Pandemi covid-19 yang menyerang dunia termasuk Indonesia turut mengubah tatanan cara orang belajar dan bekerja. Bahkan, industri pun terdampak oleh pandemi corona dan memaksa industri mengubah pola bisnis menghadapi perubahan zaman.
Untungnya, pandemi covid-19 tidak menyurutkan penetrasi internet di Indonesia. Berdasarkan Survei Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII), penetrasi Internet di Indonesia sebesar 73 persen dengan 196 juta pengguna internet.
Teguh Prasetya (Ketua Asosiasi IoT Indonesia) mengatakan pandemi corona menghadirkan banyak tantangan dan perubahan bisnis di Indonesia. Untungnya, Indonesia sudah siap melakukan digitalisasi dengan pengguna Internet tembus 196 juta.
"Banyak perubahan perilaku dan pola bisnis, dari proteksi virtual dan makin banyak skil. Dari sisi teknologi, makin banyak otomasi, makin banyak perangkat digital. Itu membuat data digital makin banyak termasuk analytic data. Tren tracking online bakal meningkat, seiring tumbuh pesatnya platform online," katanya dalam acara Tech Gathering InfoKomputer, Kamis (12/11).
"Saat ini banyak perusahaan saling berbagi sumber daya dan tools supaya bisnis tetap jalan selama pandemi. Tren WFH masih bakal terus dilakukan," ucapnya.
Peran IoT
Teguh mengatakan implementasi Internet of Things (IoT) memegang peranan penting di industri manufaktur di masa depan.
Riset McKinsey mengatakan digitalisasi bisa mendorong pendapatan sebanyak USD 120 miliar atas hasil ekonomi Indonesia pada 2025. Sekitar seperempat dari angka ini, atau senilai USD 34 miliar, akan dihasilkan oleh sektor manufaktur.
"Manufaktur menyumbang 18 persen ke PDB, sangatlah penting untuk mempercepat penerapan teknologi digital IoT terbaru pada sektor manufaktur," ujarnya.
Kesuksesan adopsi IoT terletak pada information value chain loop, sensor-sensor IoT yang terintegrasi satu sama lain, kemampuan data-data itu dianalisa supaya bisa memberikan hasil yang baik untuk perusahaan.
"Berkat IoT, dampak keuntungan bagi perusahaan makin besar dengan waktu produksi yang singkat," ucapnya.
Bagaimana industri manufaktur mengadopsi teknologi IoT? Perusahaan harus melakukan transformasi digital, membuat roadmap strategy, membuat kebijakan perusahaan yang mendukung transformasi digital, dan melatih sumber daya manusia.
"Perusahaan harus menyentuh pelanggan secara digital dan memenuhi permintaan secara digital termasuk supply chain, business dan product developmet," ucapnya.
Teguh menilai implementasi smart manufacturing harus ditunjang dengan ekosistem smart machine, logitis, tools, dan karyawan yang pintar serta smart energy managemenet sehingga energi bisa makin efisien dan menggunakan energi terbarukan," pungkasnya.
"IoT Smart manufacturing harus menjawab perubahan teknologi dan bisnis. Perusahaan juga harus melakukan kolaborasi dan memperkuat sinergi serta menciptakan ekosistem. Perubahan mindset juga sangat penting dan meningkatkan skill sehingga muncul pekerjaan baru," ujarnya.