Find Us On Social Media :

APN Bantu Perusahaan TI Majukan Bisnis di Era Transformasi Digital

By Rafki Fachrizal, Jumat, 16 April 2021 | 19:45 WIB

Ilustrasi AWS (Amazon Web Services)

Lalu yang kedua adalah technology partner, yaitu perusahaan yang mengembangkan produk dan solusi yang dilindungi oleh hak cipta serta dibangun di atas infrastruktur AWS.

Contohnya pengembang software, penyedia SaaS, Operating System (OS), database, serta hardware baru-baru ini seperti IoT.

Beberapa contoh technology partner yang ternama seperti Salesforce, Cisco, Siemens, dan startup Jojonomic di Indonesia.

Lebih lanjut, di Indonesia sendiri ICS (Innovation Cloud Services) merupakan salah satu perusahaan yang bergabung dalam kategori consulting partner dalam APN.

Menurut Budhi Wibawa, CEO, ICS Compute, salah satu keuntungan terbesar perusahaannya bergabung dengan APN adalah Well-Architected Framework yang disediakan oleh tim AWS.

Dengan adanya Well-Architected Framework, perusahaan dapat mengembangkan solusi dengan kerangka kerja yang terbukti untuk memangkas waktu serta biaya, meningkatkan kualitas solusi, dan tentunya membuat kepuasan terhadap pelanggan.

“Hal ini tentunya mendukung berbagai skala usaha dari UMKM hingga korporasi agar dapat memanfaatkan solusi-solusi yang lebih canggih sehingga mereka pun bebas untuk berinovasi, terutama bagi UMKM yang sangat mengandalkan time-to-market yang lebih singkat dan biaya yang lebih rendah untuk dapat masuk ke pasar,” terang Budhi.

Budhi juga mengatakan bahwa bergabungnya ICS Compute ke dalam APN telah menyediakan hasil bisnis yang terukur dan riil.

Kini, perusahaan telah melayani lebih dari 150 pelanggan dan telah menangani lebih dari 100 proyek yang rumit, termasuk lebih dari 50 migrasi beban kerja.

“Pemasukan ICS Compute terus mengalami pertumbuhan konsisten hingga dua setengah kali lipat dari tahun ke tahun (YoY) dan bahkan mencapai angka tiga kali lipat dalam periode 2019-2020,” ujar Budhi.

Selain itu, penjualan pun diklaimnya telah meningkat sebanyak 19 kali lipat sejak perusahaan pertama kali didirikan.

“Pada akhirnya, kami ingin membantu setiap partner kami agar mereka dapat bertumbuh. Walaupun kami memiliki tim lokal yang berkantor di Indonesia, kami butuh dukungan para partner kami untuk bekerja bahu-membahu dengan pelanggan kami. Kami melihat partner sebagai perpanjangan tangan AWS yang dapat menyediakan solusi yang paling cocok dengan kebutuhan pelanggan,” pungkas Stanley.

Baca Juga: Riset: 87% Anak di Indonesia Sudah Bermedia Sosial Sebelum 13 Tahun