Find Us On Social Media :

Demokratisasi Data: Manfaatnya dan Apa Saja yang Menghambatnya

By Cakrawala, Senin, 26 April 2021 | 17:30 WIB

Ilustrasi pemanfaatan data.

Penulis: Sailakshmi Baskaran (Product Consultant, ManageEngine)

 

Data adalah fokus utama bagi perusahaan-perusahaan saat ini. Kemampuan perusahaan untuk bisa bertahan, apalagi untuk bisa terus bergerak maju, bergantung pada kemampuannya dalam mengelola dan memanfaatkan data dengan baik. Tentunya, hal ini bukanlah tugas yang mudah mengingat kompleksitas dari data 3V (volume, velocity, and variety) — volume, kecepatan, dan variasi. Menurut artikel dari IBM baru-baru ini, perusahaan bisa menghasilkan 2.500.000.000.000.000.000 byte data setiap hari atau 2,5 miliar GB data! Sebagai gambaran banyaknya, Anda membutuhkan 2,5 juta hard drive berkapasitas 1TB untuk mampu menyimpan seluruh data tersebut.

Secara tradisional, perusahaan mengandalkan para analis data untuk mengakses dan memproses data dalam volume besar. Namun, proses ini memakan waktu yang lama dan kemudian sering kali mengharuskan pemimpin perusahaan untuk membuat keputusan dari data lama. Kebutuhan saat ini adalah demokratisasi data, sebuah proses yang memungkinkan setiap orang dalam perusahaan mengakses data untuk pengambilan keputusan. Dengan mendemokratisasi data, perusahaan dapat menjembatani besarnya kesenjangan antara analis data dan pembuat keputusan.

Ambil contoh Amazon, perusahaan ritel daring raksasa ini menerapkan strategi cerdas penetapan harga yang menggulung beberapa pesaingnya. Amazon menjual banyak produk dengan harga termurah dan menawarkan diskon yang besar. Amazon dikenal sebagai perusahaan yang mengubah harga produknya lebih dari 2,5 juta kali sehari, berbeda dengan Walmart atau Best Buy yang mengubah harga produknya hanya sekitar 50.000 kali sebulan. Hal ini hanya akan mungkin terjadi jika perusahaan-perusahaan ritel tersebut mendemokratisasi data dan mendesentralisasi pengambilan keputusan kepada orang-orang yang bekerja di wilayah dan departemen yang berbeda.

Hambatan untuk Demokratisasi Data

Terlepas dari banyaknya manfaat demokratisasi data, perusahaan tetap terus berjuang untuk menciptakan budaya kerja yang bebas dan didorong oleh data karena satu atau beberapa alasan berikut ini.

1. Kebiasaan Pengelolaan Data yang Kuno

Kebiasaan perusahaan merupakan penghalang terbesar untuk demokratisasi data. Beberapa perusahaan lebih memilih mengandalkan tim analis data terpusat yang membuat laporan untuk tim fungsional. Struktur ini dapat menyebabkan keterlambatan dalam pengambilan keputusan karena tim fungsional sering kali harus menunggu analis mengolah data. Meskipun hal ini dapat diterima untuk masalah yang kompleks, tetapi penundaan akan perubahan tersebut dapat dihindari untuk masalah yang tidak terlalu rumit jika data didemokratisasi dan didesentralisasi.

Demokratisasi data memudahkan data untuk dapat digunakan oleh tim fungsional serta memperkuat dan membantu mereka untuk membuat keputusan dari hari ke hari. Perusahaan masih dapat mengandalkan para analis data untuk pelaporan dan analisis yang kompleks, tetapi demokratisasi data memungkinkan tim fungsional membuat keputusan yang lebih baik dan memiliki kendali lebih besar atas operasional perusahaan.