Find Us On Social Media :

Cloudera: 4 Tren Ini Bakal Pengaruhi Strategi Data Perusahaan di 2021

By Liana Threestayanti, Jumat, 15 Januari 2021 | 17:30 WIB

Fanly Tanto (Country Manager for Indonesia, Cloudera) dan Fajar Muharandy (Senior Engineer Lead) memaparkan empat tren 2021 yang akan memengaruhi strategi data perusahaan.

Tema data sebagai aset strategis bagi perusahaan dan organisasi masih terus mewarnai tren teknologi di 2021. Perusahaan enterprise data cloud, Cloudera, memprediksi empat tren yang akan mendominasi tahun 2021. Keempat tren ini berpotensi memengaruhi strategi data perusahaan-perusahaan yang ada di Asia Pasifik (APAC). 

Empat tren tersebut adalah terjadinya data storm seiring penggelaran dan pemanfaatan jaringan 5G yang kian masif; peningkatan akses ke machine learning dan demokratisasi data; implementasi infrastruktur hybrid yang meningkatkan kebutuhan tata kelola data; dan meningkatnya perhatian terhadap etika kecerdasan buatan (AI).

"Walaupun tahun ini menyiratkan berbagai ketidakpastian, satu hal yang pasti adalah bahwa data akan terus memainkan peranan yang sangat penting pada tahun 2021 dan tahun-tahun mendatang," tutur Daniel Hand, Field CTO for APJ, Cloudera. Banyak organisasi/perusahaan telah memanfaatkan data untuk memperkuat daya tahan (resiliency) bisnis mereka dalam 12 bulan terakhir. Langkah berikutnya adalah menggunakan data untuk meraih agilitas yang dibutuhkan untuk mengatasi disrupsi yang disebabkan bencana yang tak diinginkan, di masa depan. Untuk melakukan itu, mereka perlu memastikan bahwa strategi datanya betul-betul dapat mengantisipasi empat tren yang bakal mendominasi tahun ini." 

Tren 1: Adanya 5G di Asia Pasifik dan terjadinya data storm 

Adanya teknologi 5G akan berdampak pada strategi data perusahaan sebab teknologi ini dapat memberikan konektivitas yang masif bagi Internet of Things (IoT). Satu jaringan 5G dapat menangani sampai 1 juta connected devices di area seluas 1 kilometer persegi. Senior Engineer Lead, Fajar Muharandy menyebut 5G sebagai penanda  gelombang digitalisasi kedua yang akan memicu data storm. Oleh sebab itu, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik yang mengadopsi teknologi IoT harus siap-siap bernavigasi di tengah data storm yang diciptakan oleh connected devices.  

Tren 2: Machine learning bisa diakses oleh siapa saja 

Ketika perusahaan-perusahaan bertransformasi digital, mereka akan menghadapi pertumbuhan data yang eksponensial dan meningkatnya kompleksitas teknologi-teknologi baru. Semakin banyak perusahaan yang menggunakan machine learning dalam upaya memanfaatkan data tersebut. Alih-alih adopsi secara menyeluruh, banyak dari perusahaan itu yang mengambil pendekatan adopsi machine learning sedikit demi sedikit. Walhasil, perusahaan sulit menjadi betul-betul data-driven.

Perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik bisa mengatasi masalah ini dengan mengoperasionalkan machine learning, artinya betul-betul memanfaatkan machine learning tanpa bantuan dari TI dan tim data science. Implikasinya adalah perusahaan harus melakukan demokratisasi terhadap data.

Tren 3: Tata Kelola data akan mengemuka di jagad hybrid cloud 

Hybrid cloud saat ini sudah menjadi pilihan default bagi kebanyakan perusahaan. IDC memprediksi bahwa pada 2021, lebih dari 90 persen perusahaan di Asia Pasifik (kecuali Jepang) akan mengandalkan perpaduan antara on-premise/dedicated private cloud, beberapa public cloud, dan platform lama (legacy) untuk menjawab kebutuhan infrastruktur mereka. 

Dengan data yang menyebar di seluruh hybrid cloud, sangat penting bagi perusahaan untuk mengamankan dan mengelola data-data itu secara efektif, entah digunakan atau tidak. Perusahaan yang pengamanan dan tata kelola datanya lemah tak hanya rentan menjadi korban cyberattack maupun ancaman dari dalam, tapi juga akan kesulitan mematuhi berbagai regulasi seperti peraturan perlindungan data dan kewajiban Know Your Customer (KYC).

Tren 4: AI dirundung persoalan etika 

Ketika makin banyak perusahaan menggunakan Artificial Intelligence (AI) untuk menciptakan solusi yang scalable, meningkat pula risiko reputasi, regulasi, dan hukumnya. Sebab sistem AI dilatih untuk belajar dari sekumpulan dataset, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik harus mengantisipasi masalah etis yang muncul dari makin luasnya pengumpulan, analisis, dan penggunaan data dalam jumlah besar. 

Saat ini, wacana seputar etika AI berkisar pada masalah anonimisasi data. Australia, Singapura, dan Korea Selatan sudah memiliki kerangka kerja AI. Adapun market lain, termasuk India dan Indonesia, sedang menyusun berbagai regulasi dan menetapkan standar nasional untuk inovasi AI pada tahun 2021. Selain itu, perusahaan-perusahaan di Asia Pasifik dapat berperan dengan membangun tata kelola data yang kuat.

 “Kami memperkirakan tren yang sama akan terjadi di Indonesia pada 2021, menyusul berbagai kemajuan yang terjadi di negeri ini,” kata Fanly Tanto, Country Manager for Indonesia, Cloudera. 

Ia mencontohkan 5G yang  akan segera dimulai begitu tahun ini pemerintah selesai mengalokasikan blok frekuensi 5G kepada tiga operator lokal. Hal ini akan menyebabkan terciptanya data dalam jumlah yang sangat besar sebab 5G akan mendorong IoT dan edge computing. "Sehingga sangat penting bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk mampu mengelola data mereka dengan efektif dan mematuhi berbagai regulasi perlindungan data," tegas Fanly.

Selanjutnya, Fanly mengatakan bahwa Cloudera siap membantu berbagai proyek berbasis data agar dapat memberikan nilai yang strategis bagi perusahaan-perusahaan di Indonesia yang membutuhkan enterprise data cloud dalam strategi data mereka. 

"Dengan begitu, setiap karyawan mereka akan memiliki akses ke data dan insight yang relevan, selagi mengendalikan pengeluaran, mengurangi risiko, serta menerapkan keamanan dan tata kelola yang konsisten di semua aset data. Pada gilirannya, mereka akan berada pada posisi yang lebih baik untuk meningkatkan efisiensi operasional, menemukan sumber pendapatan baru, dan memberikan pengalaman atau layanan pelanggan yang lebih baik kepada masyarakat — bahkan saat mereka harus berhadapan dengan disrupsi,” ujar Fanly Tanto.