Find Us On Social Media :

Daftar 7 Kasus Kebocoran Data 2020, Tokopedia hingga DPT Pemilu

By Adam Rizal, Sabtu, 2 Januari 2021 | 15:30 WIB

Ilustrasi Tokopedia Asuransi

Saat itu, ShopBack memastikan bahwa informasi penting pengguna seperti password masih tetap aman dan terlindungi lewat enkripsi. Data kartu kredit pun juga tidak disimpan di dalam sistem Shopback. Meski demikian, ShopBack tetap menganjurkan penggunanya untuk mengganti password dan membedakan kata sandi baru mereka dengan aplikasi lainnya demi keamanan akun.

6. RedDoorz

Pendiri komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto mengungkap adanya 5,8 juta data pengguna RedDoorz yang dijual seharga 2.000 dollar AS atau sekitar Rp 28,2 juta rupiah pada November 2020 lalu.

Data tersebut dijual di situs Raid Forum yang bisa diakses secara terbuka. Data pengguna RedDoorz yang bocor mencakup nama, e-mail, password bcrypt, foto profil, gender, hingga nomor ponsel.

Kendati begitu, pihak RedDoorz mengatakan bahwa data personal dan informasi finansial pengguna, seperti informasi kartu kredit atau password yang disamarkan tidak termasuk dalam data yang dibobol.

7. Cermati

Pada awal November 2020 lalu, sekitar 2,9 juta data pengguna platform fintech asal Indonesia, Cermati, dikabarkan diretas dan dijual secara bebas. Data tersebut kabarnya dijual melalui forum hacker bersama 34 juta data dari 17 perusahaan lain.

Pendiri komunitas Ethical Hacker Indonesia, Teguh Aprianto mengatakan bahwa, 2,9 juta data pengguna Cermati yang dijual bebas mencakup nama lengkap, NIK, NPWP, alamat, nomor telepon, rekening, nama ibu kandung pengguna, hingga pekerjaan.

Menurut Teguh, data pengguna Cermati tersebut dijual seharga 2.200 dollar AS atau sekitar Rp 32 juta kala itu. Cermati merupakan startup yang bergerak di bidang teknologi keuangan. Perusahaan ini menyediakan informasi untuk membantu pengguna menemukan produk keuangan terbaik.

Cara mengecek apakah akun Anda pernah terdampak insiden kebocoran data atau tidak Pengguna cukup mengeceknya melalui situs web https://haveibeenpwned.com/ . Situs ini mampu mengidentifikasi, apakah alamat e-mail yang dipakai untuk mendaftar layanan online pernah terekspos oleh insiden kebocoran data atau tidak.

Setelah membuka halaman tersebut, pengguna akan diminta memasukkan alamat e-mail di kolom pencarian yang sudah tersedia. Setelah itu, klik tombol "pwned?" di sebelahnya. Apabila akun Anda terdampak, maka akan muncul "slide" bewarna merah dengan keterangan "Oh no-pwned!".

Apabila alamat e-mail terdampak kebocoran data. Di bawahnya akan ada daftar platform apa saja yang terdampak, di mana Anda mendaftar dengan alamat e-mail tersebut.

Baca Juga: Tips Bagi Perusahaan Agar Terhindar dari Insiden Kebocoran Data