Find Us On Social Media :

The Trade Desk: Tunda Mudik, Masyarakat Alokasikan Dana untuk Ini

By Liana Threestayanti, Jumat, 2 April 2021 | 21:10 WIB

Ilustrasi Nonton streaming

Hampir satu dar dua orang Indonesia berencana untuk tidak mudik. Apa peluang yang bisa ditangkap dari fakta yang diungkap oleh The Trade Desk (TTD) tersebut? 

Sebuah riset terbaru yang dilakukan oleh perusahaan teknologi periklanan global, TTD memperlihatkan adanya rencana-rencana seputar alokasi ulang dana mudik.. 

Sebanyak 63 persen dari responden yang biasanya berbelanja selama Ramadan, mengatakan bahwa mereka akan melakukan lebih banyak belanja Ramadan secara online tahun ini dibandingkan tahun lalu. Angka tersebut naik hingga 68 persen untuk millennial, kelompok usia yang sangat diidamkan bagi kalangan pengiklan.

Selain itu, responden juga berencana meningkatkan jumlah makanan pesan antar yang dipesan secara online untuk menyesuaikan suasana Ramadan di era COVID-19. Di antara pengguna aplikasi pesan-antar makanan, hampir 6 dari 10 responden mengatakan akan lebih sering menggunakan aplikasi pesan-antar makanan tahun ini dibandingkan dengan tahun lalu. Tren ini sangat menonjol di antara keluarga yang memiliki anak-anak karena mereka tidak dapat pergi keluar sebanyak yang biasanya dilakukan selama buka puasa.

Pemanfaatan E-wallet Meningkat

Riset juga memperlihatkan bahwa e-wallet telah memiliki daya tarik di Indonesia. Satu dari 3 masyarakat Indonesia telah menggunakan e-wallet untuk membayar pengeluaran harian. 

Untuk itu, TTD menyarankan pengiklan memikirkan kembali bagaimana memperoleh data mengenai pesan-antar makanan, tren belanja bahan makanan dan produk, serta pembelian di toko dengan e-wallet. Menurut TTD, meningkatnya penggunaan e-wallet menawarkan peluang kepada pengiklan untuk memahami bagaimana iklan digital dikonversi menjadi penjualan. 

Melalui kemitraan The Trade Desk dengan Gojek, pengiklan yang memanfaatkan aplikasi Gojek kini  dapat memperoleh insights atas dampak iklan online mereka dan bagaimana mengaitkannya dengan transaksi pembelian yang terjadi, baik secara online maupun offline.

Florencia Eka, Country Manager The Trade Desk, Indonesia, menilai pergeseran selama Ramadan sebagai peluang bagi pengiklan untuk mempertajam strategi medianya. 

“Saat masyarakat Indonesia menghabiskan Ramadan dan Idul Fitri di rumah, mereka juga memilih untuk menghabiskan lebih banyak waktu dan uang secara online. Hal tersebut menciptakan peluang yang lebih berarti bagi mereka untuk menjangkau dan melibatkan konsumen saat mereka berbelanja, makan, dan membayar kebutuhan sehari-hari menggunakan kanal digital," ujarnya.

Konsumsi Konten di Platform OTT

Terkait konsumsi media, riset The Trade Desk memperlihatkan bahwa streaming video online juga akan meningkat selama Ramadan 2021

Satu dari dua masyarakat Indonesia yang disurvei menyatakan akan menghabiskan waktu luang Ramadan dengan menonton film dan serial TV (48 persen), sementara jumlah yang hampir setara berencana untuk streaming musik online (42 persen). Dengan kehadiran 40 juta konsumen Indonesia pada platform OTT yang didukung iklan, pengiklan dapat memanfaatkan saluran baru ini agar senantiasa menjadi top-of-mind.

"Pergeseran perilaku konsumen saat Ramadan dengan meningkatnya belanja online dan pesan-antar makanan, serta konsumsi tayangan OTT, menunjukkan tren lebih besar yang telah kami amati meningkat selama pandemi, dan kami tidak melihat ini berbalik," kata Eka

Menurutnya, dengan semakin banyak orang Indonesia yang terus beralih ke saluran digital baru seperti E-wallet dan streaming video OTT, lebih banyak pengiklan akan mengikuti ke mana konsumen membawanya. 

"Saluran digital ini menawarkan kemampuan bagi pemasar modern untuk melampaui metrics digital tradisional dan sebagai gantinya, membuktikan ROI dari pengeluaran iklan mereka dengan hasil bisnis nyata dengan menerapkan data presisi yang lebih tinggi dan melalui kemampuan pengukuran yang lebih baik,” pungkas Florencia Eka.