Find Us On Social Media :

Digitalisasi Jadi Nafas Baru Perusahaan di 2021, Berikut Peluang dan Tantangannya

By Fathia Yasmine, Rabu, 24 Februari 2021 | 17:22 WIB

Berbagai transaksi kini lebih mudah dilakukan lewat digitalisasi

Pandemi Covid-19 memberi tantangan sekaligus peluang bagi dunia usaha. Sepanjang 2020, sektor ekonomi menjadi yang paling terdampak.

Pada kuartal III-2020, pertumbuhan ekonomi Tanah Air terkontraksi hingga minus 3,49 persen. Indonesia pun masuk ke tubir resesi. Kondisi ini menciptakan ketidak pastian sekaligus perlambatan di ranah bisnis. Namun, di sisi lain peluang baru muncul dari semakin masifnya digitalisasi.

Mengutip dari situs kominfo.go.id, Rabu (25/11/2020), Pelaksana Tugas (Plt) Sekretaris Jenderal Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan pada masa pandemi Covid-19 masyarakat semakin cerdas memanfaatkan platform digital. Ia mengatakan, dinamika teknologi di ruang digital pun kian berkembang.

 “Indonesia saat ini sedang bertransformasi secara masif. Pandemi Covid-19 tidak hanya mengubah peta perekonomian, tetapi juga kehidupan berbangsa dan bernegara, Situasi baru di Indonesia dan dunia yang terjadi saat ini adalah bentuk baru kehidupan masyarakat secara fundamental dan menjadi satu pola hidup yang berbeda dan berubah dari biasanya,” tuturnya.

Baca Juga: Dorong Pengembangan Layanan Pesan 5G, ZTE Siapkan Langkah Ini 

Pandemi membuat masyarakat semakin terbuka terhadap teknologi. Pasalnya, aktivitas yang biasanya dilakukan secara tatap muka harus dilakukan secara daring dengan bantuan teknologi digital.

Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada 2 sampai 25 Juni 2020, diketahui bahwa jumlah pengguna Internet di Indonesia mencapai 196,7 juta jiwa di kuartal II 2020. Padahal, pada 2018 lalu, jumlah pengguna internet di Indonesia hanya sebesar 171,2 juta jiwa.

Artinya, terdapat kenaikan pengguna hingga 73,7 persen jika dibandingkan 2018 lalu yang hanya sebesar 64,8 persen. Maraknya kehadiran startup dan financial technology (fintech) yang membantu keseharian selama pandemi menjadi salah satu faktor pendorongnya.

Mengutip dari pemberitaan Kompas.com, Kamis (27/2/2020), Presiden Joko Widodo sempat menyampaikan bahwa nilai ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di ASEAN dengan pertumbuhan yang paling cepat.

Baca Juga: ASUS ZenBook Flip S (UX371), Laptop Terbaik untuk Insan Kreatif

Pada 2015 ia memprediksi kenaikan nilai ekonomi digital sebesar 8 milliar dollar Amerika Serikat (AS). Dalam kurun waktu empat tahun, tepatnya 2019, nilainya sudah meroket menjadi 40 miliar dollar AS.

"Saat ini Indonesia merupakan negara dengan nilai ekonomi digital terbesar di Asia Tenggara, dengan pertumbuhan yang paling cepat. Di tahun 2025, kita akan memiliki 133 miliar dollar AS, silakan kalikan sendiri berapa triliun rupiah," kata Jokowi.

Masifnya digitalisasi dapat ditangkap oleh perusahaan-perusahaan sebagai peluang untuk bertahan dan berkembang. Perusahaan dapat mengembangkan potensi bisnis ke ranah digital sebab sebagian besar konsumen saat ini sudah berada di sana.

Tantangan pengembangan bisnis digital

Meski begitu, mengembangkan potensi bisnis ke ranah digital dan ikut serta dalam perputaran ekonomi digital tidak serta merta bisa dilakukan begitu saja. Berbagai tantangan harus dilalui perusahaan, terutama yang masih konvensional.

Baca Juga: OPPO Gandeng Tiga Mitra Baru untuk Adopsi Teknologi VOOC Flash Charge

Dikutip publikasi Microsoft Indonesia berjudul “Transformasi Digital dalam Industri Manufaktur: Peluang dan Tantangan”, setidaknya ada tiga hal yang perlu perusahaan lakukan. Hal pertama yaitu meningkatkan efisiensi dan pengurangan biaya.

Kedua, menciptakan inovasi-inovasi baru dan mengembangkan sumber pendapatan baru, di mana pada tahapan ini diperlukan data dari berbagai sumber utama untuk otomatisasi, optimasi, sampai perubahan model bisnis yang sejalan.

Terakhir, diperlukan juga transformasi teknologi yang sesuai dengan keperluan perusahaan. Perusahaan dapat memanfaatkan perangkat Internet of Things (IoT), artificial intelligence (AI), komputasi kinerja tinggi (HPC), cloud, hybrid, hingga big data.

Strategi, teknologi yang wajib diadopsi, hingga skill yang perlu dimiliki untuk melancarkan transformasi digital di kuartal kedua 2021 tersebut akan dibahas dalam Microsoft DevCOn 2021: Accelerating Indonesia’s Digital Economy.

Baca Juga: OPPO Bawa Teknologi Fast Charging ke Dunia Otomotif dan Perangkat Baru

Konferensi akan digelar secara daring melalui aplikasi Microsoft Teams pada 25 Februari 2021, pukul 10.00-14.30 WIB. 

Berbagai pembicara dan spesialis TI juga akan memberikan strategi hingga tips memaksimalkan potensi bisnis melalui teknologi AI hingga cara membuat platform hybrid dengan bantuan tools dan bahasa pemrograman milik sendiri.

Untuk informasi lebih lanjut dan pendaftaran diri, Anda dapat langsung mengunjungi laman pendaftaran melalui tautan Microsoft DevCon 2021.