Find Us On Social Media :

Strategi Penilaian Startup Jadi Kunci Modal Ventura Siap Berinvestasi

By Rafki Fachrizal, Kamis, 18 Februari 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi Startup

Pesatnya pertumbuhan startup di Indonesia menjadi kesempatan bagi Perusahaan Modal Ventura (PMV) untuk mengeksplor peluang investasi.

Jika dilihat dari perspektif startup, pertumbuhan ini seakan meningkatkan daya saing dalam berburu pendanaan dari investor.

Di sisi lain, pandemi saat ini turut menjadi pembelajaran sekaligus filter bagi investor dalam mengamati ketangguhan bisnis di market.

Strategi dan teknik penilaian yang cermat kemudian menjadi kunci investor dalam memilih tujuan investasi.

Andreas Surya selaku Wakil Sekjen AMVESINDO berpendapat bahwa setiap startup memiliki potensi risiko dan reward masing-masing.

“Tidak semua bisnis yang tergolong investable pasti menjadi tujuan investasi PMV. Investor cenderung sudah punya target yang spesifik, dan kini semakin mencari inovasi yang mampu berdampak bahkan merubah selera dan perilaku masyarakat,” kata Andreas dalam program AMVESINDO Institute 2 ‘Strategi dan Teknik Menilai Kelayakan Startup’ yang digelar beberapa waktu lalu.

Lebih lanjut menurut Andreas, PMV umumnya sudah memiliki mindset dalam mencari startup. Yaitu, bisnis model harus scalable, di mana startup dapat meningkatkan cakupan bisnis dengan baik tanpa disertai peningkatan biaya yang tinggi, kemudian repeatable, bisnis tidak hanya berjalan dalam satu siklus tertentu, dan terakhir hyper-growth yaitu mampu menunjukkan pertumbuhan yang super cepat.

Apsek Penilaian Kelayakan Startup Lewat 4P: Pendiri, Pasar, Produk, dan Performa

Bermula dari mindset tersebut, investor kemudian merumuskan aspek penilaian dan uji kelayakan terhadap startup dengan komprehensif.

Pertama, menilai pendiri dan kapabilitas dan passion mereka dalam menjalankan startup-nya. Biasanya PMV akan melakukan background check dari founders terkait kinerja dan pengalaman mereka.

Aspek ini sangat krusial dalam menilai startup tahap awal, karena pendiri menjadi risiko sekaligus faktor pendukung terbesar bagi suksesnya startup meluncur ke depannya.

“Karena tahap ini sangat subjektif, setidaknya ada tiga tahapan riset yang bisa dilakukan investor untuk aspek ini, pertama, lakukan studi internal seperti desk study tentang lanskap industri dan market untuk mengukur apakah founders mampu bersaing di battlefield ini. Lalu, perbanyak interaksi langsung dengan founders, klarifikasi dari informasi yang kita terima, lihat produknya, lihat customer journey-nya, prosedur internalnya, lalu terakhir, sempatkan untuk reference check ke rekan bisnis, investor terdahulu, dan karyawan sebelumnya dari founders tersebut. Selalu ada celah untuk ditelusuri,” terang Andreas.

Kedua adalah menilai pasar atau market sizing, apakah potensi pasarnya besar, mampu berkembang, serta timing pasar yang tepat.