Find Us On Social Media :

Mengatasi Rintangan Utama dalam Melakukan Transformasi Digital

By Cakrawala, Senin, 1 Februari 2021 | 22:00 WIB

Ilustrasi transformasi digital.

Jika mempertahankan status quo membatasi anggaran inovasi dan menghambat tercapainya tujuan bisnis, bagaimana para CIO dapat mengendalikan biaya dan kembali mendapatkan momentum? Salah satu bidang TI yang berpeluang dihemat besar-besaran adalah model vendor perangkat lunak warisan tradisional yang digunakan untuk menjalankan sistem ERP, beserta biaya pemeliharaan dan dukungannya.

Untuk mendanai transformasi digital, perhatikan total biaya pemeliharaan yang dibutuhkan untuk menjalankan perangkat lunak perusahaan dari vendor ERP besar, seperti Oracle atau SAP, serta laba atas investasi (ROI) dari perangkat lunak tersebut. Agar dapat sungguh-sungguh memahami total biayanya, CIO harus memperhitungkan juga biaya-biaya lain di luar pemeliharaan, yang umumnya sebesar 22% dari biaya lisensi yang dibayar di awal dan dibayarkan tiap tahun.

Platform ERP tradisional juga terus-menerus mengharuskan peningkatan berbiaya tinggi untuk tetap memperoleh dukungan penuh, serta biaya-biaya lain terkait model dukungan vendor perangkat lunak yang kurang efisien, seperti biaya untuk mendukung kode ubah suai dan model dukungan standar. Iuran pemeliharaan tahunan hanya sebagian kecil biaya yang tampak, padahal biaya pemeliharaan keseluruhannya dapat jauh melampaui nilai iuran tersebut.

Dengan pendekatan pemeliharaan yang tepat, perusahaan TI dapat menghemat biaya dukungan tahunan sampai setengahnya sekaligus menunda atau menghindari biaya peningkatan produk yang tinggi, sehingga dana dapat dialokasikan untuk prioritas yang lebih penting.

Kuncinya adalah Kemampuan Berinovasi Secara Cepat

Kelincahan inovasi adalah strategi efektif untuk mendorong transformasi di dunia nyata. Dengan pendekatan kelincahan inovasi, tim TI dapat berinovasi lebih cepat dengan mengoptimalkan sistem TI inti untuk menghemat sumber daya―manusia, uang, dan waktu―sehingga dapat dialokasikan untuk inisiatif yang lebih berdampak langsung dan cepat terhadap bisnis. Pilihan sebaliknya, yaitu menunggu platform ERP baru dari vendor warisan dan mengeluarkan dana besar untuk implementasi ulang sistem baru yang belum terbukti ini, dapat menghambat laju perusahaan memperoleh daya saing di dunia digital.

Dengan memanfaatkan sumber daya yang optimal untuk berinvestasi secara agresif pada inisiatif digital dari sekarang, para CIO dapat mengedepankan inovasi sekaligus menghindari tugas penyempurnaan “inti digital” yang sulit dicapai dan tampaknya tak kunjung usai. Ketimbang berinvestasi pada implementasi ulang atau peningkatan sistem penyimpanan data yang telah mapan, fokuskan investasi digital pada titik pertemuan dengan sistem pengumpulan data, yaitu tempat perusahaan berinteraksi dengan para pelanggan, karyawan, dan mitra.

Analis industri kerap merekomendasikan pemaduan pengelolaan aplikasi ERP yang telah matang dengan investasi digital baru seperti sistem cloud, sosial, seluler, IoT, dan analitik lewat konfigurasi hybrid IT. Pendekatan hybrid IT adalah yang terbaik dari kedua sisi, yang memadukan fondasi kuat berupa aplikasi ERP inti dengan investasi digital inovatif yang saat ini diperlukan untuk menciptakan daya saing.

Anggaran merupakan kendala terbesar bagi banyak perusahaan TI dalam menghadapi tantangan yang ada saat ini. Dengan pendekatan optimasi TI yang tepat, perusahaan Anda akan mampu bergerak maju untuk menggali potensi ekonomi digital. Anda tidak perlu menunggu untuk berinovasi.