Wiratno menjelaskan bahwa baru-baru ini pihaknya bekerja sama dengan komunitas burung dan Swiss Winasis, telah menerbitkan buku Atlas Burung Indonesia. Memanfaatkan teknologi AI, keragaman suara satwa rencananya akan dikelola dalam virtual sound museum. Ia berujar, “Melalui teknologi yang akan kita kembangkan bersama Huawei dan Rainforest Connection, kita dapat membuat virtual sound museum yang berisi suara-suara yang tertangkap dari alat yang akan dipasang di hutan.”
Kepala Taman Nasional Bali Barat Agus Ngurah menyambut baik rencana kerja sama ini. “Kehadiran teknologi yang akan kita kembangkan bersama Huawei dan Rainforest Connection ini akan bermanfaat dalam membantu kami melindungi hutan, khususnya di Taman Nasional Bali Barat dengan satwa endemik Jalak Bali yang juga merupakan satwa dilindungi karena tergolong langka,” pungkasnya.