Find Us On Social Media :

Memanfaatkan Kekuatan AI dan ML untuk Data Center yang Lebih Andal

By Rafki Fachrizal, Senin, 4 Januari 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi Data Center

Pertumbuhan pasar data center (pusat data) global diperkirakan bakal terus melejit dengan pertumbuhan tercepat terjadi di Kawasan Asia Pasifik.

Market Research Company Technavio memprediksi pasar data center global pada 2020 hingga 2024 akan tumbuh sebesar US$304,87 juta, di mana pertumbuhan tercepat akan terjadi di kawasan Asia Pasifik.

S&P juga merilis studi yang mengungkapkan bahwa kawasan Asia-Pasifik akan mencapai sekitar 10 persen CAGR pada 2017 hingga 2022, lebih tinggi dibandingkan dengan industri data center global yang diperkirakan mencatat CAGR sebesar 7 persen.

Terkait data center, pembicaraan mengenai rencana meningkatkan infrastruktur data center dengan pemanfaatan teknologi seperti Artificial Intelligence/AI (kecerdasan buatan) dan otomasi kini juga semakin menjadi prioritas dari banyak perusahaan.

Teknologi-teknologi tersebut mampu meningkatkan waktu uptime dan menekan biaya yang pada akhirnya mendorong efisiensi operasional dan ketahanan bisnis di perusahaan.

Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste, mengatakan, “Kondisi pandemi saat ini mendorong perusahaan untuk semakin tertarik pada teknologi prediktif dan kapabilitas jarak jauh untuk data center mereka. Kemampuan departemen TI untuk memprediksi gangguan dan downtime yang tidak direncanakan di lingkungan yang penuh dengan ketidakpastian seperti saat ini dapat meminimalkan dampak terhadap bisnis.”

Ditambahkan Yana, menurut perusahaan analis Aberdeen Research, gangguan bisnis berpotensi merugikan perusahaan sekitar $260.000 per jam (bergantung pada jenis industrinya).

Baca Juga: Teknologi Rolls-Royce Di Balik Green Data Center SpaceDC di Jakarta

Pemanfaatan AI & ML di Data Center

Selama bertahun-tahun, teknologi AI dan Machine Learning/ML (pembelajaran mesin) telah mengalami perkembangan yang signifikan dan kini menjadi semakin cerdas dari sebelumnya.

Dalam hal data center, algoritme yang telah dibangun untuk otomatisasi dan pemeliharaan prediktif menjadi lebih disempurnakan, sehingga memungkinkan departemen TI untuk lebih fokus pada strategi perencanaan dibandingkan mengerjakan tugas yang bersifat rutinitas.

Algoritme memanfaatkan data historis untuk memprediksi dengan lebih akurat saat pemeliharaan dibutuhkan.

Algoritme tidak hanya dapat memberikan peringatan kepada departemen TI mengenai kemungkinan terjadi kegagalan, namun sistem cerdas ini juga dapat meminimalkan kemungkinan kegagalan berkat model pemeliharaan prediktif berbasis data.