dan jangka panjang dan pendeknya adalah perusahaan China tersebut telah terputus dari rantai pasokan global seperti dikutip GSM Arena.
Di sisi suplai, ini berarti kekurangan komponen untuk menopang operasi. Dari perspektif permintaan, ponselnya telah kehilangan daya tarik global karena tidak lagi hadir dengan aplikasi dan layanan Google.
Disinyalir, Huawei Mate 40 akan ditenagai chip 5nm Kirin 9000, yang bisa menjadi silikon milik terakhir Huawei.
Model kelas atas diharapkan menampilkan layar 6,7 inci, dengan kecepatan refresh 90Hz, dan kamera depan sensor ganda.
Dikabarkan akan memiliki susunan quad-camera di bagian belakang dengan sensor utama 108MP.
Huawei Mate 40 akan mendukung pengisian cepat 66W. Mereka akan terinstal dengan Android 11 open-source dengan EMUI 11 di atasnya.
Genjot Produksi
Huawei segera meluncurkan chipset andalan terbarunya Kirin 9000. Chipset besutan Huawei itu merupakan tandingan untuk A14 Bionic milik Apple yang digunakan pada iPad Air dan kemungkinan pada iPhone 12 Series.
Kirin 9000 disebut-sebut sebagai rival sepadan dengan A14 Bionic, karena sama-sama dibuat dengan proses 5 nm dan mengintegrasikannya dengan modem 5G.
Dikutip dari Reporter, Huawei saat ini sudah memesan kepada perusahaan manufaktur TSMC untuk memproduksi 15 juta chip Kirin 9000. Meski begitu, laporan terbaru menyatakan bahwa hingga akhir tahun ini mereka hanya menyanggupi produksi sebanyak 8,8 juta chip.
Selain itu, Kirin 9000 diproyeksikan untuk menjadi otak yang menjalankan ponsel flagship Huawei, Mate 40, yang kemungkinan bakal meluncur Oktober mendatang.
Huawei mulai hidup mandiri dalam menyiapkan ekosistem bisnisnya selepas dijatuhi sanksi dagang dari Amerika Serikat.
Mereka tak lagi menggunakan chipset buatan Qualcomm maupun menggunakan Google Mobile Services. Sebagai gantinya, mereka punya Huawei Mobile Services dan menyiapkan komponen lainnya tanpa campur tangan perusahaan asal AS.
Terancam Molor
Rencana Huawei meluncurkan flagship Huawei Mate 40 teracam tertunda hingga 2021.
Beredar kabar bahwa penundaan peluncuran Huawei Mate 40 diduga akibat kebijakan pemerintah Amerika Serikat (AS) yang melarang Huawei melakukan bisnis dengan pembuat cipset mana pun yang menggunakan teknologi AS.
Sanksi itu membuat Huawei tak dapat lagi memproduksi cipset kelas atas Kirin miliknya atau membeli cipset dari Qualcomm, MediaTek, Samsung, dan lainnya yang menggunakan teknologi AS.
Huawei pun bertahan diri dan sedang melihat situasi global yang tidak menentu akibat pandemi corona, sembari berharap Mate 40 bisa laris di global.
Huawei Mate 40 sendiri sudah pasti tidak akan dijual di AS dan mungkin tidak mendapat sambutan hangat di India akibat konflik dengan China.
Beberapa negara di Eropa memblokir peralatan 5G Huawei. Hal itu yang menjadi salah satu alasan mengapa Huawei telah mengurangi pesanan komponen untuk smartphone ini 30 persen hingga 40 persen.
Untungnya, tidak ada yang bermasalah dengan smartphone Huawei seperti dikutip Gizchina.
Tahun lalu ponsel Mate 30 diluncurkan di China pada akhir September, diikuti oleh peluncuran terbatas di Eropa pada akhir November.
Kemudian Huawei mulai secara bertahap berekspansi ke negara-negara baru dengan beberapa peluncuran datang paling lambat Januari 2020.
Dilansir dari GSMArena, Huawei akan berhenti kerja sama dengan TSMC untuk memproduksi Kirin. Huawei juga tidak dapat menggunakan layar OLED dari Samsung dan LG.
Di sisi lain, Perusahaan mengklaim telah menyimpan cukup cipset (10 juta unit, dilaporkan) dan juga menggunakan layar buatan BOE.
Meski demikian, komponen itu diprediksi hanya bertahan beberapa bulan saja. namun persediaan tersebut mungkin hanya cukup untuk pasar lokal China.