Find Us On Social Media :

Menjawab Tantangan Industri 4.0 Lewat Adaptasi IoT Smart Manufacturing

By Fathia Yasmine, Selasa, 22 Desember 2020 | 14:30 WIB

Webinar Connex Indosat Ooreedo bertajuk Digital Manufaktur: Menjawab Tantangan dan Meningkatkan Daya Saing Industri Manufaktur di Era Pasca Pandemi, Kamis (26/11/2020).

Sejak 2018, pemerintah mulai gencar menggaungkan era revolusi industri 4.0. Implementasi teknologi digunakan untuk memperbaiki kualitas produksi di berbagai sektor, termasuk industri manufaktur.  

Bukan saja bertujuan untuk meningkatkan daya saing di pasar global, revolusi industri juga diharapkan mampu memfasilitasi situasi bisnis yang mudah berubah. Pasalnya, pemanfaatan teknologi sudah banyak dilakukan oleh industri global dalam ruang lingkup yang luas.

Selain itu, revolusi industri juga menghasilkan efisiensi biaya tanpa menurunkan kualitas produk yang dihasilkan.

Tidak hanya jadi bagian perencanaan proses, pemanfaatan teknologi juga dilakukan secara menyeluruh dari hulu ke hilir dengan waktu yang singkat.

Baca Juga: Garmin Bagikan Temuannya Mengenai Kesehatan Pengguna Garmin di Asia

Fenomena ini disampaikan oleh Dosen Fakultas Teknik Universitas Indonesia Gandjar Kiswantoro, dalam acara webinar Connex Indosat Ooreedo bertajuk Digital Manufaktur: Menjawab Tantangan dan Meningkatkan Daya Saing Industri Manufaktur di Era Pasca Pandemi, Kamis (26/11/2020).

Ia menyebut penggunaan teknologi IoT Smart Manufacturing dalam bidang produksi bukan lagi menjadi sebuah opsi, melainkan keharusan demi menghasilkan produk yang berkualitas dalam waktu cepat.

“Melalui adaptasi teknologi, perusahaan bisa memperbaiki kualitas produksi menjadi high quality product. Kemudian, kecepatan untuk mempersingkat waktu delivery, (teknologi) mampu menghasilkan high speed manufacturing, dari semua cycle harus dipersingkat,” ujar Gandjar.

Lebih lanjut, Gandjar memperkirakan bahwa 10 tahun mendatang akan menjadi masa yang menantang bagi perusahaan. Hal ini mengingat produksi akan terjadi secara instan dengan bantuan mesin, menggantikan produksi konvensional.

Baca Juga: Kini Bayar Listrik Makin Mudah Lewat Aplikasi New PLN Mobile

“Sepuluh tahun ke depan, itu job order akan hilang, digantikan dengan high end technology seperti high end printing. Lima tahun ke depan, hampir semua material produk untuk kebutuhan sehari-hari, juga bisa diproduksi melalui 3D printing,” lanjutnya.

Meski begitu, situasi ini tidak semerta-merta membuat perusahaan perlu merombak semua komponen yang ada di dalam lini produksi. Gandjar menyebut, hal pertama yang dapat perusahaan lakukan yakni mulai mulai mengadopsi IoT Smart Manufacturing secara bertahap dari hulu ke hilir.

“Tapi bukan berarti semua dirombak total. Nanti jadi pemborosan dan mahal, cukup integrasi saja dari hulu ke hilir,” ujarnya.

Adopsi IoT membawa banyak manfaat

Tantangan industri 4.0 dipandang nyata oleh Vinilon Group, perusahaan manufaktur yang memproduksi pipa dan plastik PVC.

Baca Juga: Begini Cara Beli Pulsa dan Kartu Perdana Telkomsel dari Aplikasi Gojek

Oleh sebab itu, Chief Finance Officer Vinilon Group Caroline Tranggono yang hadir dalam webinar tersebut mengungkapkan, adopsi IoT Smart Manufacturing penting diterapkan.  

Hal ini mengingat proses produksi tidak lepas dari risiko human error. Jika human error terjadi proses produksi dan distribusi akan terhambat. Namun, ia mengakui teknologi tidak bisa serta-merta diterapkan.  

 “IoT Smart Manufacturing bukan lagi opsi, tapi harus diimplementasikan di Vinilon. Dahulu, perusahaan hanya menggunakan otomatisasi untuk produksi biasa, tapi ternyata data-data dari mesin-mesin tidak nyambung. Kita jadi tidak bisa mencapai apa yang diinginkan,” ujar Caroline.

