Hasil riset terbaru Neurosensum yang mengukur penggunaan e-wallet (dompet digital) sebagai medium transaksi digital, menunjukkan bahwa ShopeePay menjadi e-wallet dengan pengguna paling banyak di kalangan para peserta yang disurvei.
Riset ini melibatkan 1.000 responden pengguna aktif e-commerce berusia produktif (19-45 tahun) secara serentak di 8 kota besar di Indonesia, yaitu kawasan Jabodetabek, kota-kota besar di pulau Jawa, serta kota besar lainnya di Indonesia, selama 3 bulan terakhir (November 2020 – Januari 2021).
Dari hasil riset ini, tercatat bahwa ShopeePay mendapatkan penetrasi pasar tertinggi (68%), diikuti oleh OVO (62%), DANA (54%), GoPay (53%), dan LinkAja (23%).
Salah satunya didapatkan melalui jajaran promosi terbanyak yang ditawarkan oleh ShopeePay menurut responden (42%), OVO (25%), GoPay (16%), DANA (13%), LinkAja (4%).
Sehingga lebih dari sepertiga responden (34%) pun menganggap bahwa ShopeePay adalah pemain e-wallet dengan pertumbuhan terpesat selama 3 bulan terakhir, diikuti oleh OVO (25%), DANA (20%), GoPay (17%), dan LinkAja (4%).
“Dinamika pasar e-wallet di Indonesia benar-benar menarik diketahui. Karena ada banyak sekali yang terjadi. Contohnya ShopeePay yang belum ada genap satu tahun hadir, tapi sudah mencuri perhatian pasar e-wallet,” ujar Tika Widyaningtyas, Research Manager Neurosensum Indonesia, dalam konferensi pers virtual yang digelar hari ini (2/3/2021).
Tika menjelaskan, bahwa riset e-wallet ini pun dilakukan tidak hanya mengukur pangsa pasar saja.
“Kami mencoba untuk mencari tahu dengan menghitung kualitas riset menggunakan metode Q&A guna mendapatkan Why, serta menarik kesimpulan lanskap e-wallet yang aktif di Indonesia selama 3 bulan terakhir,” terangnya.
Baca Juga: Qualcomm Kini Punya Halaman Toko Snapdragon Perdananya di Tokopedia
Lebih lanjut, peran pemasaran cerdas dan terpadu, kemudahan bertransaksi digital, dan akselerasi penggunaan e-wallet untuk pembayaran non-fisik, diketahui mendorong ShopeePay menduduki tahta juara dengan pangsa pasar jumlah transaksi tertinggi (29% dari total) diikuti oleh OVO (25% dari total), GoPay (21% dari total), DANA (20% dari total), dan LinkAja (6% dari total).
Hal ini pun diikuti dengan nilai transaksi tertinggi dari belanja offline dan online menggunakan ShopeePay (33%) yang mengalahkan OVO (24%), GoPay (19%), DANA (18%), LinkAja (6%).
Di sisi lain, secara frekuensi pun ShopeePay berhasil menjadi pilihan e-wallet dengan frekuensi transaksi tertinggi (14,4 kali per bulan).
Posisi brand lain terdiri dari OVO (13,5 kali per bulan), GoPay (13,1 kali per bulan), DANA (12,2 kali per bulan), dan LinkAja (8,2 kali per bulan).
ShopeePay terus mendulang prestasi dengan kinerja unggul dalam fase perkenalan e-wallet ini. Terlihat bahwa performa pemasaran membuahkan hasil.
26% dari total peserta mengaku menggunakan ShopeePay, mengungguli OVO (24%), DANA (21%), GoPay (20%), dan LinkAja (9%).
Kemudian 35% peserta mengaku bahwa ShopeePay merupakan bentuk e-wallet yang paling sering digunakan, disusul oleh OVO (27%), GoPay (20%), DANA (14%), serta LinkAja (5%).
“Hasil data riset tersebut bermanfaat untuk kemudian ditelaah dan dipelajari lebih lanjut demi menyempurnakan pengetahuan dalam mengambil langkah merencanakan strategi pemasaran dan bisnis di dalam peta industri yang lebih luas. Terutama ketika pengguna e-wallet sudah mengungguli perbankan, sehingga e-wallet bukanlah sesuatu yang asing lagi,” kata Mahesh Agarwal, Managing Director, Neurosensum Indonesia.
Baca Juga: Dapat Investasi dari East Ventures, Advotics Gunakan untuk Dua Hal Ini