Sebanyak 97 persen responden di APAC menyatakan telah merasakan kesuksesan transformasi digital mereka, entah dalam skala besar maupun kecil. Namun 90 persen dari mereka merasakan adanya hal-hal yang menghambat upaya mereka. Ada tiga hal yang dapat menghambat terlaksananya transformasi digital di perusahaan-perusahaan di APAC:
1.Terlalu banyak persyaratan yang harus dipenuhi terkait dengan hal keamanan dan regulasi (32 persen atau 5 persen lebih tinggi dari rata-rata global).
2.Aplikasi/software tidak dapat terintegrasi dengan sempurna dengan sistem yang ada atau sistem legacy (27 persen).
3.Terlalu banyak platform yang justru menyebabkan proses transformasi itu menjadi terlalu kompleks (27 persen).
Terkait proses penerapan dan pengembangan software, pada perusahaan-perusahaan di APAC yang mengalami peningkatan pertumbuhan 5 persen ke atas, ternyata lebih dari 14 persen lebih proses software/aplikasi net-new mereka rata-rata sudah berada di tahap produksi, jika dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan dengan pertumbuhan 5 persen ke bawah.
Pengambil kebijakan TI dan pengembang aplikasi di perusahaan dengan pertumbuhan lebih tinggi maupun rendah menyampaikan adanya kesamaan dalam waktu yang dibutuhkan oleh tim mereka terkait dalam maintenance (39 persen). Namun, perusahaan dengan pertumbuhan yang lebih tinggi lebih banyak menggelontorkan belanja pada inovasi (49 persen) dari pada mereka yang berada di jajaran perusahaan dengan pertumbuhan lebih rendah (44 persen). Sementara, tingkat agility yang mereka rasakan dalam proses pengembangan aplikasi sebesar 58 persen berbanding 46 persen.