Find Us On Social Media :

Memastikan Kelangsungan Bisnis yang Efektif dengan Edge Computing

By Rafki Fachrizal, Kamis, 18 Februari 2021 | 14:35 WIB

Ilustrasi Edge Computing

Untuk menjaga kelangsungan bisnis, sektor komersial perlu cepat beradaptasi dengan new normal (normal baru), mengubah cara mereka beroperasi dan menjalankan bisnis untuk memenuhi permintaan pelanggan dan perilaku berbelanja yang terus berkembang.

Perusahaan komersial yang lebih beruntung di masa pandemi tengah mempercepat upaya mereka untuk memperluas kapasitas mereka guna memenuhi lonjakan permintaan.

Sebaliknya, sektor industri dihadapkan pada serangkaian tantangan mereka sendiri - mulai dari mengelola operasional dari jarak jauh hingga gangguan dalam rantai pasokan.

Pemenang sesungguhnya adalah perusahaan yang telah memulai perjalanan digitalisasi mereka.

Pelaku industri yang telah mengadopsi teknologi Industri 4.0 seperti otomatisasi dan pemeliharaan prediktif dapat berfokus pada peningkatan produktivitas dan pertumbuhan. Perusahaan pun dapat fokus untuk tetap relevan selama pandemi.

Yana Achmad Haikal, Business Vice President Secure Power Schneider Electric Indonesia & Timor Leste mengatakan, “Tidak peduli di mana posisi perusahaan saat ini dalam kurva adopsi, sangat penting bagi mereka untuk melihat ke depan dan fokus untuk memastikan ketahanan dan kelangsungan bisnis. Saat ini merupakan waktu yang tepat untuk mulai menguji teknologi masa depan, dan yang lebih penting melakukannya secara efektif.

“Dalam perjalanan digitalisasinya, perusahaan, baik yang bersifat industri maupun komersial, akan menghadapi beberapa tantangan yang hanya dapat diatasi melalui integrasi yang efektif antara teknologi operasional (OT) dan teknologi informasi (IT),” tambahnya.

Baca Juga: Oracle: Pasca Pandemi, Robot dan AI Lebih Dipercaya Kelola Keuangan

Tantangan 1#: Mengelola Ledakan Data

Menurut penelitian KPMG, pelaku bisnis akan menghabiskan $232 Miliar untuk investasi teknologi pada tahun 2025, dibandingkan pada tahun 2018 sebesar $12,4 Miliar.

Perusahaan yang berinvestasi pada teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intellgence/AI), pembelajaran mesin (Machine Learning/ML), dan otomatisasi proses robotik (Robotic Process Automation/RPA) akan mendapatkan pertumbuhan eksplosif selama beberapa tahun ke depan, di mana diperkirakan sekitar setengah dari perusahaan-perusahaan tersebut akan menggunakan teknologi ini dalam skala besar pada tahun 2025.

Dengan pertumbuhan dan adopsi teknologi yang lebih besar, akan terjadi yang disebut ledakan data. IDC memperkirakan akan ada 80 miliar perangkat yang terhubung pada tahun 2025, yang akan menghasilkan 180 triliun gigabyte data baru pada tahun itu saja.

Semua mesin yang menghasilkan jutaan data harus dikumpulkan, digabungkan, dan dianalisa secara real-time sehingga perusahaan dapat memperoleh wawasan dari data tersebut.