Startup (perusahaan rintisan) e-commerce enabler asal Indonesia Jet Commerce, mengumumkan ekspansi terbarunya ke negara Malaysia.
Ekspansi tersebut menandai kali kelimanya startup ini melakukan ekspansi internasional setelah pada tahun-tahun sebelumnya berekspansi ke Thailand, Vietnam, Filipina, dan Tiongkok.
Oliver Yang selaku Founder dan CEO Jet Commerce menyampaikan bahwa Malaysia merupakan pasar yang penting bagi pertumbuhan bisnis Jet Commerce, mengingat industri e-commerce di sana tengah berkembang pesat sebagaimana perkembangan industri e-commerce di Indonesia dan di berbagai negara Asia Tenggara lainnya.
“Memiliki presence di Malaysia merupakan hal yang penting dalam upaya memperkuat jaringan internasional kami di Asia, agar dapat menjawab kebutuhan para mitra kami yang ingin melakukan ekspansi ke pasar-pasar e-commerce internasional, termasuk ke Malaysia,” ujar Oliver.
Baca Juga: Chevron Manfaatkan Solusi Digital untuk Tekan Penyebaran COVID-19
Strategi Ekspansi Jet Commerce
Sebagai salah satu negara dengan tingkat penetrasi internet tertinggi di Asia Tenggara, yakni 82.3%, laju pertumbuhan majemuk tahunan (Compound Annual Growth Rate) industri e-commerce Malaysia dinilai cukup menjanjikan dengan peningkatan yang diprediksi mencapai 17% dari 2020 hingga 2023, menurut laporan terbaru dari perusahaan finansial global ternama JP Morgan.
Pasca pandemi, pihak pemerintah setempat bahkan dikabarkan akan memprioritaskan perkembangan industri ini sebagai bagian dari rencana pemulihan ekonomi nasional, dengan menggelontorkan investasi sebesar US$33 juta.
Kondisi ini dinilai akan menarik berbagai brand global untuk masuk dan turut menggarap pasar e-commerce di Malaysia.
Namun, menurut Oliver, untuk brand dapat memenangkan pasar e-commerce tidak cukup dengan hanya membangun presence melalui pembukaan Official Store di marketplace.
Banyak hal yang harus brand investasikan dengan serius dan persiapkan dengan matang, mulai dari strategi, marketing, hingga operasional, yang tentunya harus mengacu pada data kondisi pasar e-commerce di negara tersebut.
“Agar investasi yang telah dilakukan brand dalam mengutilisasi e-commerce sebagai kanal penjualannya dapat maksimal, juga dibutuhkan talenta spesialis kompeten yang tidak mudah didapatkan. Untuk itu dalam setiap ekspansi internasional yang kami lakukan, kami pastikan untuk membangun sumber dayanya terlebih dahulu,” jelas Oliver.
“Dalam hal ini, kami memanfaatkan talenta lokal di setiap negara di mana kami hadir, karena selain agar memudahkan komunikasi dengan mitra kami di berbagai negara yang mayoritas merupakan penduduk lokal, kami menilai talenta lokal lebih memahami kebutuhan pasar lokal dan juga menguasai budaya lokal, termasuk bagaimana pola berbelanja online konsumen di sana,” sambung Oliver.
Memanfaatkan Talenta Lokal
Dijelaskan Oliver, memanfaatkan talenta lokal telah menjadi strategi Jet Commerce sejak melakukan ekspansi pertamanya ke Thailand dan Vietnam pada tahun sebelumnya.
"Hal ini selain dapat membantu Jet Commerce dalam melokalisasi strategi e-commerce untuk para mitranya, juga bertujuan untuk turut memupuk talent pool di Asia Tenggara yang memiliki spesialisasi di industri e-commerce, yang diharapkan kelak dapat berkontribusi dalam membangun masa depan industri e-commerce Asia Tenggara yang lebih baik," papar Oliver.
Sementara itu, Peggy selaku CEO Jet Commerce Malaysia mengatakan bahwa memahami preferensi dan kebiasaan konsumen lokal menjadi tantangan terbesar bagi brand dalam rangka memenangkan pasar e-commerce Malaysia.
Pasalnya, Malaysia merupakan negara yang memiliki ras dan budaya yang sangat beragam.
“Jet Commerce Malaysia memiliki keunggulan dengan mempekerjakan lebih dari 90% talenta lokal yang juga berasal dari generasi muda, kelompok konsumen yang paling potensial di masa depan," ucap Peggy
Dengan pengetahuan terhadap kebutuhan pasar lokal, dan pemahaman atas budaya lokal, talenta lokal memiliki kemampuan untuk menavigasi masalah yang berpotensi timbul. Mereka juga memainkan peranan penting dalam membantu menentukan strategi yang tepat dan sesuai target,” tambah Peggy.
Baca Juga: Tips Bagi Pelaku Industri Waralaba dalam Bertansformasi saat Pandemi