Find Us On Social Media :

Lima Kasus Cybersecurity Paling Menggemparkan di Dunia dan ASEAN

By Liana Threestayanti, Jumat, 30 April 2021 | 22:50 WIB

Ilustrasi Cybersecurity

5.Yahoo (2012-2014)

Serangan menghebohkan lainnya menimpa Yahoo. Sekitar data dari 500 juta user dicuri. Data ini meliputi password dan informasi pribadi, tapi tidak melibatkan data kartu kredit. Peretasan perusahaan teknologi ternama yang tak kalah menghebohkan skalanya, seperti MySpace (359 juta), LinkedIn (164 juta), dan Adobe (152 juta).

Serangan di ASEAN

Sementara Asia Tenggara sendiri termasuk kawasan yang menjadi target empuk para penjahat maya mengingat maraknya digitalisasi di kawasan ini. 

Laporan yang dikeluarkan oleh IBM Security menyebutkan bahwa rata-rata biaya yang harus dikeluarkan oleh organisasi di ASEAN untuk pencurian data mencapai US$2,62 juta dan rata-rata jumlah data dalam tiap serangan data breach  22.500 record. Angka tersebut masih lebih baik daripada rata-rats global yang mencapai US$3,92 juta dan 25.575 record.

Beberapa insiden keamanan siber yang menghebohkan pernah terjadi di kawasan ini. Di antaranya, infeksi Ransomware terhadap data dari 120.000 individu (98 ribu di antaranya adalah anggota Singapore Armed Forces).

Singapura juga pernah mengalami peretasan terhadap data 142.000 pasien HIV. Sebelumnya, sebuah insiden data breach juga berdampak 1,5 juta pasien rawat jalan klinik SingHealth.

Di Filipina, lebih dari 80.000 record, termasuk data pribadi user, terekspos setelah peretas melakukan infiltrasi di situs web Wendy's. Data yang berhasil diakses peretas adalah data pelanggan dan pelamar kerja yang meliputi nama, alamat, password, metode pembayaran dan transaksi.