AppsFlyer baru-baru ini merilis Laporan Indeks Kinerja (Performance Index) edisi ke-12 mereka yang menetapkan peringkat sejumlah media source (sumber media) dalam mobile advertising (periklanan mobile).
Dalam laporan tersebut, jaringan iklan milik raksasa internet Google dan Facebook masih mendominasi di kawasan SEA (Asia Tenggara) dengan keunggulan yang berbeda.
Laporan Indeks Kinerja AppsFlyer itu menganalisis 42 jaringan media dan hampir 6,4 miliar penginstalan dari 8.331 aplikasi di seluruh Asia Pasifik.
Google Ads menempati peringkat pertama dalam hal retensi di Asia Tenggara, sementara Facebook Ads dinilai bekerja lebih baik dalam hal memberi user berkualitas tinggi dari kampanye remarketing di seluruh APAC (Asia Pasifik).
Beverly Chen selaku Marketing Director AppsFlyer APAC mengatakan bahwa tahun 2021 akan menjadi sangat berbeda dari tahun-tahun sebelumnya bagi para marketer (pemasar) karena end user mulai mengaktifkan fitur Limited Ad Tracking (LAT) serta meningkatnya sorotan tajam terhadap privasi pengguna seiring perubahan kebijakan privasi di perangkat Apple.
“Jaringan yang bergantung kepada iOS dan advertiser yang menggunakannya harus mulai memikirkan solusi aktif untuk membatasi dampaknya sekarang. Dalam iklim transformasi digital yang meningkat saat ini dan lebih banyak masyarakat beralih ke perangkat mereka, Indeks Kinerja edisi ke-12 AppsFlyer membantu marketer memaksimalkan media source mana yang dijadikan mitra untuk mencapai hasil terbaik,” jelas Beverly.
Di saat framework App Tracking Transparency milik Apple baru akan diberlakukan pada musim semi (sekitar pertengahan Maret), Indeks Kinerja AppsFlyer memperlihatkan perubahan tersebut telah menyebabkan perubahan secara global.
Pangsa penginstalan non-organik (NOI) di iOS menurun sebesar 17% pada paruh kedua 2020 di Asia Tenggara (dibandingkan dengan paruh pertama tahun itu), sedangkan NOI di Android mengalami dampak sebaliknya – meningkat 9% dalam periode yang sama.
Hal ini khususnya relevan di Asia Tenggara, di mana data AppsFlyer dari semester kedua (H2) 2020 memperlihatkan bahwa para pengguna Android berkontribusi sebesar 84% dalam penginstalan organik, dibandingkan hanya 13% untuk iOS.
Lonjakan sebesar 30% dalam biaya per penginstalan (cost per install/CPI) di iOS pada semester kedua 2020 merupakan faktor kunci di balik penurunan signifikan tersebut (biaya Android meningkat hanya 10%).
Sebagai hasilnya, para marketer aplikasi mobile menghasilkan penginstalan yang lebih sedikit untuk bujet yang sama.
Baca Juga: Implementasi ERP Lintas Sektor Percepat Upaya Transformasi Digital
Peningkatan biaya media bagi pengguna iOS didorong oleh dua elemen utama, yaitu peningkatan permintaan karena transformasi digital yang semakin cepat yang disebabkan oleh COVID-19, dan penurunan pasokan karena lonjakan 40% dalam pangsa pengguna yang mengaktifkan Limited Ad Tracking (LAT).