Selain itu, kurangnya integrasi serta data real-time membuat pihaknya menjadi kesulitan untuk menentukan keputusan saat terjadi masalah di lini produksi.

Baca Juga: Bayar Belanjaan di Alfamart Sekarang Bisa Pakai PayLater Kredivo

“Jadi karena enggak ada data yang akurat, kita bingung, siapa nih yang bikin kesalahan. Kapan, kenapa, karena data mesinnya masing-masing. Belum lagi banyak cabang, penyajian data dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) jadi makin rumit,” lanjutnya.

Melalui berbagai permasalahan yang ada, Caroline menjelaskan bahwa pihaknya tergerak untuk berevolusi menjadi smart company, melalui penggunaan IoT Smart Manufacturing yang dilakukan secara bertahap.

“Akhirnya kami integrasi mesin menggunakan IoT, mesin lama melalui sensor-sensor, kemudian dikoneksikan dari hulu ke hilir. Hasilnya, kami bisa tahu secara real-time siapa saja yang sedang bekerja, kesalahan apa yang dibuat, tanpa perlu campur tangan manusia. Pengambilan keputusan jadi lebih gampang dan akurat,” katanya.

Solusi dari Indosat Ooreedo

Guna meningkatkan performa perusahaan, terutama di era pandemi saat ini. Indosat Ooredoo melalui Indosat Ooredoo Business tergerak untuk menghadirkan inovasi IoT Smart Manufacturing agar perusahaan dapat mengoptimalkan lini produksi dan bisnis secara keseluruhan.

Baca Juga: Pentingnya Sistem Keamanan Siber untuk Mendorong Transformasi Digital di Tengah Pandemi

Chief Business Officer Indosat Ooredoo Bayu Hanantasena, mengungkapkan bahwa solusi ini diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada, layaknya permasalahan yang dihadapi oleh Vinilon di masa lalu.

“Inovasi IoT Smart Manufacturing ditujukan untuk mendukung transformasi digital industri manufaktur, khususnya dalam mengadopsi teknologi baru sehingga dapat meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan dan dapat bangkit lebih kuat dari pandemi ini,” ujar Bayu.

Terkait dengan permasalahan SDM seperti yang dirasakan Vinilon, Bayu menjelaskan bahwa Indosat Ooredoo akan memberikan fasilitas konsultasi terlebih dahulu untuk memberikan solusi terbaik guna mencapai target dan objektif yang dituju oleh perusahaan.

“Satu resep tidak bisa dipakai untuk semua perusahaan. Untuk itu, kolaborasi dan konsultasi perlu dilakukan lebih dulu untuk mencapai objektif perusahaan,” kata Bayu.

Baca Juga: Pentingnya Sistem Keamanan Siber untuk Mendorong Transformasi Digital di Tengah Pandemi

Lebih lanjut, solusi IoT Smart Manufacturing yang dihadirkan Indosat Ooredoo, memiliki kemampuan memantau performa mesin produksi secara real-time dan akurat di berbagai industri manufaktur, seperti industri bahan kimia, otomotif, tekstil, obat-obatan, dan lainnya dengan salah satu fitur andalan, yakni “Smart Productivity”.

Fitur ini mampu dapat memonitor performa mesin dalam industri manufaktur yang menggunakan aplikasi (AI Dashboard), perangkat keras (hardware), design solution, installation & setup, serta managed service operational.

“Solusi ini akan memberikan manfaat bagi pelaku industri manufaktur untuk dapat memprediksi jika terjadi kerusakan pada mesin, memantau proses produksi dan kualitas output mesin, hingga dapat menemukan kegagalan produksi dari sebuah mesin,” jelas Bayu.

Nantinya, Indosat Ooredoo juga akan memperkenalkan fitur lainnya dari IoT Smart Manufacturing yang dapat mendukung pemeliharaan dan manajemen aset yang memanfaatkan perangkat seluler dan nonselular, serta web-based platform yang nantinya akan semakin melengkapi solusi IoT tersebut.

Baca Juga: Xiaomi Resmi Luncurkan Redmi 9 Power, Ini Spesifikasi dan Harganya

“Harapannya, solusi IoT ini dapat menjawab tantangan serta pada akhirnya akan membantu meningkatkan profit perusahaan lewat sajian data serta dashboard terkostumisasi yang tentunya disajikan sesuai kebutuhan masing-masing perusahaan,” tutup Bayu.

Untuk mengenal lebih jauh tentang solusi IoT Smart Manufacturing, Anda dapat mengunjungi laman Indosat Ooredoo melalu laman Smart Manufacturing.