Find Us On Social Media :

Alasan Inggris Tolak Ekstradisi Pendiri WikiLeaks Julian Assange ke AS

By Adam Rizal, Kamis, 7 Januari 2021 | 09:00 WIB

Julian Assange (Pendiri WikiLeaks)

Seorang hakim pengadilan distrik Inggris menolak mengekstradisi pendiri WikiLeaks Julian Assange ke Amerika Serikat. Dalam persidangan di Pengadilan Magistrat Westminster, Hakim Vanessa Baraitser menolak permintaan ekstradisi karena Assange memiliki kesehatan mental yang rapuh.

Assange memang didiagnosis mengidap gangguan spektrum autisme.

Jurnalis kelahiran Australia itu gagal diadili setelah bebas dengan jaminan pada tahun 2012 ketika dia mencari suaka di kedutaan Ekuador di London, tempat dia tinggal selama tujuh tahun sebelum diusir dan ditangkap.

"Karena gangguan spektrum autisme itu, saya yakin bahwa risiko Assange akan bunuh diri sangat besar," tulis Hakim Baraitser dalam putusan setebal 132 halaman, sebagaimana dirangkum TechCrunch.

Apabila permintaan ekstradisi tetap dikabulkan, Hakim Baraitser mengatakan itu akan menjadi tindakan yang opresif terhadap Assange. Hasil persidangan juga memerintahkan pembebasan segera terhadap Assange.

Pihak AS memiliki waktu 14 hari untuk mengajukan banding terkait hasil putusan pengadilan tersebut. Pemerintah AS mengatakan akan mengajukan banding atas keputusan Hakim Baraitser

Pihak AS sendiri memang bersikukuh membawa Assange ke negeri Paman Sam untuk diadili atas lebih dari 18 dakwaan, termasuk tuduhan spionase dan konspirasi peretasan yang membawa hukuman maksimal 175 tahun penjara.

Sebagai tambahan, pengacara sekaligus pasangan Assange, Stella Moris telah meminta kepada Presiden AS Donald Trump melalui Twitter untuk memberikan pengampunan kepada Assange sebelum presiden itu lengser pada 20 Januari.

Namun, walau Trump enggan melakukannya, ada spekulasi bahwa penggantinya, Presiden terpilih AS Joe Biden akan mengambil pendekatan yang lebih halus terhadap proses ekstradisi Assange.

Pembocor Kawat Diplomatik

Assange menjadi buronan AS setelah WikiLeaks membocorkan ribuan kawat diplomatik dan dokumen rahasia tentang perang Afghanistan pada 2010. Informasi tersebut didapatkan Assange dari Chelsea Manning, mantan analis intelijen Angkatan Darat AS.

Aksi itu dimulai dengan video yang memperlihatkan helikopter serbu Apache milik militer AS menembak dan menewaskan dua jurnalis serta beberapa warga sipil Irak di jalanan kota Baghdad pada 2007.