Nama ATT Group mungkin kurang familiar bagi kebanyakan masyarakat Indonesia. Namun jika Anda pernah berbelanja di e-commerce, apalagi produknya berasal dari luar negeri, kemungkinan besar Anda secara langsung maupun tidak langsung telah menggunakan jasa ATT Group.
Maklum saja, ATT Group melalui anak perusahaannya PT. Global Trade Logistics Network (GTLN) adalah authorized business partner dari perusahaan raksasa Alibaba di Indonesia. ATT Group inilah yang mengurus mengurus puluhan ribu produk yang masuk dari jejaring distribusi Alibaba ke Indonesia, mulai dari distribusi logistik, pengurusan pajak, sampai jasa kepabeanan.
Dengan skala sebesar itu, kompleksitas proses bisnis di ATT Group memang sangat tinggi.
Apalagi baru-baru ini, muncul aturan baru di mana setiap barang impor dengan harga di atas US$ 3 harus dikenakan pajak bea masuk (kecuali buku). “Setiap kiriman yang masuk ke Indonesia harus dilaporkan dan pajak serta bea masuknya dibayar sebelum barang diperbolehkan keluar dari bandara,” cerita Bagus Santoso, IT Director ATT Group.
Direktorat Jenderal dan Pajak sendiri mematok standar bagi perusahaan logistik untuk memasukkan manifest (daftar informasi barang) paling lambat 8 jam sebelum pesawat mendarat. “Jika telat, akan ada sanksi,” ungkap Bagus. Hal yang sama juga berlaku untuk produk ekspor, ketika surat Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) harus diterima sebelum pesawat lepas landas.
Karena itu, kecepatan pertukaran data menjadi kunci bagi ATT Group. “Ketika pesawat take-off dari origin (tempat asal, red), kami sudah harus menerima manifest barang-barang yang nanti akan mendarat,” ungkap pria ramah ini. Begitu pesawat mendarat, data manifest pun langsung disetor ke Bea Cukai untuk diproses kewajiban pajak bea masuknya.
Karena tuntutan kecepatan ini, ATT Group secara serius mengembangkan sistem teknologi informasinya. Salah satunya adalah mengintegrasikan sistem ATT Group dengan sistem CEISA milik Bea dan Cukai. Dengan begitu, proses pertukaran data lebih cepat dan otomatis.
Demi alasan kecepatan ini pula, sistem ATT Group menggunakan layanan public cloud yang lokasi data center-nya berada di Indonesia. “Supaya latency dengan sistem Bea Cukai menjadi kecil,” ungkap Bagus. Saat ini, praktis seluruh sistem cross-border ATT Group telah ditempatkan di cloud. “Yang on-premise masih ada, namun hanya untuk mengumpulkan data sementara. Nanti data ini tetap di-push ke cloud,” tambah Bagus.
Akselerasi Otomatisasi
Untuk mendukung operasional di lapangan, ATT Group sendiri telah banyak memanfaatkan teknologi otomatisasi. Contohnya di gudang cross border, sudah ada sistem pemindaian otomatis untuk mendata keluar-masuk setiap barang mitra bisnis ATT Group. “Jadi status seluruh produk di gudang sudah terkirim ke server mereka,” jelas Bagus.
Bagus Santoso (IT Director ATT Group)
Otomatisasi proses bisnis semakin krusial di tengah pandemi seperti saat ini. Karena terjadi pembatasan aktivitas karyawan, proses yang biasanya dilakukan oleh manusia, kini sebisa mungkin digantikan oleh sistem otomatis. Contohnya proses scanning barcode yang biasanya melibatkan manusia, kini sebisa mungkin digantikan oleh RFID. “Jadi sekali scanning, lebih banyak status barang yang terbarui,” tambah Bagus.
Melangkah ke depan, skala otomatisasi proses bisnis di ATT Group akan semakin diperbesar. Mengikuti standar perusahaan logistik skala besar, ATT Group akan menggunakan ban berjalan yang dilengkapi 3D Scanner Barcode. Sistem 3D Scanner ini akan memindai tiga sisi paket untuk mendata sekaligus mengetahui destinasi paket tersebut. Nanti secara otomatis, ban berjalan ini akan menyortir paket tersebut berdasarkan destinasinya.
Inisiatif di sistem otomatisasi ini tidak lepas dari rencana besar ATT Group untuk mengembangkan fulfillment center-nya. Selama ini, fulfillment center ATT Group lebih ditujukan untuk barang-barang e-commerce. “Nantinya selain untuk produk e-commerce, fulfillment center ini juga akan kami gunakan untuk Pusat Logistik Berikat atau PLB,” ujar Bagus. Artinya, gudang tersebut bisa digunakan sebagai tempat penampungan sementara bagi produk-produk mitra bisnis ATT Group sebelum dikirim ke destinasi tujuan.