Find Us On Social Media :

Perusahaan DEA Kembangkan Bisnis Blockchain Entertainment di Indonesia

By Rafki Fachrizal, Selasa, 20 April 2021 | 17:30 WIB

Ilustrasi Blockchain

Perusahaan blockchain entertainment Digital Entertainment Asset Pte Ltd (DEA), mengumumkan pembentukan aliansi modal dan bisnis secara terpisah dengan dua perusahaan besar di Jepang untuk mengembangkan konten hiburan blockchain dan memperluas bisnis blockchain game miliknya di kawasan Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

DEA yang didirikan pada Agustus 2018 oleh Naohito Yoshida dan Shigeru Shiina, merupakan perusahaan game digital, keuangan, dan hiburan, yang membangun dan mengoperasikan beberapa game browser, seperti “JobTribes” dan “Puzzle x JobTribes”.

Pengguna dapat memainkan game tersebut sembari menghasilkan uang berupa mata uang kripto DEAPcoin (DEP) terbitan perusahaan, yang kemudian dapat digunakan untuk membeli Non-Fungible Token (NFT) atau aset digital buatan tim Jepang dan artis internasional yang diperjualbelikan di marketplace mereka. Aset tersebut dapat dikoleksi untuk maju ke level berikutnya dalam game.

DEA menerima pembiayaan dari JA Mitsui Leasing, perusahaan pembiayaan modal dari Jepang yang menyediakan leasing, penjualan angsuran, pembiayaan, dan pinjaman untuk bisnis di berbagai industri baik di Jepang maupun di luar negeri.

Dengan kerja sama tersebut, JA Mitsui akan mendukung rencana DEA untuk mengembangkan proyek revitalisasi regional yang berfokus pada NFT, teknologi blockchain, dan bisnis hiburan, di Jepang dan di kawasan Asia Tenggara.

Kedua perusahaan juga berencana untuk memulai bisnis hiburan yang menargetkan pengguna di wilayah tersebut dan pada gilirannya, mempromosikan penawaran DEA di bidang NFT, game, dan hiburan.

Selain itu, perusahaan juga bermitra dengan agensi konten kreatif Creek & River Co., Ltd., salah satu perusahaan tertua di bisnis 'creator agency’ di Jepang yang berfokus pada pengembangan video, konten game, konten situs web, periklanan, dan penerbitan.

Creek & River terdaftar di Bursa Efek Tokyo dan mengelola lebih dari 80.000 kreator konten dan artis di Jepang, Korea Selatan, Cina, dan AS, dengan jaringan lebih dari 1.000 rumah produksi.

Baca Juga: Kekurangan SDM bidang IT, RI Butuh 600 Ribu Talenta Digital Setahun

Lebih lanjut, Creek & River juga merupakan agensi kreatif yang mengelola artis virtual reality seperti Aimi Sekiguchi, yang memiliki karya seni “Alternate Dimension” yang dijual dengan harga mengesankan sebesar 13 juta yen atau senilai lebih dari Rp1,7 miliar, di layanan lelang NFT oleh OpenSea pada 25 Maret lalu.

DEA dan Creek & River akan bekerja sama untuk melibatkan seniman global dan kreator konten ke platform game PlayMining milik DEA, dengan tujuan utama pada pembuatan konten NFT dan blockchain.

Kedua perusahaan juga akan fokus pada peningkatan status ekonomi artis dan kreator konten lainnya, melalui perlindungan hak cipta atas karya mereka menggunakan smart contract dan teknologi blockchain.

Mekanisme ini akan memastikan sistem yang adil dan komprehensif di mana artis yang berkontribusi pada PlayMining akan menerima insentif yang sesuai dengan pekerjaan mereka.

Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan game blockchain baru dan aset seni digital NFT yang dapat digunakan dalam game online DEA yang sudah ada dan yang baru akan dirilis.

Naohito Yoshida, Co-CEO DEA, berkata, “Kami senang dapat membentuk kerja sama dengan JA Mitsui Leasing dan Creek & River yang memanfaatkan kekuatan dan keahlian semua pihak. Kemitraan dengan JA Mitsui Leasing sangat strategis dalam membantu kami memperluas NFT, teknologi blockchain, dan bisnis hiburan di Asia Tenggara, serta terus menawarkan konten yang menarik dan inovatif kepada basis pengguna kami.

“Sejalan dengan Creek & River, perusahaan memiliki filosofi yang sama dalam mendukung seniman besar yang telah mapan, maupun seniman pendatang baru yang sedang berkembang, untuk menciptakan konten yang kreatif dan penuh insight. Kami bekerja sama untuk mendorong perkembangan bisnis secara cepat dan efektif, melalui pemanfaatan teknologi terbaru seperti NFT dan blockchain,” tambah Yoshida.

Ia juga mengungkapkan bahwa DEA memiliki rencana untuk terus memperluas operasi bisnisnya di Asia Tenggara dan memperoleh satu juta pengguna pada akhir April 2021.

Saat ini, DEA memiliki lebih dari 800.000 pengguna terdaftar di platformnya dan berencana untuk mendapatkan lebih dari 100 juta pengguna dalam tiga hingga lima tahun ke depan.

DEA juga akan terus mengembangkan dan meluncurkan game baru yang menarik dengan para partner aliansinya.

Indonesia menjadi salah satu pasar terpenting bagi DEA untuk mengembangkan bisnisnya, sebab memiliki pangsa pasar cukup besar untuk smartphone game yang nilainya mencapai 30 miliar yen atau setara Rp4,02 triliun, dan masih akan terus tumbuh. Selain itu, hampir 65% pengguna platform DEA berasal dari Indonesia.

Ke depan, perusahaan berencana untuk berkolaborasi dengan artis dan selebriti Indonesia untuk membangun dan menyediakan NFT, serta mengembangkan game melalui kemitraan dengan perusahaan lokal agar memenuhi karakteristik yang digemari pasar di Indonesia.

Baca Juga: Mahasiswa Universitas Paramadina Kini Bisa Bayar Kuliah Lewat Danacita