“Tapi bukan berarti semua dirombak total. Nanti jadi pemborosan dan mahal, cukup integrasi saja dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Adopsi IoT membawa banyak manfaat
Tantangan industri 4.0 dipandang nyata oleh Vinilon Group, perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa dan plastik PVC.
Baca Juga: Begini Cara Beli Pulsa dan Kartu Perdana Telkomsel dari Aplikasi Gojek
Oleh sebab itu, Chief Finance Officer Vinilon Group Caroline Tranggono yang hadir dalam webinar tersebut mengungkapkan, adopsi IoT Smart Manufacturing penting diterapkan.
Hal ini mengingat proses produksi tidak lepas dari risiko human error. Jika human error terjadi proses produksi dan distribusi akan terhambat. Namun, ia mengakui teknologi tidak bisa serta-merta diterapkan.
“IoT Smart Manufacturing bukan lagi opsi, tapi harus diimplementasikan di Vinilon. Dahulu, perusahaan hanya menggunakan otomatisasi untuk produksi biasa, tapi ternyata data-data dari mesin-mesin tidak nyambung. Kita jadi tidak bisa mencapai apa yang diinginkan,” ujar Caroline.
Selain itu, kurangnya integrasi serta data real-time membuat pihaknya menjadi kesulitan untuk menentukan keputusan saat terjadi masalah di lini produksi.
Baca Juga: Bayar Belanjaan di Alfamart Sekarang Bisa Pakai PayLater Kredivo
“Jadi karena enggak ada data yang akurat, kita bingung, siapa nih yang bikin kesalahan. Kapan, kenapa, karena data mesinnya masing-masing. Belum lagi banyak cabang, penyajian data dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) jadi makin rumit,” lanjutnya.
Melalui berbagai permasalahan yang ada, Caroline menjelaskan bahwa pihaknya tergerak untuk berevolusi menjadi smart company, melalui penggunaan IoT Smart Manufacturing yang dilakukan secara bertahap.
“Akhirnya kami integrasi mesin menggunakan IoT, mesin lama melalui sensor-sensor, kemudian dikoneksikan dari hulu ke hilir. Hasilnya, kami bisa tahu secara real-time siapa saja yang sedang bekerja, kesalahan apa yang dibuat, tanpa perlu campur tangan manusia. Pengambilan keputusan jadi lebih gampang dan akurat,” katanya.