Find Us On Social Media :

Tujuh Tren Ancaman Siber yang Perlu Diwaspadai pada Tahun 2021

By Rafki Fachrizal, Selasa, 5 Januari 2021 | 19:24 WIB

Ilustrasi keamanan siber.

Malaysia baru-baru ini menyatakan akan melakukan pemilihan ulang setelah pandemi teratasi. Yang jika ditindaklanjuti, akan membuahkan hasil pada 2021.

Vietnam juga berencana untuk melakukan pemilihan umum pada 2021, sementara Filipina dijadwalkan untuk mengadakan pemilihan nasional pada 2022.

Seperti yang disorot sebelumnya, COVID-19 mendorong banyak pengguna untuk online pertama kalinya di seluruh wilayah.

Malaysia dikabarkan memiliki tingkat penetrasi media sosial tertinggi, kemudian diikuti hanya oleh Singapura dan Thailand. Malaysia juga memiliki tingkat penetrasi smartphone tertinggi kedua setelah Singapura.

Singkatnya, seluruh wilayah cukup matang untuk potensi kampanye disinformasi, dan para peneliti Kaspersky melihat taktik seperti itu semakin banyak digunakan oleh berbagai pemangku kepentingan karena setiap negara semakin dekat dengan pemilihan umum pada tahun 2021 dan seterusnya.

Indonesia mengadakan pemilihan umum pada tahun 2019, dan baru tahun ini Kasperksy melihat pelanggaran di mana informasi pribadi para pemilih dibocorkan secara online oleh sekelompok peretas.

Sama seperti beberapa dari negara lain yang bersiap mengumpulkan informasi terbaru tentang para pemilih selama pemilu yang akan datang, bukan hal mengejutkan bahwa upaya intrusi serupa mungkin terjadi di sini juga.

3. 5G Rollout

2019 menunjukkan pengenalan jaringan 5G dan tahun ini, para peneliti Kaspersky melihat adopsi teknologi 5G yang meluas di perangkat seluler dengan vendor perangkat keras seperti Apple memperbarui jajaran lengkap mereka agar kompatibel dengan 5G.

Operator telekomunikasi di Asia Tenggara juga berusaha mengikuti evolusi teknologi ini. Thailand, misalnya, secara khusus tampaknya telah meningkatkan adopsi ini.

Sebagian didorong oleh kebutuhan untuk mendukung solusi seperti telemedicine demi mengurangi kontak setelah pembatasan COVID-19.

Adopsi ini nampaknya akan terus dipercepat pada tahun 2021, dengan negara-negara lain di kawasan Asia Tenggara lainnya akan mengikutinya.